Matahari terbenam, memeluk kegelapan. Tepian laut berbisik dengan kencang. Angin malam yang hangat sangat menusuk hingga ke tulang.
Zoya dan Arga dijebak seseorang sehingga mereka harus dinikahkan paksa oleh warga desa. Karena pernikahan itu, Zoya dibenci keluarganya. Suaminya yang masih berstatus pelajar pun sangat membencinya.
Bagaimana kisah Zoya di masa remajanya yang harus nikah muda?
Ikuti ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 Musibah
Talia membuka matanya. Talia berada di dalam ruangan rumah sakit. Di sampingnya Alan dengan sabar menunggu. Dani juga berada di sana.
"Ada yang sakit?" Alan memberikan perhatiannya.
"Tidak, aku sudah baikan," Talia bangun dan perlahan turun dari tempat tidur pasien.
Seorang perawat datang untuk mencek kembali kondisi Talita. Dia menempelkan stetoskop ke dada Talia. Talia dalam keadaan sehat. Perawat meminta keluarga pasien ke bagian administrasi. Talia diperbolehkan pulang.
Alan ke bagian administrasi untuk Talia. Alan meminta Talia ikut pulang bersamanya. Tapi Talia menolak dengan alasan keluarga Alan akan marah dan mengusirnya. Talia takut mereka akan melakukan sesuatu kepada Arga.
Alan meyakinkan Talia semua itu tidak akan pernah terjadi. Alan akan melindungi keluarganya. Sudah cukup Alan menahan rindu berpisah dengan istrinya. Alan masih setia. Sampai sekarang Alan tidak berumah tangga dengan orang lain.
Talia berniat pergi meninggalkan Alan. Dani memberi isyarat kepada Alan agar kali ini tidak melepaskan Talia. Alan mengambil ponselnya dan melakukan video call.
Arga dan Zoya terbangun mendengar suara panggilan telepon. Zoya melihat papa mertuanya yang menelpon. Zoya memberikan ponsel kepada Arga. Arga susah payah membuka mata kanannya.
"Halo Pa," sapa Arga.
"Arga! Kenapa matamu Nak!" Alan setengah berteriak.
Teriakan Alan memancing Talia untuk mendekat. Talia berdiri di samping Alan, Talia kaget saat melihat mata kanan Arga yang bengkak hampir tidak bisa dibuka. Warnanya merah darah. Arga terlihat menahan rasa sakit.
Zoya secara singkat memberitahu mertuanya. Ada orang yang melempar bola basket dengan keras ke mata Arga. Zoya sudah membawa Arga ke rumah sakit. Untungnya luka Arga tidak begitu parah, tidak ada yang patah. Zoya juga bilang, saat ini apartemen mereka juga lebih diawasi petugas keamanan.
Alan memberitahu Arga dan Zoya, saat ini Alan menemukan mamanya Arga. Talia melambaikan tangannya ke arah Arga dengan berlinangan air mata. Arga menangis memanggil mamanya. Arga minta mama dan papanya segera pulang.
Alan meminta Talia untuk pulang bersamanya. Talia masih bimbang. Arga terus saja memohon agar Talia pulang. Arga ingin sekali bertemu. Arga belum pernah merasakan kasih sayang mamanya. Arga bahkan bertanya, mengapa Talia pergi meninggalkan Arga dan Alan.
Talia menangis. Talia sedikit menjauh dari Alan dan Dani. Talia menghubungi seseorang. Talia terlihat serius bicara dengan orang itu di telepon. Talia membelalakkan matanya.
"Apa? Kamu ...." Telepon Talia dimatikan.
Talita mulai merasa gelisah. Talita menghampiri Alan dan bilang mau ikut pulang bersama Alan ke Kota Dora Raya. Dani dan Alan akhirnya lega, mereka menemukan Talia dan Talia bersedia kembali bersama Alan.
Dani menangkap kegelisahan di wajah Talia. Dani menarik tangan Talia untuk sedikit menjauh dari Alan yang sibuk menghubungi seseorang untuk mempersiapkan kepulangannya.
"Ada apa?" bisik Dani.
"Arya ada di kota Dora Jaya. Jangan-jangan orang yang datang ke apartemen Arga ...." Talia membuka lebar mulutnya.
"Tunggu sebentar, apa Arya tau dia punya saudara kembar?" Dani semakin penasaran.
"Dia pernah nanya, di mana papanya. Aku ceritakan semuanya. Ada kemungkinan dia pergi ke Kota Dora untuk mencari Alan dan mungkin saja dia sudah bertemu dengan Arga. Dani, selama beberapa waktu kami tinggal di Desa Kerang, Pantai Keong. Arya menyukai seorang gadis dan ...." Talia menghela napasnya.
"Dan ...." Dani mengernyitkan keningnya.
"Gadis itu adalah istrinya Arga. Aku baru saja melihat fotonya. Benar, dia adalah istrinya Arga."
"APAAAAAAAAAAA!"
"Ssstttt, Alan masih belum tau Arga punya saudara kembar," bisik Talia.
Alan memanggil Talia. Malam ini juga mereka akan kembali ke Kota Dora. Talia minta waktu sebentar kepada Alan. Talia sedikit ada keperluan. Alan takut Talia akan pergi meninggalkannya, Alan menahan Talia.
"Tunggu sebentar, aku janji akan kembali," Talia berusaha meyakinkan Alan.
Talia masuk ke dalam rumah sakit. Talia mengambil tas travel yang dia titipkan ke salah satu temannya. Sebelumnya Talia hendak bepergian liburan dengan temannya tapi karena Arga sakit, Talia membatalkan liburan mereka. Talia memberikan penjelasan kepada temannya.
Setelah beberapa menit kemudian, Talia keluar dari rumah sakit. Alan dan Talia berpamitan kepada Dani. Dani mendoakan semoga perjalanan mereka berdua dimudahkan dan Arga segera disembuhkan dari sakit. Dani masih ada pekerjaan di sana.
Alan dan Talia masuk ke dalam mobil. Mereka menuju bandara, di mana di sana sudah menunggu pesawat pribadi milik Alan. Mereka tebang malam itu juga menuju Kota Dora Jaya.
🌑 Di Kota Dora Raya
Arga dan Zoya bersiap-siap pulang ke rumah mereka. Alasannya karena apartemen Arga terlalu kecil jika Talia bermalam di sana. Mereka memesan taxi online.
Sepanjang perjalanan, Sopir taxi merasa ada yang membuntuti mereka. Sopir taxi tiba-tiba saja menepikan mobilnya.
"Eh, kenapa Pak?" tanya Arga.
"Sepertinya ada yang mengikuti kita," lirik sopir taxi dari kaca spion.
"Jangan tengok, jangan membuat dia curiga," Arga menahan Zoya.
Sopir taxi perlahan menjalankan mobilnya. Sopir taxi memperhatikan motor hitam yang sedari tadi mengikuti mereka. Motor hitam itu seketika hilang dalam kegelapan. Sopir taxi merasa aman dengan santainya dia menuju lokasi rumah Arga.
Tapi, tiba-tiba saja sebuah mobil Avanza berwarna hitam melaju kencang di jalanan yang terlihat sepi. Mobil Avanza itu dengan keras menyenggol bagian kanan mobil taxi.
BRAAAKKKK!
Kepala Zoya terbentur kaca mobil taxi. Arga juga hampir saja terjatuh ke lantai mobil. Sopir taxi berusaha mempertahankan mobilnya yang mulai oleng. Sopir taxi berteriak memperingatkan Arga dan Zoya agar berpegangan pada handle grip mobil.
CIIIIIIIIT!
Sopir taxi menginjak pedal rem dengan mendadak. Sopir taxi membanting setir mengambil jalur jalan yang lain. Mobil Avanza hitam tidak menduga, mobil taxi menghilang dalam sekejap mata.
Sopir taxi kembali melihat motor hitam di belakang mereka. Sopir taxi memperdalam pedal gas. Mobil taxi melaju kencang menghindari kejaran motor hitam. Tapi apa yang terjadi, ternyata motor sport hitam itu tidak mengejar mobil taxi.
Sopir taxi melihat jelas dari kaca spion, motor sport hitam itu menghalang-halangi mobil Avanza hitam yang ingin mengejar mobil taxi. Motor sport itu ingin melindungi mobil taxi.
Tapi malang, motor sport itu ditabrak mobil Avanza dari arah belakang. Pengendara motor terpental ke belakang dan mendarat tepat di atas mobil Avanza. Dia berpegangan erat di rak atap mobil Avanza.
Sedangkan motor sport dengan kencang menabrak sebuah mobil truk yang sedang parkir di pinggir jalan. Motor sport itu jatuh dan masuk ke kolong bawah truk. Pecahan kaca berhamburan di mana-mana.
"Ternyata, motor hitam yang tadi mengikuti, dia berusaha melindungi kita dari kejaran mobil hitam itu. Maaf saya salah sangka!" Sopir taxi masih fokus dengan setirnya.
Dan dari arah belakang, mobil Avanza hitam kembali melaju kencang. Mobil Avanza hitam dengan ganasnya menabrak sisi kanan mobil taxi. Apa yang terjadi? Pengendara motor sport yang tadi ada di atas mobil Avanza, terlempar ke atas atap mobil taxi. Dia masih berusaha berpegangan pada lampu bagian atas yang bertuliskan 'taxi'.
Dan naas menimpa dirinya. Mobil taxi yang ditumpangi Arga dan Zoya, meloncat masuk ke dalam jurang. Mobil taxi menukik tajam dan berguling-guling di dalam jurang. Suara ledakan besar terdengar.
DUAAAAAR!
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...