Di dunia ini manusia terbagi menjadi beberapa golongan, yaitu fells, Aether, dan Halflings. Fells merupakan manusia biasa yang tidak memiliki kemampuan apapun, dan hanya menjalani hidup seperti manusia biasa Sedangkan Aether adalah manusia yang memiliki kemampuan pengendalian elemen, setiap orang hanya bisa mengendalikan 1 elemen. Namun ada spesies khusus di dalamnya yaitu dark dan light yaitu pengendali elemen kegelapan dan cahaya Halflings adalah manusia yang bisa merubah dirinya menjadi hewan Dan itulah penjelasan singkat tentang cerita ini selanjutnya akan dibahas didalam
Bagian 12
Pertandingan keempatnya kini akan segera dimulai.
Ini akan menjadi penentu apakah ia akan menuju final di esok hari atau tidak.
Dan setelah itu ia bisa beristirahat sampai esok hari.
Ia langsung berjalan menuju arena dimana di sudah melihat adanya kaka kelasnya yang akan menjadi lawannya.
Sedari tadi ia hanya melawan kaka kelasnya sedangkan teman teman yang seangkatan dengannya melawan di partai yang lain.
Kini ia sudah berhadapan dengan anak tahun ketiga yang tidak terlalu terkenal.
Namun meskipun begitu ia tahun lalu menjadi juara tiga di elemen es.
Dan kini ia berhadapan dengannya.
Wasit memerintahkan mereka untuk bersalaman di tengah dan kembali ke sisi masing masing.
“Steady!! Fight!!”
Mereka masih membaca gerakan satu sama lain dan belum menyerang.
Selama beberapa detik mereka hanya membaca satu sama lain sampai akhirnya Levian memulai serangan duluan dengan menembakkan tombak es ke arahnya.
Sedangkan Arsen segera menghindari semua serangan itu dan menghindar ke samping.
Arsen juga ikut menyerang dengan tembakan es.
Arsen akhirnya mengerti bahwa Levian ini bukan tipe petarung yang bisa mengendalikan kodra dengan mahir.
Kodra memiliki segi pengaturan yang sedikit rumit.
Jika kodra di tembakan melalui salah satu anggota tubuh maka ia bisa melakukan serangan jarak jauh.
Namun serangan jarak dekat memiliki cara mengendalikan yang lebih rumit. Dimana mereka bukan mengeluarkan kodra namun mengalirkannya di dalam tubuh.
Dan kodra itu akan menyatu dengan tubuhnya dan mengendalikan elemen dari dalam.
Maka dari itulah pertarungan jarak dekat itu lebih susah bagi Aether yang biasa. Karena mereka juga harus bisa mempelajari teknik pengendalian kodra yang mengalir melalui tubuh.
Itu seakan akan memecah pelajaran mereka sebelumnya dimana yang mereka pelajari di jarak jauh adalah bahwa mereka mengendalikan kodra melalui anggota tubuhnya dan menggerakkan kodra yang ada di udara.
Sedangkan jarak dekat adalah mengalirkan kodra yang ada dalam tubuh mereka.
Dan yang akan di lakukan Arsen sekarang adalah memotong jarak dari mereka berdua yaitu dengan menghindari serangan yang ditembakkan.
Arsen langsung maju menerobos semua serangannya.
Sedangkan Levian sedikit panik. Karena semakin Arsen dekat semakin susah pula ia menyerangnya.
Kini Arsen sudah berada tepat di hadapannya.
Levian langsung menyiapkan serangan. Namun Arsen mengulurkan tangannya ke tangan Levian.
Terjadi ledakkan kodra di tangan Levian dan Arsen. Namun Arsen yang sudah menduga ledakan tersebut pun langsung menarik tangannya.
Sehingga ia tidak terkena dampak dari ledakan tersebut.
“ARGHHHHHHH!!!”
“Stop!! Medis!! Pemenang Arsen”
Medis pun langsung memasuki Arena dan merawat tangan Levian yang terluka.
Yang Arsen lakukan bukan hanya sekedar menggagalkan serangan Levian. Namun entah bagaimana caranya ia membuat kodra mentah yang berbalikkan dengan kodra Levian.
Kodra memiliki dua jenis yaitu impulsif dan eksplosif.
Eksplosif merupakan yang digunakan untuk pengendalian Kodra eksternal sedangkan impulsif adalah yang digunakan dalam internal.
Yang dilakukan Arsen adalah melepaskan tenaga Kodra mentah Impulsif ke Kodra Levian yang eksplosif.
Seharusnya itu mustahil dilakukan karena tidak ada orang yang bisa menduga kapan perubahan Kodra mentah menjadi suatu elemen karena ledakan itu hanya bisa terjadi jika Kodra keduanya masih dalam keadaan mentah.
Apalagi jika salah satunya ada yang memiliki kodra yang lebih besar, jika ada salah satu yang memiliki Kodra yang lebih kental dan besar maka ledakannya hanya akan mengarah kepada yang memiliki Kodra yang lebih kecil.
Karena Kodra yang lebih kental masih tertahan dengan gaya dorongannya sehingga akan terdorong ledakannya kepada yang lebih kecil.
Dan tadi ledakan itu menuju dua arah yang berarti kedua Kodra mereka memiliki tingkatan yang sama.
Ia berjalan menuju ruangannya namun sebelum itu ia melihat ke salah satu arah dan melihat ada seseorang yang tersenyum ke arahnya.
Bukan senyuman mengancam, tapi senyuman ramah dan penuh rasa hormat.
Geisha Gaetry.
Rambut panjangnya yang berwarna merah melambai begitu ia berjalan pergi meninggalkan tempat yang tadi ia tempati.
Wajahnya tegas dan lembut di waktu yang bersamaan.
Tubuhnya setinggi Shaka.
Dia akan menjadi lawannya di final esok hari.
Untuk sekarang Arsen akan mengatur strategi untuk melawan Geisha.
Ia kemabali ke ruangannya dan mengambil ramuan penyembuhannya.
Karena pertandingan akan dilanjutkan esok hari mereka sekarang bisa kembali ke kamar mereka.
Arsen berjalan ingin menuju kamarnya. Waktu sudah menunjukkan sore. Dan ia ingin segera kembali ke kamarnya.
Ia harus melewati taman dan area sekolah untuk kembali ke kamarnya karena asrama dan Coloseum itu sama sama berada di ujung.
Dan area sekolah mereka itu sangat luas. Sekolah mereka berbentuk kastil dan di sampingnya ada taman dan Asrama.
Asrama juga memiliki bentuk kastil dan dibahwahnya ada kantin.
Jadi total ada dua bangunan kastil di tempat itu.
Dan memang dua tempat itu dipisah agar kenyamanan setiap siswa.
Ia berjalan menyusuri koridor sekolah agar mendapat jalan pintas menuju asrama karena jika melewati luar akan memakan waktu yang lebih lama.
Di dalam sekolah ia melihat beberapa piala piala sekolah yang mengesankan.
30% piala itu adalah yang didapatkan oleh Geisha Gaetry.
Sisanya adalah milik orang lain dan alumni sebelumnya.
Ada juga penghargaan yang didapatkan sekolah karena memiliki alumni yang merupakan seorang pahlawan benua.
Awalnya sebelum bumi ini dikuasai oleh 6 dewa naga dulunya dewa naga ada 7. Namun mereka bekerja sama dengan satu orang lain yang bernama Azazil.
Mereka terus menjajah benua yang mereka tempati agar bisa memiliki apa yang terkurung dibawahnya.
Yaitu dewa Hades yang terkurung. Namun usaha mereka digagalkan oleh Atlas Aleanzo yang akhirnya membuat Azazil dan dewa naga berpisah. Namun salah satu dewa naga ada yang tetap menjalankan kerja sama dengan Azazil dan memisahkan diri dari Dewa naga.
Yaitu Nirvana. Dewa naga Plasma. Yang juga elemen terkuat.
Namun Vulcan yang merupakan pemimpin benua malah mengkhianati benuanya sendiri sehingga ia menyerahkan tubuh Hades yang kesadarannya masih tersegel.
Akhirnya terciptalah pertarungan dahsyat antara Atlas, Vulcan dan Azazil.
Atlas kira Vulcan sudah mati yang ternyata ia bersembunyi untuk membangunkan Hades bersama Azazil.
Hingga puluhan tahun kemudian terciptalah peperangan dahsyat yang terjadi antara keturunan mulia dan 4 raja neraka.
Yaitu Nirvana, Hades, Vulcan dan Azazil.
Dan di sisi keturunan mulia ada Atlas, Aslan, Arci dan Nyonya Vera.
Peperangan itu ditutup dan hanya keturunan mulia tersebut lah yang boleh ada di peperangan itu.
Tidak ada prajurit, tidak ada pasukan, dan tidak ada orang lain di pertarungan mereka.
Pertarungan itu berakhir dengan kematian 4 Raja neraka dan Atlas dan Aslan.
Namun ketika mereka sibuk dengan mengurus raja neraka keenam dewa naga sudah selesai menguasai seluruh benua lainnya.
Dan konon katanya mereka tidak berani untuk melawan benua ini karena adanya Arci Aleanzo dan keturunan mulia lainnya.
Dan itulah salah satu penghargaan yang dipajang adalah karena Akademi Aetheris telah berhasil mendidik orang orang yang menjadi pahlawan bagi benua ini.
Yaitu para keturunan mulia.