NovelToon NovelToon
Something About You

Something About You

Status: sedang berlangsung
Genre:Sci-Fi / Time Travel / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:415
Nilai: 5
Nama Author: Wahyu Ela Safitri

Setelah kematian ayahnya, Renjana Seana terombang-ambing dalam kehidupan tak terarah, gadis yang baru menginjak umur 20 an tahun dihadapkan dengan kehidupan dunia yang sesungguhnya disaat ayahnya tidak meninggalkan pesan apapun. Dalam keputusasaan, Renjana memutuskan mengakhiri hidupnya dengan terjun ke derasnya air sungai. Namun takdir berkata lain saat Arjuna Mahatma menyelamatkannya dan berakhir di daratan tahun 1981. Petualangan panjang membawa Renjana dan Arjuna menemukan semua rahasia yang tersimpan di masa lalu, rahasia yang membuat mereka menyadari banyak hal mengenai kehidupan dan bagaimana menghargai setiap nyawa yang diijinkan menghirup udara.
by winter4ngel

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyu Ela Safitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

80s Romantic

Renjana dan Arjuna sampai di kediaman tempat tinggal mereka, walaupun Renjana kesal dengan Sadewa yang jalan dengan gadis lain. Namun moodnya kembali baik saat Renjana belanja pakaian cantik, barang-barang lucu, bahkan kamera. Renjana juga tidak perlu kehilangan setengah berat badannya karena berjalan kaki.

Arjuna memasukkan semua barang-barang yang dibeli kedalam rumah, untuknya mereka mendapatkan tumpangan mobil pengangkut sayuran sehingga beberapa barang berukuran besar bisa diangkut mobil tersebut sampai ke rumah. Ada beras, bumbu dapur, kebutuhan pribadi seperti sabun mandi dan sabun cuci, serta beberapa peralatan dapur yang tidak ada dirumah itu.

Setelah mengucapkan terimakasih pada mobil yang membantunya dan memberikan beberapa lembar uang. Arjuna kembali masuk ke halaman rumah, terlihat Renjana di depan pintu sambil membawa kamera nya, mengarahkan pada Arjuna dan kilat itu memotretnya dengan hangat, terutama senyuman Renjana yang merekah.

“Jangan foto sembarangan!.” Protes Arjuna dengan kesal, tapi sebenarnya Arjuna sangat senang. Kesenangan itu datang tanpa permisi saat mata Arjuna menangkap sosok cantik yang tertawa renyah, bayangan tentang wajah dingin Renjana dan bagaimana gadis itu sangat putus asa seakan melebur hilang.

“Bagus!.” Teriak Renjana sambil berjalan masuk kedalam.

Kepergian Renjana membuat Arjuna tersenyum, sudut bibirnya terangkat. Pria itu menuntun sepedanya masuk, meletakkan di halaman belakang melalui samping rumah. Sore itu Renjana dan Arjuna membabat habis rumput ilalang tinggi di halaman samping rumah setelah mengeluarkan dan menata barang-barang mereka yang baru saja dibeli. Persediaan yang cukup untuk satu bulan kedepan, mereka berdua harus memikirkan cara memutar uang yang efisien.

Arjuna bertugas mengambil air untuk menyirami tanah sedangkan Renjana menyiapkan tempat untuk wadah dan lokasi mereka menanam benih sayuran. Renjana juga membeli bibit bunga melati, hanya saja mereka tidak menanamnya bersama dengan tanaman lain di halaman samping rumah, melainkan diletakkan di halaman belakang rumah yang dekat dengan sumber air.

Langit mulai jingga, mereka berdua bisa melihat setiap hari saat langit sore berwarna jingga cantik. Renjana dan Arjuna sedang berada di dapur untuk menyiapkan makan malam mereka berdua, menu sederhana nasi dan lauk pauk tempe tahu. Kebetulan Renjana tidak menyukai daging sehingga Arjuna tidak membelinya walaupun dia sudah menawari Renjana. Arjuna sendiri bisa makan apapun selama cukup membuat perutnya terisi, selain membuat makan malam, mereka juga merebus air untuk minum, semuanya serba dilakukan sendiri. Jika di masa depan, Renjana ataupun Arjuna bisa membeli galon air minum, tapi di tahun ini terutama daerah yang mereka singgahi belum beredar minuman kemasan atau galon air.

Untuk kelahiran air mineral di perjual belikan sudah ada sejak jaman belanda, namun bukan menjadi bagian dari kehidupan warga karena harganya yang dinilai cukup mahal bagi warga pribumi. Lalu beberapa tahun kemudian tulislah produk pertama air kemasan yang botolnya bukan plastik, melainkan botol kaca sekitar tahun 1974. Kemudian perkembangan teknologi yang mempertimbangkan efisiensi dan juga minat pasar, munculah kemasan botol plastik yang akhirnya merambah ke galon. Untuk produk galon juga sudah ada dispenser, tapi dispenser masih pada tahap sewa.

Renjana mengikat rambut panjangnya saat akan mengangkat nampan berisi lauk pauk dan sayur lalapan di atasnya. Arjuna yang tengah menyiapkan nasi memperhatikan gadis itu, semakin lama Renjana semakin menarik perhatiannya. Ada kalanya gadis itu seperti anak kecil, tapi ada kalanya sesuai umur, juga ada kalanya terlihat sangat dewasa secara penampilan.

“Aku bawa masuk ya.” Ucapan Renjana menyadarkan lamunan Arjuna.

“ehm bawa aja.”

Jika Arjuna jatuh hati lagi, maka dia akan berusaha yang terbaik untuk mendapatkan hatinya. Walaupun fokus Renjana tidak akan padanya, tapi Arjuna hanya akan fokus pada gadis itu. Dia tidak akan menyia-nyiakan waktu terbaik dalam hidupnya untuk memberikan tempat terbaik untuk Renjana pulang, Arjuna akan menjadi rumahnya kala gadis itu putus asa dan sendirian.

“Bukannya seharusnya kamu manggil aku Mas?.” Pertanyaan Arjuna yang baru saja datang membawa nasi membuat Renjana menoleh heran.

“Ha? Kita kan seumuran, ngapain aku panggil Mas?.”

“Tapi kan kamu Istriku disini, ga enak kalau orang lain denger kamu manggil nama aja.”

“Terus kamu manggil aku apa?.”

“Sayang.”

“Hahaha stop aku geli, ya aku bakal panggil Mas kalau ada orang lain di sekitar kita.” Ucap Renjana santai sambil menarik kursi untuk duduk.

Malam yang datang di tambah suara jangkrik dan hewan malam terdengar merdu, di bantu pencahayaan dari dua lampu minyak. Renjana dan Arjuna menyantap makan malam mereka, entah kenapa makanan sederhana itu terasa sangat enak saat mereka baru makan setelah menyelesaikan pekerjaan panjang. Rasa lelah setelah bekerja seharian membuat tingkat bersyukur mereka semakin besar.

Sisa satu tempe di atas piring yang ada di tengah meja, Renjana paling banyak mengambil tempe nya. Arjuna mengambil tempe tersebut dan meletakkan di piring milik Renjana, membuat Renjana melihat kearah pria itu.

“Makan aja, aku udah kenyang.”

“Serius?.”

“Iya, atau mau aku ambil lagi?.”

“Ga.” Renjana langsung memakan tempe goreng tersebut sambil tersenyum menunjukkan deretan gigi putihnya.

Setelah makan malam, Arjuna keluar rumah sebentar. Pria itu mengeluarkan bungkus rokok dari saku celananya, membakar satu batang rokok yang dia beli tanpa sepengetahuan Renjana. Rokok bisa menyelesaikan setengah permasalahan hidupnya, sehingga Arjuna tidak pernah lupa dengan barang tidak sehat itu.

Teriakan Renjana dari dalam rumah membuat Arjuna langsung mematikan rokoknya dan berlari masuk menghampiri Renjana yang ada di kamar, Renjana nampak menjauh dari ranjang dengan ketakutan.

“Kenapa? Ada apa?.”

“Laba-laba, tadi ada laba-laba.”

“Mana?.” Arjuna melihat ke arah ranjang tapi tidak ada apapun.

“Ada Junaaa..., masuk ke dalam.” Renjana menunjuk ke arah ranjang.

“Bantu nerangin pake lampu minyaknya.”

Renjana mengikuti Arjuna mencari laba-labanya sambil memegang lampu minyak, tapi sudah lima belas menit Arjuna tidak menemukan apapun.

“Nggak ada Ren, udah paling ga akan muncul lagi. Udah kabur keluar mungkin.”

“Nggak!, belum Jun.”

“Terus gimana? Udah di cari nggak ada, besok aja aku cari lagi.” Arjuna berniat meninggalkan kamar Renjana, namun Renjana malah mengekor di belakangnya. “Ada apa lagi?.” Arjuna menoleh ke belakang.

“Boleh tidur sama kamu nggak? Please...”

“Nggak bisa!.”

“Malam ini aja.”

“Laba-laba ga akan gigit Renjana..., tapi kan kalau ah sudahlah, kamu tidur sendiri.”

“Tapi buktinya Tom holland jadi Spiderman.”

“Itu film fiksi, FIKSI.”

“Tetep aja bisa kan? Kejadian yang kita lakukan sekarang aja udah ga mungkin buat manusia normal.”

“Ya udah boleh, kamu tidur di kamarku, aku tidur di kamarmu.”

“Nggak, aku mau tidur sama kamu. Gimana kalo laba-labanya ternyata ada di kamarmu dan muncul lagi.”

“Laba-labanya ga terobsesi sama kamu juga.”

“Ya pokoknya ga mau!.” Renjana memegang ujung pakaian yang Arjuna kenakan.

“Ya udah boleh.”

“Thanks.” Renjana langsung masuk lebih dulu ke kamar Arjuna, disana Renjana bisa melihat barang-barang yang dibeli Arjuna tadi di pasar.

Renjana duduk di ranjang sambil memeluk lututnya, “Kamu bisa main gitar?.”

“Bisa.” Arjuna mengambil gitar yang menyandar di sudut kamar dan memangkunya.

Hanya dengan penerangan lampu minyak, wajah Arjuna terlihat jelas tengah fokus memilih senar yang akan dipetik pertama. Renjana terdiam sejenak, wajah Arjuna nampak tidak asing untuknya, tapi Renjana juga tidak ingat apapun.

“Jangan liatin kayak gitu, ntar kamu jadi suka.” Suara Arjuna membuyarkan lamunan Renjana, gadis itu langsung melihat kearah lain.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!