Pendekar Mesum Berambut Perak

Didalam istana sendang biru, Di tempat terbuka berpagar kayu setinggi dada inilah halaman rumah surga ,

Saat senja wanita wanita nanti akan berada disini ,menunggu si hidung belang yang akan datang ke tempat ini,mencari teman yang cocok untuk menghabiskan waktu bersama.

Wira diam diam memisahkan diri, dia malah kembali ke rumah makan.

Ruangan nya ternyata terbelah dua, satu tempat untuk makan, di dalam ada meja besar dengan aneka hidangan tertata rapih di atas nya, satu tempat lagi lebih kecil, hanya ada beberapa meja disini,

Wira memilih ruang minum, ketua pengawas dan sebagain besar pelayan disini orang desa Tambakrejo yang telah mengenal Wira , itu sebabnya dia melayani Wira seperti melayani tamu istimewa.mengajak Wira duduk di meja bar.

" kang..aku tuh pernah minum tuak dari nyi gendis..."

" kkkaaamuu kenal nyi gendis Wira?"

" ya kenal lah..aku pernah menjadi tamu nya bersama Ki barong kok..waktu itu aku di ajak waslih ke sana.."

" ahhhh..kamu benar benar aneh...berteman dengan pemimpin istana sendang biru,tapi malah mau menghancurkan tempat ini...,"

" hushhh kakang salah, aku bukan berteman dengan mereka.. sini aku bisiki..!"

" aku membunuh mereka..."

" buset... serius..?"

" iya..serius .."

" hmpppp tapi Wira ..jika kamu hancurkan tempat ini , bagaimana nasib kami??"

" ini lagi..kakang salah, aku tidak berani menghancurkan tempat ini, aku hanya ingin membebaskan orang orang yang katanya korban penculikan..itu.. tapi..sampai sini aku bingung...mana yang diculik..aku lihat ,termasuk akang, baik baik saja...ah..pusing aku kang..

" eh iya..tuak seperti yang nyi gendis punya ada tidak ??"

" hahaha..itu tuak kayangan ..satu gelas nya dijual 2 perak..itu masih kelas dua ..mau aku bawakan yang kelas 1?

" boleh kang . sekalian sama tuak kayangan nya satu kendi..ini uang nya.."

" ehhh..gila..kamu benar benar gila ...satu koin emas ..ini satu koin emas Wira.."

" oh ya? Lalu kenapa? Aku punya banyak..nih.. disini.."

kata Wira sambil mengeluarkan kantong uang nya.

" tidak usah bayar Wira..ini ,..

sebentar aku ambilkan minum nya..

" hei kang..tangkap..itu harus kamu terima."

" ah...iya baiklah..terima kasih..tunggu sebentar, minuman nya segera datang."

" nah ini yang tuak kayangan,dan ini yang nomer 1, tuak Mahadewa..dijamin nagih kamu Wir..tidak ada ditempat lain..hanya orang orang kami yang bisa bikin .!!"

Dua kendi diletakkan, Wira mencoba tuak yang bernama Mahadewa.

" gila..harum banget, ahhhh..gila .gila..kamu benar..tuak ini ahhh gila.."

Tuak mengalir masuk mulut ,aroma nya wangi, rasanya manis , segar,

 tidak seperti kebanyakan tuak yang terasa panas di tenggorokan, tuak Mahadewa malah sejuk saat masuk tenggorokan, berubah hangat ketika sampai perut.

" pelan pelan minum' nya wir, aku tinggal sebentar ya.."

" baik kang..."

Wira Menikmati minuman nya di iringi suara musik dengung yang memanjakan telinga.

" boleh aku duduk.."

seorang gadis dewasa yang cantik tiba tiba membuyarkan lamunan Wira.

' ohhh.. silahkan silahkan"

gadis ini terlihat dewasa dan matang, kulitnya kuning Langsat, dia mengenakan kebaya biru tua, dengan rambut di sanggul, lehernya jenjang mulus, "sangat nyaman jika bermain disana.."ah ..Wira mulai ngelantur, tidak bisa dipungkiri, pengalaman nya bersama nyi gendis, membekas dalam..

 terkadang adegan dengan nyi gendis terlintas begitu saja di benak nya, yang membuat dia sering salah di artikan sebagai pria mesum.

" minum nyi?' Wira menawar kan

" ohhh tuak kayangan dan Mahadewa boleh.'

' ternyata tuan Wira bukan tamu sembarangan ya ..kang darja sampai berani kasih tuak Mahadewa..."

" loh ..nyai kenal namaku? Kok aku tidak kenal nyai ya..tidak adil ah...ayo kenalan.."

Wira menjulurkan tangan nya, mengajak wanita itu bersalaman.

" namaku Arum...kakak nya seruni..tadi kang lodra yang kasih tau aku tentang kalian.._

Arum menerima jabatan tangan Wira, yang tentu saja Wira tidak mau melepaskannya buru buru, Arum hanya diam saja ,dia membiarkan Wira memegangi tangan nya

" ohhh begitu...tangan mu kok lembut dan halus sekali ya ..beda dengan seruni..."

" ahhh dasar lelaki...di depan yang baru, yang lama di jelek jelek kan..lagian kapan kak Wira pegang tangan aku??"

" hehehe...seruni sudah datang..sini duduk "

seruni, lodra dan beberapa orang perempuan datang, di belakang nya ada oding dan kawan kawan.

" wir,disana saja yuk bicaranya, lebih leluasa"

" ohhh ayo...!"

" pegang dia kak.. jangan sampai kabur lagi.. dasar mesum...!"

seruni berkata pada kakaknya supaya mengawasi Wira, tadi mereka telah kumpul semua, ketika menyadari Wira malah tidak ada, sungguh menjengkelkan !!

Di tempat bernama rumah surga orang orang berkumpul, mereka terdiri dari para wanita yang awal nya diculik dari berbagai tempat, orang orang desa Tambakrejo dan beberapa orang dari tempat lain nya.

mereka telah mengetahui maksud kedatangan Wira dan teman-teman nya, mereka ternyata tidak setuju menyatakan keberatan atas rencana itu.

Perempuan yang dulu diculik dan awal nya dipaksa menjadi perempuan penghibur, tidak mau keluar dari tempat ini, mereka telah di anggap sampah oleh masyarakat , jika kembali juga percuma, mau kerja apa? Disini mereka menikmati indahnya dunia, mudah mencari uang, bahkan uang itu sebagian mereka kirim pada keluarga mereka.

Yang sudah bekerja disini juga sama, mereka kerasan, mereka tidak tahu harus bekerja apa jika tempat ini ditutup? Sedangkan sebagian dari mereka telah berkeluarga, punya anak dan istri yang harus mereka beri nafkah.

" wir... seandainya kamu masuk dari desa Sendang biru, kamu pasti mengerti alasan kami.."

Wira kebingungan dia mulai meragukan pandangan nya tentang Istana sendang biru, ternyata istana ini tidak seperti dugaan nya, disini begitu banyak kepentingan,

" lodra..aku mau tanya.. perlakuan orang orang Istana ini diluaran luar biasa keji nya, aku sendiri berurusan dengan mereka lebih dari tiga kali.. bagaimana sikap mereka pada kalian disini?

" tidak semua wir, kalau orang orang nya juragan dasim iya, mereka rata rata para rampok, mereka memang sengaja di tempat kan di desa Tambakrejo, tujuannya mencegah padepokan segara kidul berdiri lagi.

kalau penjaga disini, ya orang orang kita juga, mereka ditempatkan sebagai penjaga sebagian atas kemauan mereka sendiri.

" ohhhh baiklah..aku mengerti..bukan begitu juragan dasim...?"

" hahaha.....apa yang kamu mengerti bocah.."

suara tertawa terdengar ternyata juragan dasim telah datang,

" ya mencabut nyawa mu dasim itu yang aku mengerti...hahaha"

" mulut mu besar, apa kemampuan mu juga besar bocah..?"

" ohhhh kalau soal itu, nanti kau bisa tanyakan sama waslih, atau barong disama.. sampaikan salam dari ku jika bertemu mereka ya..hahaha.."

" bangsat...jadi kau orang nya.."

tuan adipati..orang ini telah banyak merugikan kita, pantas di hukum mati...!!"