NovelToon NovelToon
Panggung Kehidupan

Panggung Kehidupan

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Percintaan Konglomerat / Model / Bullying di Tempat Kerja / Karir / Persahabatan
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Susanti 31

Kairos Lim, aktor papan atas yang terpaksa menghadapi badai terbesar dalam hidupnya ketika kabar kehamilan mantan kekasihnya bocor ke media sosial. Reputasinya runtuh dalam semalam. Kontrak iklan dibatalkan, dan publik menjatuhkan tanpa ampun. Terjebak antara membela diri atau menerima tanggung jawab yang belum tentu miliknya. Ia harus memilih menyelamatkan karirnya atau memperbaiki hidup seseorang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susanti 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah Hanok

"Sayang, apa yang terjadi? Kenapa sampai berantakan seperti ini hm?" Kairos menangkup kedua pipi Han Sena. Merengkuhnya penuh kehangatan tanpa peduli pada tubuh Han Sena yang setengah basah.

Tangisan yang terus terdengar di balik pelukan tidak Kairos hiraukan, dia tetap mengelus punggung bergetar wanita yang dicintainya.

"Oppa apa yang harus aku lakukan sekarang?" lirihnya dalam pelukan.

"Tidak perlu melakukan apapun, selama ada oppa kamu akan baik-baik saja," balas Kairos tanpa tahu apa yang sedang terjadi di luar sana. Cintanya yang besar pada Han Sena membuat ia buta akan kebenaran meski Minho dan Hanna terus mengingatkan dirinya untuk tidak jatuh terlalu dalam.

"Tapi Oppa aku baru saja membuat kekacauan, aku menabrak seseorang karena mabuk."

Deg

Saat itu jantung Kairos hampir berhenti, masalah yang terjadi di luar dugaannya sebab menyangkut nyawa seseorang, akan tetapi melihat bagaimana ketakutan dan kacaunya Han Sena malam itu membuat Kairos bisa melakukan apa saja.

Kairos menghubungi kepolisian mengatasnamakan appanya, menyingkirkan keterlibatan Han Sena dari tabrak lari tersebut, beruntung orang yang ditabrak Han Sena tidak meninggal dunia, tetapi membutuhkan perawatan lumayan lama di rumah sakit.

Akibatnya Han Sena berhutang pada Agensi untuk membiayai orang itu hingga sembuh total dan keluar dari rumah sakit.

Itu adalah kesalahan pertama yang Kairos lakukan, dan terus belanjut hanya untuk melindungi Han Sena saat mereka pacaran dulu.

"Apa yang kamu pikirkan?"

Pertanyaan itu berhasil mengambil ingatan Kairos yang sejak tadi berada di masa lalu. Dia hanya menoleh sebentar sebagai respon, kemudian kembali menatap salju yang kini mulai menutupi jalan. Di bawah sana, mobil yang bertugas membersihkan salju di jalanan, mulai sibuk berlalu lalang agar tidak terjadi kecelakaan saat berkendaran.

"Aku melihat paparazi di bawah, kenapa bisa masuk?"

"Aku menghipnotis mereka agar tidak mengenaliku," sahut Minho yang kini duduk di hadapan Kairos dan melakukan hal yang sama, menatap salju melalui dinding kaca di temani segelas kopi yang baru saja dia buat di dapur Kairos. Selarut itulah lamunan pemilik rumah sampai tidak menyadari keberadaanya.

"Hah, bahkan rasanya aku enggang tertawa mendengar candaan garingmu."

"Aku juga tidak memaksamu untuk tertawa," balas Minho.

"Lagi-lagi kamu mempertaruhkan segalanya dengan mendatangiku, Minho."

"Sudah kubilang aku menghipnotis para paparazi di sekitar apartemenmu. Makanya bisa masuk tanpa diketahui oleh siapapun." Lagi-lagi Minho menanggapi kekhawatiran Kairos dengan candaan.

Dia datang untuk memastikan sahabatnya baik-baik saja setelah ditangkap oleh polisi tadi pagi. Mendengarnya keluar dan dia tidak jauh dari apartemen Kairos, ia sekalian mampir lewat tangga darurat demi menghindari banyak orang.

"Beritanya cukup mereda setelah kamu diselidiki dan dibebaskan karena tidak adanya bukti kuat."

"Untuk sekarang," lanjut Kairos.

"Huh?" Kening Minho mengerut.

"Untuk sekarang meredah, tapi sebentar lagi beritanya akan naik jika seseorang memposting sesuatu yang dia dapatkan dari ponsel Han Sena."

"Aku belum mengerti arah pembicaraanmu."

"Kamu akan mengerti setelah semuanya terjadi Minho. Ini bukan tentang masalahku dan Han Sena, tapi ada orang yang memanfaatkan ini semua demi keuntungannya juga kehancuranku."

Kairos melirik arloji di pergelangan tangannya. "Sorry, tapi aku harus meninggalkanmu sendirian, aku ada janji bersama appa." Ia beranjak. Berganti baju dengan pakaian semi formal sebab rumah yang akan dikunjunginya bukanlah orang sembarangan. Terlebih sedikit orang yang tahu bahwa dia adalah putra dari Seo-jun Lim.

Kairos tidak langsung turun setelah sampai di depan rumah appanya. Dia mengambil napas dalam-dalam, mempersiapkan diri akan hal yang terjadi di dalam sama.

"Tuan." Penyambutan dari pelayan sudah biasa dia dapatkan ketika membuka pintu gerbang berbahan kayu. Sebagai politikus yang sudah lama berkecimpung, Seo-Jun Lim masih lah mempertahankan rumah tradisional korea yaitu Hanok. Sehingga beberapa ruangan terpisah secara khusus. Seperti saat ini, Kairos terus berjalan melewati beberapa bangunan sampai akhirnya tiba di ruangan yang sering kali ia gunakan untuk bertemu appanya secara pribadi.

"Appa, ini Kai." ujarnya berdiri di depan ruangan.

"Masuklah!"

Lantas Kairos melepas sepatunya, dan masuk ke ruangan berbahan kayu tersebut. Kairos mendaratkan bongkoknya pada bantal duduk yang menjadi ciri khas rumah Hanok. Di hadapannya sang appa duduk dengan posisi yang sama sembari menuangkan teh untuk mereka berdua.

"Kabar Appa baik?"

"Sangat baik, terlebih setelah melihat berita tentangmu di Tv, ternyata kamu cerdas juga Kai."

"Terimakasih untuk pujiannya, Appa."

"Jangan berbangga diri sebelum menyelesaikan semuanya. Jika tenggat waktunya tiba, saham semakin turun dan nama appa ikut terseret, appa yang akan turun tangan."

"Kai akan membereskannya sebelum tenggat waktu Appa."

Kairos terkejut ketika appanya melempar sebuah tumpukan kertas yang telah disatukan menjadi sebuah dokumen. Kertas itu copy an dari buku catatan yang inspektur temukan di agensi.

"Bahkan kamu masih melindungi namanya setelah apa yang menimpamu!"

"Kai yakin ini bukan perbuatan Sena, Appa."

"Jangan menyebut nama wanita itu di rumah suci appa, Kai!" bentak Seo-Jun Lim. "Jika wanita itu tidak merencanakan semua ini, dia tidak akan menemuimu dan bunuh diri setelahnya."

"Han Sena ...."

Suara tamparan mengema, bahkan sampai menembus dinding kayu ruangan tersebut. Para pelayan bergidik ngeri mendengarnya. Ini bukan pertama kali telinga mereka dinodai oleh suara kekerasan fisik yang dilakukan Seo-Jun Lim pada putranya.

"Jangan kembali ke rumah ini sebelum menghukum mereka semua apapun caranya!"

1
Maria Kibtiyah
hadehhh gimana nanti hubungan hanna sama kai
Arsyad Algifari.
dan Hanna mengetahui nya. itu lah rahasia yang di sembunyikan Hanna
Maria Kibtiyah
aduh gimana nanti hubungan mereka yh
Arsyad Algifari.
apa maksud Hanna bicara seperti itu
Maria Kibtiyah
nah kan bpknya si hanna
Maria Kibtiyah
aduhhh apa dalangnya ortu senna y
Maria Kibtiyah
appa nya hanna x yh yg nyebarin videonya
indriyanii
apa ayahnya Hanna yg nyebarin berita itu
Arsyad Algifari.
apa iya Hanna dan Minho mengkhianati kai
indriyanii
kasian bngt
Maria Kibtiyah
kasian kai
indriyanii
makin penasaran
Maria Kibtiyah
siapa kira2 dalang sebenarnya
Maria Kibtiyah
ini yang baca sepi mungkin pada gk dapet notif klw ada karya baru
Bucinnya Nunu ☆•,•☆: kayaknya hehehe
total 1 replies
Maria Kibtiyah
aduh kira2 minho apa appa y hanna yh dalangnya jadi suuzhon kan
indriyanii
keren
Maria Kibtiyah
aku suka ko ceritanya... curiga aja sama minho nih jgn2 dia juga suka hanna jd mau menjatuhkan kairos
Teh Yen
siapa.yg nyebarin ???
Maria Kibtiyah
curiga si minho
indriyanii
Minho kah?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!