NovelToon NovelToon
Sukses Setelah Disepelekan

Sukses Setelah Disepelekan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Berbaikan / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: FAMALIN

Wanita yang sering menangis dalam sujudnya, dia adalah Syifa Salsabila, seorang istri yang selalu dihina dan direndahkan ibu mertua dan saudara iparnya lantaran ia hanya seorang ibu rumah tangga tanpa berpenghasilan uang membuatnya harus berjuang. Dengan kesabaran dan perjuangannya yang tak kenal lelah akhirnya kesuksesan pun berpihak padanya. Akankah ia balas dendam setelah menjadi sultan? ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FAMALIN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

"Fani ..." Panggil Rita yang ingin berangkat ke pertemuan rutin PKK.

"Eh, Ibu. Mau kemana, Bu? Kok dandan cantik dan rapi?"

"Mau ke pertemuan rutin PKK."

"PKK? Kok nggak pake seragam?"

"Seragamnya kelunturan gara-gara Syifa nggak becus cuci baju tuh."

Fani seketika teringat dengan baju ibunya itu bahwa dialah yang sebenarnya sudah membuat seragam PKKnya terkena noda luntur dari bajunya sendiri.

"Fan? Kok malah bengong sih?"

"Eh iya, Bu? Kenapa?"

"Ibu dengar tadi kamu menyebut nama Zaki? Apakah kamu habis ngobrol dengannya?"

"Nggak sempat ngobrol, Bu. Bang Zaki tadi ku sapa langsung masuk ke dalam rumah lagi, hufft ..."

"Fan? ibu mencium dari gelagat kamu saat di depan Zaki kok salting ya? Apa kamu suka padanya?"

"He he, menurut Ibu?"

"Bagus. Zaki itu pemuda yang mapan, mobilnya aja nyaman banget kemarin, ibu sangat senang jika mempunyai menantu yang seperti dia, tidak seperti Prio suamimu itu kerja dari dulu hingga sekarang nggak mampu-mampu membeli mobil untuk menyenangkan kita,"

"Boro-boro beli mobil, Bu. Dulu aja aku minta motor katanya uangnya habis buat bayar cicilan rumah KPR itu."

"Sebaiknya kamu ceraikan saja Prio, Fan! Dan menikah dengan Zaki pasti hidup kamu nggak banyak dramanya seperti sama Prio."

"Emang bisa, Bu? Aku menggugat cerai mas Prio tanpa alasan yang jelas?"

"Bisa saja, Fan. Dengan membuat kesalahan yang fatal maka Prio yang akan lebih dulu menceraikanmu!"

"Iya juga ya, tapi kesalahan fatal apa yang mesti aku lakukan, Bu? hmm ..." pikirnya mencari cara yang sesat.

"Kebanyakan ibu dengar dari ibu-ibu gosip sih, tentang perselingkuhan, Fan."

"Selingkuh dengan siapa?"

"Dengan pemuda yang saat ini kamu suka lah!"

"Bang Zaki?"

"Heum."

"Apa mungkin bang Zaki mau di ajak selingkuh? sikap dia aja cuek puol ke aku,"

Tanpa sengaja Syifa yang baru menyapu lantai di ruang tamu mendengar percakapan ibu mertua dengan sang adik iparnya itu.

"Tapi itu dosa besar, Bu! Dek Fani nggak boleh melakukan itu!" sahut Syifa mengingatkan dengan tegas.

"Kayak hidup kamu yang paling bener saja, Syifa?? Hingga kamu berani sering menceramahi ibu!"

"Maaf bukannya saya ingin menggurui Ibu, tapi sungguh rencana yang di usulkan ibu pada dek Fani itu adalah perbuatan yang keji dan munkar, Bu!"

"Halah, kamu nggak usah ikut campur urusan ibu dengan Fani! Mending sekarang kamu urus tuh persiapan persalinanmu sendiri, gimana caranya biar nggak menyusahkan orang di rumah ini!"

"Astaghfirullah, Bu ..."

"Udah-udah sana, kamu lanjut lagi nyapunya!" perintahnya sambil mendorong bahu Syifa supaya menjauh pergi.

"Ya Allah, sadarkan lah ibu mertuaku itu supaya niat jahatnya tidak terlaksana Ya Allah ..." Gumamnya pelan sambil mengelus dada.

~~

Rita pulang dari pertemuan PKK , ia merasa sangat lapar karena di pertemuan itu tidak disuguhi nasi kotak tapi hanya diberi satu snack box saja.

"Syifaa ..." panggilnya dengan teriakan disaat Syifa sedang tertidur pulas.

Syifa tidak mendengar teriakan Rita, karena saking capeknya sehingga tidurnya sangat lah lelap.

Merasa panggilannya tidak mendapat sahutan dari menantunya itu, Rita datang menghampiri dengan kesal sambil membawa sebuah panci.

DOMBRANGGG suara panci terlempar ke pintu kamar Syifa, hingga membuatnya terbangun kaget seketika.

"Astaghfirullah, itu suara apa sih?" Syifa turun dari ranjang dan segera keluar dari kamarnya.

"Eh Syifa, enak bener kamu malah asyik tidur di siang bolong gini ya?"

"Maaf, Bu. Tapi semua pekerjaan rumah kan sudah selesai?"

"Selesai apanya? Sekarang kamu buatkan saya mie rebus yang spesial, cepetan! Saya sudah keburu lapar!"

"Tapi mie instannya sudah habis, Bu."

"Ya beli dong pake uang kamu!"

"Tapi Bu, kalau ibu lapar tadi saya sudah masak sayur sop kok!"

"Nggak mau, pokoknya ibu mau mie rebus pake telur, cepetan beli ke tempat Inem sana!"

"Hmm, Tunggu sebentar,"

"Jangan lama-lama!"

"Iya."

Setelah cuci muka, wajah kantuk Syifa kini terlihat cerah kembali. Sesuai perintah Ibu mertuanya itu ia segera menuju ke rumah Inem untuk membeli mie instan dan telur.

"Assalamualaikum, Mbak Inem, beli mie instan dan telur dong," Ucap Syifa saat sampe di depan warung.

"Wa'alaikumussalam, iya bentar." Jawab Zaki.

"Eh bang Zaki, mbak Inemnya kemana, Bang?"

Walaupun usia Syifa lebih tua dari Zaki namun ia tetap memanggilnya abang sebagai bentuk sapaan yang sopan.

"Kak Inem baru kulakan tadi, makanya aku yang disuruh jaga warungnya."

"Oh ya udah, ini saya mau beli mie instan dan telur, Bang."

Mendengar tutur kata Syifa yang lembut dan sopan membuat Zaki semakin teringat dengan sang pujaan hatinya dulu.

Zaki terus menatap Syifa dengan intens dari ujung hijabnya hingga ke ujung kaos kaki. Dalam hatinya berbisik 'Bahkan cara berpakaiannya pun persis seperti Melisa, oh Tuhan ...' Batinnya semakin tersiksa.

Syifa menyadari tatapan Zaki yang begitu intens padanya, membuat ia merasa tak nyaman "Maaf bang Zaki, saya buru-buru dengan mie itu, jadi tolong cepat sedikit ya!"

"Oh iya, Mbak Syifa. Maaf,"

'Apakah pakaian dan kaos kakiku ada yang salah? sehingga bang Zaki memandangiku seperti itu? Hmm ...' pikirnya bertanya-tanya.

"Ini mie instan dan telurnya, Mbak. Ada yang lain lagi?"

"Nggak, Bang. Itu saja, berapa?"

"Mie satu dan telur 250 gram jadi totalnya sepuluh ribu saja, Mbak."

"Okay, ini uangnya, Bang. Terima kasih."

Setelah Syifa berlalu pergi, jantung Zaki masih berdegup kencang, rasa cinta yang pernah membara untuk sang kekasihnya dulu kini seolah berpindah ke wanita istri tetangga itu.

"Arrggg ... Kenapa aku harus mengenalnya sih?" Racaunya sambil memukul dinding yang ada di sebelahnya.

"Zak? Ada apa kok memukul dinding?" Tanya Inem baru kembali dari pasar.

"Nggak ada apa-apa, Kak. Aku cuma sedikit kesal saja."

"Sama?"

"Entahlah, aku juga bingung harus kesal pada siapa,"

"Kamu aneh, Zak. Btw nih kakak belikan jajanan pasar kesukaan kamu,"

"Terima kasih." jawabnya masih dengan mode yang kecewa.

"Oya, katanya kamu mau merintis usaha jual beli motor, kapan itu terealisasikan?"

"Bentar lah, Kak. pikiranku masih kacau, lagian sepertinya aku ingin mengurungkan niatku itu karena ..."

"Karena apa?"

"Karena aku ingin pergi merantau lagi saja."

"Ha? kamu ingin kembali jadi TKI di Dubai?"

"Nggak ke Dubai, tapi mungkin ke negara yang lain."

"Zak, Bapak itu semakin tua, di rumah sendirian, walaupun rumah kakak dekat, tapi kakak kan nggak bisa terus memantau kondisi bapak 24 jam. Kakak ingin dengan uang tabungan hasil kerjamu itu dibuat modal usaha saja di dekat-dekat sini, dan berusaha lah untuk membuka hati pada wanita lain supaya kamu cepat move on dari Melisa, Apa kamu nggak ingin membangun masa depan yang cemerlang dengan tetap tinggal di sini?"

" ... "

Bersambung ..

Kira-kira apa jawaban Zaki pada kakaknya?

Tunggu di bab selanjutnya ya Readers 😉

Jangan lupa Like, Vote dan Subscribe

Ma'acih 🙏🥰

"

1
Tình nhạt phai
Sudah nunggu dari kemarin-kemarin, ayo dong thor.
FAMALIN: Okay Kak .. Siap
inj baru nulis untuk bab 3
🙏🥰
FAMALIN: Okay Kak .. Siap
inj baru nulis untuk bab 3
🙏🥰
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!