Anindya yang merasa hidupnya benar-benar bahagia menjadi seorang istri, nyatanya kebahagiaan itu tak bertahan lama ketika Anindya mengetahui suaminya berselingkuh selama ini belakangnya, dan kebenaran yang terungkap selama ini jika Arya hanya menikahinya karena Anindya anak orang kaya.
Anindya marah dan membalaskan rasa sakit hatinya, berselingkuh dengan sahabat karib suaminya sendiri.
Lantas bagaimanakah nasib rumah tangga Arya dan Anindya selanjutnya ? simak ceritanya di judul novel "MAAF, JIKA AKU SELINGKUH".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34
Leon memegang sebuah cincin yang begitu indah yang ia beli di toko perhiasan beberapa waktu lalu. Leon berencana ingin melamar Anin nanti.
“Apa dia mau menikah dengan Ku ?” ucap Leon seorang diri menatap cincin yang ia pegang.
Tiba-tiba ponsel Leon berbunyi,
“Sudah makan siang ?”
“Belum honey !”
“Aku mengirimkan ini tadi lewat gojek !”
Anin memberikan foto bekal makan siang untuk Leon.
“Serius untuk Ku ?” tanya Leon tersenyum senang sekali dimana Anin mulai perhatian padanya.
“Iya !”
Dan benar saja beberapa waktu kemudian seorang kurir mengantarkan makanan ke perusahaan Leon, dan Leon menerimanya dari asistennya.
Leon membukanya, lalu menghubungi Anin dengan panggilan video.
Anin mengangkat panggilan tersebut, dimana Leon saat ini tengah memakan bekal yang Anin kirim kan.
“Enak ! Terimakasih ya !” kata Leon tersenyum manis.
“Sama-sama !” jawab Anin tersenyum.
Beberapa hari kemudian,
Anin merasa perutnya begitu mual sekali, dan ingin muntah namun tidak ada yang ia keluarkan dari mulutnya.
“Uuuwekk….uuweekkk !”
Kepala Anin mendadak menjadi pusing, Anin meraih ponselnya dan menghubungi sahabatnya, Regina.
“Gina…Kau dimana ?” lirih Anin
“Ada apa, Nin ? Aku di bandara ?” jawab Regina apa adanya.
“Kau mau pergi ?” tanya Anin dengan lemah.
“Iya ! Aku harus ke Paris !” jawab Regina.
Anin menghela nafasnya, kemudian mematikan panggilan tersebut.
“Ya Tuhan kepala Ku pusing sekali !”
Anin memegangi kepalanya, kemudian ia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur dan mencoba mengistirahatkan tubuhnya.
Ini bukan sekali dua kali Anin merasakan hal seperti itu. Melainkan setiap pagi hari, Anin akan merasakan mual dan muntah setelah ia sarapan pagi.
Malam harinya Leon datang ke rumah Anin, dan melihat Anin sudah tertidur pulas di tempat tidurnya. Namun kening Leon mengernyit heran melihat Anin masih mengenakan pakaian yang tadi pagi Anin kenakan.
“Honey…Apa Kau belum mandi ?” tanya Leon dengan lembut.
Anin melengguh, dan membuka kedua matanya.
“Leon…Kau kembali !”
“Ada apa ? Apa Kau sakit ?”
Leon memeriksa kening Anin yang tidak panas dan baik baik saja.
“Entah lah, beberapa hari ini setelah sarapan kepala ku sakit dan perut ku mual sekali !” jawab Anin jujur.
Leon mengernyitkan dahinya,
“Kau sakit, Honey ! Ayo ke rumah sakit !” ajak Leon dengan lembut.
“Tapi Aku takut jarum suntik !” jawab Anin pelan.
“Tidak ada yang berani menyuntik mu nanti, Sweety ! Ayo kita ke rumah sakit ! Bibi Ku seorang dokter yang hebat !” kata Leon kemudian menggendong tubuh Anin dan membawa Anin ke rumah sakit.
Begitu mereka tiba di rumah sakit, Leon bertemu dengan Kayana, yang merupakan bibinya.
“Siapa yang Kau bawa, Leon ?” tanya Kayana
“Istri ku, Bibi !” seloroh Leon namun Kayana langsung memukul kepala Leon dengan spidol.
“Aduh, Bi !”
“Jangan bercanda Kau !”
Leon hanya terkekeh,
“Periksa dia, Bi ! Dia bilang mual muntah dan kepalanya pusing setiap pagi hari !” kata Leon menjelaskan kondisi Anin.
Kayana mengerutkan keningnya, ia kemudian memeriksa Anin dan memasangkan alat usg di perut Anin.
“Kenapa di USG, dokter ?” tanya Anin bingung.
“Untuk memastikannya saja !” kata Kayana pelan, Kayana melihat di monitor kondisi rahim wanta yang dibawa oleh keponakannya itu ternyata dalam keadaan hamil.
“Kapan terakhir kali Kalian melakukannya ?” tanya Kayana dengan entengnya.
Anin semakin bingung dengan pertanyaan Kayana,
“Maksud Dokter ?” tanya Anin tak mengerti.
“Kalian membuat bayinya ?” tanya Kayana yang membuat Anin terkejut dan langsung duduk melihat ke arah monitor.
“HAH ?!”
Anin menatap nanar pada monitor tersebut, tangan Anin bergetar dan tidak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini.
“Selamat Nona ! Anda sebentar lagi akan menjadi Ibu !” kata Kayana dengan lembut yang membuat jantung Anin seakan berhenti berdetak.
Deg
“Tidak mungkin !” lirih Anin
...****************...
Akhirnya kanaya beri restu juga..
Arya dan Nopi