NovelToon NovelToon
BAHAGIA?

BAHAGIA?

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Anak Yatim Piatu / Mengubah Takdir
Popularitas:711
Nilai: 5
Nama Author: Nemonia

berfokus pada kisah Satya, seorang anak dari mantan seorang narapidana dari novel berjudul "Dendamnya seorang pewaris" atau bisa di cek di profil saya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nemonia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

"Oi, oi, oi, yang dicari itu Satya, kenapa kalian yang datang bagai lebah?" Sebuah suara yang tak lain adalah Faro membuat beberapa pemuda yang mengelilingi Alexa menepi.

"Nah, ini dia uke-nya datang," celetuk pemuda bertindik di hidungnya saat Faro mendekat. "Atau, seme-nya?"

Gelak tawa dari pemuda-pemuda itu terdengar. Seentara Alexa menatap Faro dengan pandangan tak terbaca.

Raut wajah Faro menjadi dingin dan suram. la mendekati Robi, pemuda yang sebelumnya membuat lelucon murahan tentangnya dan Satya kemudian mengatakan sesuatu yang membuat Robi mengajak teman-temannya pergi dari sana.

Alexa menatap Faro penuh tanya penasaran apa yang pemuda itu katakan hingga membuat semua orang pergi meninggalkan mereka.

"Apa mereka mengganggumu?" tanya Faro yang memperhatikan Alexa dengan seksama. "Jadi seperti ini selera Satya?" batinnya.

"Um. sedikit. Terima kasih." jawab Alexa dengan lengkungan bibir yang terlihat.

"Kau mencari Satya? Ada apa? Kau temannya?" tanya Faro bertubi-tubi. Mumpung tidak ada Satya dirinya bisa mencari tahu hubungannya dengan Satya.

"Ah, kau temannya Satya?" tanya Alexa.

"Yaps. Benar sekali," jawab Faro dengan mengedipkan sebelah mata.

"Jadi ... di mana Satya sekarang?"

"Di perpus. Jika ada hal penting, aku bisa mengantarmu," tawar Faro.

"Daripada itu, aku sangat penasaran. Apa yang kau katakan pada mereka sampai mereka pergi begitu saja?" tanya Alexa. Bukan untuk mengalihkan topik pembicaraan, atau dirinya benar-benar penasaran.

"Oh, aku hanya bilang pada mereka tidak akan memberi mereka contekan saat ujian," jawab Faro disertai kekehan.

Alexa yang mendengarnya hanya ber-oh ria namun juga menahan tawa.

"Oh, ya, jadi, mau ku antar menemui Satya atau tidak?" tawar Faro sekali lagi. Di saat yang sama tampak seseorang yang berjalan menuju kelas Satya. Dan saat sampai di depan kelas di mana Faro dan Alexa masih berdiri di sana, wanita itu bertanya pada keduanya.

"Maaf, apa benar ini kelas Satya?" tanya wanita itu yang tak lain adalah Jessica. Seperti rencana yang akan dilakukannya, ia pun memulainya tanpa menunggu jeda. Mencoba mendekati Satya tak peduli merendahkan rasa malunya.

"Ya, benar. Kau juga mencari Satya?" tanya Faro keheranan. Pemuda berwajah oriental itu menatap Alexa dan Jessica bergantian.

"Ya. Dia sudah di kelas?" balas Jessica.

Alexa memperhatikan Jessica dengan seksama. la pun bertanya, siapa? Tapi yang jelas pasti bukan kekasih Satya. Jika kekasihnya tentu tak perlu lagi bertanya kelas Satya. Jika wanita itu juga memiliki tujuan yang sama yakni mendekati Satya, ia tak bisa membiarkannya. la mendapat mandat dari ayahnya untuk mendekati Satya bahkan jika bisa sampai jenjang pernikahan. Jadi ia tak akan membiarkan siapapun mendapatkan Satya selain dirinya.

Sementara itu di tempat lain, tepatnya di rumah Shintia, terlihat Raska yang baru saja turun dari mobilnya. Dengan membawa sebuket bunga di tangan, ia siap memulai rencananya.

"Selamat pagi." Raska tersenyum ramah saat Shintia membuka pintu untuknya. Kemudian diberikannya sebuket bunga yang ia bawa pada Shintia.

Shintia menatap buket bunga itu dalam diam selama beberapa saat sampai akhirnya dengan terpaksa menerimanya. "Terima kasih," ucapnya.

"Sepertinya sepi, Satya tidak di rumah?"

"Iya. Dia sudah berangkat," jawab Shintia yang kemudian keluar dan menutup pintu lalu duduk di kursi teras. la sama sekali tak berniat mengajak Raska masuk ke dalam rumah. Bukan tanpa alasan, ia tak ingin terjadi fitnah terlebih tak ada siapapun di rumah.

Raska mengikuti Shintia dengan duduk di kursi berseberangan dengan Shintia dibatasi meja.

"Jadi ... ada apa?" tanya Shintia yang kemudian meletakkan buket bunga ke atas meja teras berbentuk lingkaran dengan vas dan bunga matahari plastik di atas nya.

"Apakah harus ada alasan untuk bertemu teman?"

Shintia setengah menunduk dengan tangan kanan mengusap lengan kiri. "Tapi... tidak enak saja jika dilihat orang," kata Shintia dengan suara pelan.

"Oh, ya, sebentar lagi akan ada reuni. Kau akan datang, kan?" tanya Raska tanpa sedetikpun mengalihkan pandangan dari Shintia. Rasanya ia tak pernah bosan menatap Shintia dari segi mana saja. Dirinya sudah seperti mengalami puber kedua.

"Reuni, ya. Sepertinya tidak," jawab Shintia tanpa ragu. Jika teman-temannya tahu mengenai masa lalunya bisa jadi mereka akan menjadikan nya bahan tertawa atau cacian dan hinaan. Lagi pula ia tahu sifat teman-temannya yang mungkin tak akan berubah sampai sekarang.

"Ikut saja. Aku juga akan datang. Kita bisa datang sama-sama," bujuk Raska. "Sudah berlalu lama sekali, tidakkah kau ingin bertemu salah seorang teman kita? Kau masih ingat Yesi, kan?"

"Yesi?" Mendengar nama itu membuat Shintia tersenyum kecil. Yesi adalah gadis paling aktif di sekolah dan juga humoris. Bahkan sekarang sudah jadi pelawak di salah satu acara tv bersanding dengan pelawak terkenal lain.

"Dan kuharap kau tak bertemu Alex," ucap Raska kembali disertai tawa kecil.

Tawa kecil pun ikut tersinggung di bibir Shintia. Alex adalah teman seangkatan dadi beda kelas yang terkenal playboy. Meski begitu dia juga terkenal ceroboh.

"Mungkin menyenangkan bertemu teman lama. Datanglah denganku, aku akan menjemputmu nanti ," kata Raska. Sangat tampak jelas ia ingin Shintia datang bersamanya. Meski Shintia sudah mengatakan tidak, tapi ia yakin Shintia bisa berubah pikiran.

"Entahlah. Aku akan bertanya Satya dulu," jawab Shintia. Lagipula bisa dibilang acara itu penting tidak penting.

Setelahnya keduanya tenggelam dalam keheningan. Entah apa yang Shintia pikirkan, raut wajahnya tak terbaca. Jika dibilang menyesal, ia pasti merasakannya. Kehilangan masa muda dengan cara tidak menyenangkan.

"Ngomong-ngomong, apa sebentar lagi pria itu akan bebas?" tanya Raska tiba-tiba membuat Shintia menoleh padanya. "Kau tidak mencemaskan sesuatu?"

"A- apa maksudmu?"

"Maksudku, kau yakin dia hanya akan setia padamu mengingat kau telah mengorbankan waktumu selama ini? Tapi bagaimanapun, dia itu laki-laki terlebih sudah dipenjara sejak usianya masih muda. Siapa tahu saat ia bebas ingin menikmati masa mudanya yang tak pernah ia rasakan?" ujar Raska menciptakan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi setelah Yoga bebas.

Shintia hanya diam. Itu lah yang baru saja ia pikirkan. Mengenai Yoga yang mungkin ingin memiliki keturunan lagi. Secara dirinya sudah tak mungkin memberikannya. Tapi tunggu, kenapa ia berpikir Yoga akan menikahinya nanti?

Shintia menepuk kecil kedua pipi memikirkan pikiran-pikiran aneh mengenai Yoga setelah ia bebas. Saat Yoga bebas nanti, usianya belum sampai kepala lima, tapi dirinya? Sudah setengah abad, berkeriput dan semakin tua. Sementara di matanya, Yoga bahkan masih tampan. Jika Yoga mencari wanita yang lebih muda, sangat mungkin ada kesempatan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!