Pengantin Sang Pangeran

Pagi hari di istana Kerajaan Bulan Pangeran Helios terbangun dari tidurnya, kepalanya masih sangat pusing dan perutnya juga terasa mual, tapi dia mengingat samar - samar kejadian semalam yang dia alami. Seingatnya setelah dua sahabatnya Pangeran Deren dan Putri Rena pulang dia mengajak bawahan setianya untuk minum - minum bersamanya, karena dia merasa sedih di hatinya. Tapi kemudian dia ingat kalau dia bersama Putri Rena di dalam kamar. Reflek Pangeran Helios melihat ke badannya dan tempat tidurnya. Tentu saja Pangeran Helios sangat terkejut saat melihat tubuhnya tanpa ada sehelai benang pun disana, dan yang tidur di sampingnya adalah istrinya dengan kondisi tubuh sama seperti dirinya, dengan tanpa sehelai benang pun. Apalagi tanda merah di sekujur tubuh istrinya. Pangeran Helios sangat tahu apa artinya itu. Dia berteriak sangat keras.

"Ahh... " Pangeran Helios sangat frustasi menyadari keadaannya sekarang.

Karena teriakan yang sangat keras dari Pangeran Helios, membuat Putri Arumi terbangun dengan tiba - tiba. Bahkan pengawal dan prajurit hampir saja mendobrak pintu kamar junjungannya, kalau saja mereka tidak mengingat pintu kamar siapa itu yang akan mereka dobrak. Para pengawal dan prajurit memutuskan hanya memangil - manggil nama Pangeran Helios saja. Setelah mendengar jawaban Pangeran Helios yang mengatakan dirinya baik - baik saja, barulah para prajurit dan pengawal merasa tenang. Putri Arumi tentu saja menangis tak kuasa menahan kesedihannya yang melihat pandangan suami tercintanya terlihat sangat enggan padanya. Padahal malam yang lalu suaminya begitu intim padanya, walaupun dia dengan wujud yang berbeda.

Pangeran Helios langsung menuju kamar mandi tanpa memandang ke arah istrinya sama sekali. Putri Arumi dengan menahan sedih dan malu, dia menutupi tubuhnya dengan selimut yang tak jauh dari tempatnya berada.

Di Istana Kerajaan Pelangi.

Di sebuah ruang rahasia di Istana Pelangi ada sekelompok orang yang sedang berdiskusi disana.

"Yang Mulia sekarang saat yang tepat untuk menjatuhkan Putra Mahkota. Dari laporan mata - mata kita, dia melaporkan kalau di Wilayah Utara sekarang sedang terserang wabah mematikan. Banyak penduduk yang yang tinggal disana meninggal karena wabah dan kekurangan pangan karena hujan yang sudah lama tidak turun disana. Yang Mulia bisa memberi saran pada Raja, agar mengutus Putra Mahkota untuk menanggulangi wilayah disana. Disamping kekeringan di Wilayah Utara yang sudah lama melanda, di sana juga banyak perampokan merajalela. Kalau Yang Mulia bisa meyakinkan Raja untuk menugaskan Pangeran Deren kesana, saya yakin Pangeran Deren pulang pasti tinggal nama, karena tertular wabah atau mati karena di bunuh oleh para perampok yang merajalela disana," kata seorang bawahan terpercayanya.

"Terima kasih informasi yang kamu berikan. Aku pasti tidak akan menyia - nyiakan kesempatan ini untuk menyingkirkan Putra Mahkota dari posisinya sekaligus dari dunia ini. Di rapat kenegaraan besok aku akan mengusulkan Pangeran Deren bertugas menanggulangi masalah di Wilayah Utara pada Raja. Ha ha ha..." tawa gembira orang yang bertopeng disana.

Keesokan harinya ada rapat Kenegaraan di Istana Pelangi. Di Kerajaan Pelangi Pangeran Deren bersama ayahandanya Raja Rama memimpin rapat yang dihadiri para mentri dan pejabat tinggi lainnya.

"Yang Mulia Raja, situasi di Wilayah Utara sekarang sangat sulit. Banyak penduduk yang tinggal disana meninggal karena terkena wabah. Disamping itu lahan yang gersang membuat tanaman dan sayuran apapun yang di tanam tidak tumbuh subur. Apalagi sudah lama hujan tidak turun di wilayah utara," laporan dari salah satu mentrinya.

"Saya dengar kelaparan dan banyak perampokan melanda di sana. Kita harus segera mengutus seseorang menanggulangi wilayah disana!" kata mentri lainnya.

Raja tampat sedang berpikir memikirkan solusi terbaik untuk menanggulangi wilayah disana. Tanpa disangka Pangeran Deren mengajukan dirinya untuk pergi ke Wilayah Utara. Tentu saja ada dari salah seorang disana tersenyum tipis mendengar perkataan Pangeran Deren, dia jadi tak perlu bersusah - payah meyakinkan Raja Rama mengutus Pangeran Deren pergi ke Wilayah Utara. Raja Rama tampak menghela napas. Sebenarnya dalam hati Raja Rama ada kekhawatiran mengutus putranya pergi ke Wilayah Utara. Tapi untuk saat ini tidak ada seorang pun yang bisa dia percaya untuk ditugaskan ke Wilayah Utara selain putranya sendiri.

Sehari sebelum keberangkatan Pangeran Deren ke Wilayah Utara, dia sedang berbicara dengan istri tercintanya.

"Istriku besok aku akan pergi ke Wilayah Utara untuk menolong penduduk dan menanggulangi bencana disana. Kamu tetaplah tinggal disini. Aku tidak ingin istri tercintaku akan tertular wabah bila ikut pergi bersamaku"

"Yang Mulia bukankah tugas seorang istri memang bersama suaminya disaat suka dan duka."

Pangeran Deren bersikeras melarang istrinya ikut bersamanya. Putri Rena tak mau berdebat panjang lebar dengan suaminya. Putri Rena akhirnya mengajak suaminya segera tidur bersama. Pangeran Deren cepat terlelap karena memang terlalu lelah dengan tugas yang dia kerjakan seharian ini. Apalagi setelah Putri Rena memberikan pijatan lembut di seluruh tubuhnya, mata Pangeran Deren seakan lekat tak bisa terbuka. Sebelum matanya benar - benar terpejam Pangeran Deren sempat menarik istrinya untuk tidur bersama dalam pelukannya. Putri Rena sempat terkejut ketika suaminya tiba - tiba menariknya. Setelah yakin suaminya sudah tertidur lelap, dengan berhati - hati Putri Rena melepaskan tangan suaminya yang berada pada posisi di pinggangnya. Putri Rena bangun, dia lalu memanjat atap kamarnya melompati satu atap ke atap lainnya dan terakhir dia melompati tembok istana. Setelah menemukan tempat yang di rasa aman, dia bertelepati memanggil seseorang. Dalam sekejab mata orang itu sudah datang di hadapan Putri Rena. Selama di akademi bila ada waktu senggang, Putri Rena selalu menyempatkan diri pergi ke perpustakaan yang ada di akademi. Tanpa sengaja Putri Rena menemukan buku tetang cara bertelepati, di tempat yang memang tersembunyi. Saat itu Putri Rena sedang berjalan mengelilingi rak yang ada di perpustakaan. Putri Rena melihat sebuah buku yang menarik perhatiannya. Ketika buku itu di pegang oleh Putri Rena, rak buku itu tiba - tiba bergeser. Karena penasaran Putri Rena masuk ke ruangan tersembunyi tersebut. Putri Rena lalu menemukan buku yang berjudul 'Telepati'. Putri Rena membaca dan mempelajari isi buku tersebut. Tiap hari ketika ada waktu luang dan perpustakaan sedang sepi, Putri Rena pasti menyempatkan diri pergi diam - diam ke rak tersembunyi tersebut.

"Aric besok aku akan diam - diam mengikuti suamiku pergi ke Wilayah Utara. Kamu siapakan semua keperluanku, dan aku memberi tugas padamu untuk mengawalku besok. Setelah besok suamiku sudah berangkat, aku akan datang kesini menunggumu"

"Baik putri hamba laksanakan"

Setelah Putri Rena selesai memberi tugas, orang tersebut menghilang dari hadapan Putri Rena.

Putri Rena lalu kembali ke kamarnya lagi. Dia melanjutkan tidurnya kembali karena hari memang masih malam. Untunglah jauh - jauh hari Putri Rena sudah membuat berbagai jenis obat - obatan dan beberapa jenis racun, yang dia buat dari tanaman di sekitar taman istana dan dari mahar yang di berikan suaminya saat menikah dengannya yang lalu. Saat itu Putri Rena membuatnya hanya untuk berjaga - jaga dan persediaan dirinya saja, ternyata obat - obatan dan racun yang dia buat berguna untuk dia sekarang.

Pagi - pagi buta Pangeran Deren sudah bangun dari tidurnya. Dia melihat di samping tempat tidur istri tercintanya masih terlihat tertidur lelap. Dengan hati - hati Pangeran Deren bangun agar tidak membangunkan istrinya. Sebelum beranjak dari tempat tidurnya Pangeran Deren mencium kening istrinya dahulu, setelah itu dia keluar. Di luar kamar sudah ada dayang yang bertugas untuk melayani istrinya.

"Tidak usah membangunkan istriku biarkan dia terbangun dengan sendirinya saja!" titah Pangeran Deren pada dayang istrinya.

"Baik Yang Mulia," jawab dayang itu.

Tanpa di ketahui Pangeran Deren, Putri Rena sudah terbangun dari tidurnya sejak Pangeran Deren mencium kening istrinya. Dalam hati Putri Rena sangat tersentuh dengan kasih sayang yang di tunjukkan suaminya. Setelah yakin Pangeran Deren pergi menjauh dari kamarnya, tak lama kemudian dia mempersiapkan semua barang kebutuhan yang akan dia bawa pergi menyusul suaminya ke Wilayah Utara.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...