"sakiiitttt."
"Aaahhh perut ku sakit sekali, tolong perut ku sakit!"
Siti terus menjerit karena perut nya sakit bukan kepalang, di usia kehamilan nya yang menginjak lima bulan ia harus pendarahan. tapi bukan cuma rasa sakit akibat pendarahan saja yang membuat dia takut, melainkan ia melihat tangan berbulu meremas remas perut.
KRAAAAUUKK.
KRAAAAAUUUK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13. Semua merajuk
Riuh suara member Purnama karena kini mereka semua sedang mandi di sendang biru, di sebut sendang biru karena air nya yang sangat jernih hingga kebiruan warna nya. semua mandi di sana berendam tidak ada satu pun yang ketinggalan, mata yang tidak sengaja menatap nya jadi segar karena melihat para pria tampan mandi dengan tubuh yang sangat kinclong.
"Pokok nya aku tidak mau tau, bersihkan tubuh ku!" teriak Jeno antara kesal dan mau menangis.
"Iya sabar ya, aku bantu kamu bersihkan diri kok." Maharani berkata lembut.
"Kau sudah tidak mencintai aku lagi, cinta mu pudar untuk ku! tega nya kau melakukan ini padaku, kau kejam." teriak Jeno pada istri nya yang ada di sebelah.
Begitu pula yang lain karena mereka sudah merasa tidak di cintai lagi oleh pasangan nya masing masing, sebab para kekasih tidak ada yang protes saat Purnama menyuruh mereka jadi hadiah. kesal dan juga timbul perasaan di abaikan di hati mereka, kadang kadang perasaan pria lebih sensitif dari pada perasaan wanita.
"Aku tidak mau tau pokok nya, aku tidak ingin dekat kamu lagi." Jeno menjauhi Maharani.
"Loh kok kamu gitu sih, dengarin dulu dong aku mau ngomong ini." Maharani berusaha mengejar.
"Cukup ya, Ran!" Jeno benar benar marah dan menjauh.
"Sayang, aku bukan nya tidak mencintai kamu lagi." Rani berkata pelan.
Jeno sudah terlanjur marah dan juga jijik, masih terbayang bibir bibir para palasik itu menempel bahkan ada juga yang usil hingga menjulurkan lidah segala, sungguh tidak ingin lagi Jeno membayangkan nya, cukup satu kali ini saja dan tidak ingin terulang kembali dalam hidup nya.
"Aku tidak punya kuasa, ini perintah nya Purnama." Nilam juga membujuk Aksara yang marah.
"Setidak nya kamu berusaha bicara, ini kamu sama sekali tidak ada mempertahan aku." Aksara menatap Nilam sedih.
"Kalau pun aku bicara maka tidak mungkin lah akan di dengar sama dia." jelas Nilam.
"Namun masih ada pertahanan kamu untuk aku, ini kamu sama sekali tidak ada raut keberatan. sudah cukup, aku tidak ingin dekat kamu!" Aksara pun menjauh.
Nilam dan Maharani saling pandang karena ini sudah asli merajuk, tadi Purnama sudah memberi tahu kalau para pria merajuk maka silahkan buka baju saja. tapi ternyata itu tidak mempan, mereka sama sekali tidak tertarik dan tidak kau menatap para istri nya.
"Aku bantu gosok pakai bunga ini ya, biar wangi." Xiela mendekati Bagas yang sejak tadi diam saja.
"Tidak usah!" Bagas menepis tangan Xiela.
"Loh kamu marah juga sama aku?" Xiela menatap kekasih nya.
"Kamu pikir saja sendiri!" sinis Bagas tanpa banyak bicara.
"Ya jangan marah dong, kan kamu melakukan ini juga demi membantu para orang orang yang sedang hamil." bujuk Xiela.
Tidak ada jawaban dari Bagas karena yang ini sudah asli benar benar marah pada siapa saja, baik itu pada Purnama atau pun pada Xiela kekasih nya. cuma Jalak yang terdiam sendirian karena dia sudah tidak punya tempat mau marah lagi, kekasih dia tidak datang sehingga tidak ada tempat marah dan protes.
Yang lain masih di temani oleh para kekasih atau juga istri nya, tapi Jalak tidak karena dia di tinggal begitu saja oleh Arini dengan alasan mau menjaga oara wanita hamil lain. apa tidak menyala rasa emosi nya Jalak, merasa terbuang begitu saja.
"Jangan pegang aku!" Hendra menjauhi Andini yang mendekat.
"Ini aku ada bunga yang bisa membuat wangi, kan kamu juga cuma di cium dua kali." ujar Andini.
"Dia di cium dua kali saja sudah histeris begitu, bagai mana dengan ku yang sampai bobrok!" keluh Arjuna.
"Sudah lah banyak di cium palasik, tapi malah tidak punya tempat mau merajuk." keluh Sagara juga karena mereka berdua jomblo.
"Naas sekali rasa nasib ini, aku ingin membekukan tubuh Purnama rasa nya!" teriak Arya yang ikut berendam juga.
"AWAS KAU PURNAMAAAAAA, AKU AKAN MEMBEKUKAN KAU.".
Arya berteriak nyaring di dalam sendang biru, berulang kali menggosok pipi yang ludes di cium palasik, bahkan tadi ada yang usil mencium bibir nya sekilas sehingga Arya mengamuk tidak karuan. ini malah dendam mau membekukan Kakak nya, biar bagai mana pun dia merasa harus membalas dendam pada Purnama.
"Awas saja kau, akan ku bekukan kau!" geram Arya berulang kali.
Kraaaaaak.
Akibat kemarahan nya sebagian sendang jadi membeku dan air nya sangat dingin, untung dia berada jauh dari para member yang lain, kalau tidak maka semua nya ikut beku karena di bekukan oleh Arya.
...****************...
"Kau masih saja mengerjai dia?" tegur Arini pada Wati.
"Aku menunggu dia sadar sebentar lagi, mulut nya sudah ku sikat sampai bersih." jawab Wati.
"Walah ya jadi dower lah bibir dia nanti, kau pun malah di bros." Arini memperhatikan bibir Kopsah yang mulai merah karena kena sikat.
"Biar lah, kan kata Purnama asal jangan sampai celaka atau mati." ujar Wati.
Arini pun mengangguk dan segera pergi dari rumah nya Kopsah, malam ini dia dan Arka yang berkelana mencari pelaku dari iblis yang sudah memakan janin ini. kuntilanak sudah bilang tidak dan palasik juga bukan pelaku nya, dari foto itu memang terlihat beda atau besar sekali.
"Ini rumah nya Kakak Salsa ya, Bi?" Arka menatap rumah adik nya Andini.
"Iya, dia sedang hamil itu jadi perlu di awasi dulu." jawab Arini.
"Tapi kan kita tidak mungkin cuma diam di sini saja, semua member harus bergerak agar tidak ada kesempatan untuk iblis itu." jelas Arka.
"Untuk sekarang kita berdua saja dulu, mereka kan lagi ada misi." jawab Arini pelan karena sudah membayangkan kekasih nya di cium palasik.
"Pasti sudah selesai acara nya, harus nya saat sudah selesai mereka langsung saja menyebar." ucap Arka menatap kesana kemari di kegelapan malam.
"Biar Bibi yang menunggu di sini, kamu kalau mau di pos atau di mana saja boleh." suruh Arini.
"Baik lah, aku juga mau cari tau dengan obrolan para warga kampung." angguk Arka setuju.
Arini tersenyum dan mengangguk karena Arka sangat penurut sekali, kadang Arini juga iba melihat dia yang sudah tidak punya Ibu lagi. namun Arka adalah tipe anak yang bisa menyembunyikan kesedihan nya, tidak terlalu di nampakan.
Hanya orang tertentu saja yang tau soal rasa sedih nya Arka, dia paling dekat dengan Samuel. arwah tampan satu itu adalah Uncle favorit nya, belum ada yang bisa menggeser posisi Sam.
Hallo guys jangan lupa like dan comen nya ya, selamat sore dan selamat membaca sayang ku.
siap thor....lanjoooot