Elina adalah seorang pengacara muda handal. Di usianya yang terbilang masih muda, dia sudah berhasil menyelesaikan banyak kasus penting di karirnya yang baru seumur jagung.
Demi dedikasinya sebagai seorang pengacara yang membela kebenaran, tak jarang wanita itu menghadapi bahaya ketika menyingkap sebuah kasus.
Namun kehidupan percintaannya tidak berbanding lurus dengan karirnya. Wanita itu cukup sulit melabuhkan hati pada dua pria yang mendekatinya. Seorang Jaksa muda dan juga mentor sekaligus atasannya di kantor.
Siapakah yang menjadi pilihan hati Elina?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
All About Gerald
Dengan perasaan bahagia Jaka membawa Santi keluar dari ruang persidangan. Akhirnya sang Kakak terbukti tidak bersalah. Ada orang lain yang bertanggung jawab atas kematian Hadi. Santi ingin langsung pulang ke rumah Jaka. Dia sudah tidak sabar bertemu dengan anaknya.
Sepeninggal Santi dan Jaka, Elina masih berada di ruang sidang. Wanita itu tengah membereskan barang bawaannya. Gerald yang sedari tadi hanya duduk di belakang, mulai menghampiri Elina. Pria itu bantu membereskan bekas di atas meja.
“Makasih, Bang.”
“Selamat ya. Akhirnya kamu bisa membebaskan terdakwa.”
“Ini semua juga berkat masukan dari Abang. Aku cukup beruntung bisa menemukan Miswan tepat waktu.”
“Keberuntungan tidak pernah cukup untuk memenangkan kasus. Kamu itu pintar, El. Pantas saja kalau selalu menang di pengadilan.”
“Ngga selalu, Bang.”
Gerald hanya tertawa saja mendengar ucapan Elina yang terkesan merendah. Carya yang juga masih berada dalam ruangan, mempercepat pekerjaannya lalu mendekati Elina dan Gerald yang masih berbincang.
“Selamat, kamu berhasil memenangkan kasus ini. Sepertinya Gerald sudah mengajarimu dengan sangat baik.”
“Pada dasarnya Elina adalah pengacara yang pintar dan jeli. Aku hanya mengajarinya sedikit.”
Carya hanya tersenyum miring menanggapi ucapan Gerald. Di matanya, Elina seperti penjelmaan Gerald ketika berada di ruang sidang. Sepertinya wanita itu memang banyak belajar dari Gerald.
“Sebenarnya Bu Santi tidak perlu berada di ruang sidang kalau anda memberi waktu lagi pada polisi untuk menyelidiki kasus.”
“Laporan polisi sudah lengkap. Di TKP hanya ada bukti tentang saksi, tidak ada jejak lain.”
“Bukankah polisi sudah meminta waktu tambahan untuk penyelidikan setelah mendengarkan hasil autopsi?”
“Ya, memang tapi..”
“Tapi anda menganggap sepele kasus ini. Hanya karena ini kasus KDRT yang kebanyakan sudah jelas berakhir kemana, makanya anda langsung memprosesnya tanpa mempertimbangkan ada kemungkinan lain di dalamnya. Saya ingatkan Bapak Jaksa yang terhormat, tidak ada kasus sepele dalam hukum. Apa yang kita anggap sepele, bisa jadi itu berharga bagi orang lain. Begitu juga dengan Ibu Santi, hidupnya dipertaruhkan dalam persidangan ini. Kalau pelaku tidak muncul, dia akan menghabiskan waktu cukup lama di penjara.”
“Apa kamu lupa kalau klienmu juga sudah melukai suaminya?”
“Itu pembelaan diri. Lagi pula dia tidak sengaja menancapkan pisau ke perut suaminya. Tidak sengaja.”
Elina menekankan kata tidak sengaja dengan cukup jelas. Carya hanya berdehem saja. Tanpa mengatakan apapun, pria itu segera meninggalkan ruang sidang. Gerald tersenyum melihat Jaksa itu dibuat mati kutu oleh juniornya.
“Nyebelin banget,” gerutu Elina setelah Carya pergi.
“Ayo kita kembali ke kantor. Sepertinya ruang sidang ini memberi energi negatif untukmu, hahaha..”
“Tapi dia emang menyebalkan. Mungkin karena terlalu lama menjadi duda.”
“Kamu menyelidiki tentangnya?”
“Tentu saja. Aku harus tahu siapa lawanku, bukan? Carya Respati, usia 36 tahun. Dia adalah lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan salah satu lulusan terbaik di angkatannya. Karirnya sebagai Jaksa terbilang mulus karena dia sering memenangkan kasus di pengadilan. Kecuali sat berhadapan dengan Abang. Dan satu lagi, dia itu sudah menduda sejak lima tahun. Istrinya menuntut cerai karena mereka sudah tidak sejalan lagi. Mungkin saja istrinya sudah tidak tahan dengan sikap menyebalkannya. Dasar duda kurang piknik. Sepertinya dia kurang belaian wanita juga.”
“Ehem! Aku tersinggung loh, El.”
Sontak Elina langsung menutup mulutnya. Pria di sampingnya ini juga sudah menjadi duda, bahkan lebih lama dari Carya. Menurut cerita yang dia dengar dari salah satu teman Gerald ketika dirinya sedang magang di Novak and Parters, pernikahan pria itu hanya berjalan selama setahun. Mereka bercerai tanpa ada yang tahu alasan dibaliknya. Setelah itu Gerald belum pernah berhubungan dengan wanita lain, menurut penuturan temannya.
“Maaf, Bang.”
“Dimaafkan. Tapi kamu harus menepati janjimu padaku.”
“Makan malam?”
“Ya,” jawab Gerald seraya menganggukkan kepalanya.
“Abang yang pilih tempatnya.”
“Malam ini?”
“Oke.”
Keduanya sudah sampai di pelataran parkir. Mereka menaiki mobil yang berbeda. Gerald membiarkan mobil yang dikendarai Elina keluar lebih dulu. Seperti biasa, dia lebih senang mengikuti wanita itu dari belakang untuk memastikan keselamatannya.
***
Gerald berdiri di depan deretan pakaian miliknya yang ada di walk in closet. Pria itu mengambil kemeja lengan pendek dengan motif garis vertikal, memadukannya dengan celana chino hitam. Kemudian dia mengambil jaket tipis berwarna coklat muda untuk melapisi kemeja yang dikenakannya. Gerald mengambil salah satu jam tangan miliknya. Pria itu memakainya seraya keluar dari walk in closet.
Alih-alih tinggal di apartemen, Gerald memilih tinggal di rumah yang dibelinya sejak tiga tahun lalu, tepatnya setelah pria itu pindah ke Bandung dan mendirikan D&G Law Firm bersama seniornya, Damian. Gerald adalah pria keturunan Irlandia asli. Ayahnya Liam Novak dan Ibunya, Debby Novak memang berasal dari Irlandia.
Setelah menikah dengan Debby, Liam ditugaskan ke Indonesia untuk menangani kasus corporate yang menjadi klien firma hukum tempatnya bekerja. Saat itu Liam adalah pengacara muda yang baru merintis karirnya, usianya baru 23 tahun. Dia diminta membantu senior partner bernama George, mengurus masalah hukum perusahaan yang ada di Indonesia. Perusahaan tersebut adalah anak perusahaan dengan perusahaan induk berada di Norwegia. Beberapa pekerja mengajukan tuntutan karena perekrutan yang tidak adil dan adanya diskriminasi dalam jenjang karir.
Saat sedang mengerjakan kasus, Liam mendapati kenyataan kalau gugatan yang dilayangkan para pegawai benar adanya. Pegawai yang berasal dari pribumi hanya diberi jabatan rendah. Sementara untuk posisi manajerial diberikan pada pegawai WNA. Bukan itu saja, kesenjangan gaji yang diberikan juga cukup besar. Padahal banyak pegawai asal pribumi yang memiliki kemampuan baik namun tidak diberikan kesempatan berkarir yang baik, bahkan digaji jauh dari kemampuannya.
Melihat ketidakadilan yang terjadi, hati Liam tergerak. Dia mengusulkan pada senior partnernya untuk mengakhiri kasus ini dengan damai. Memberikan apa yang diinginkan oleh para pegawai, karena merekalah roda penggerak perusahaan. Namun George bergeming dan tetap akan memberikan sanksi dan memecat para pegawai dengan sedikit pesangon.
Di sinilah terjadi pecah kongsi antara Liam dan George. Liam berbalik membela para pegawai untuk mendapatkan haknya. Hal tersebut tentu saja membuat perusahaan pusat berang. Mereka menekan firma hukum tempat Liam bekerja. Pria itu dipecat dari pekerjaannya. Namun Liam tidak mau menyerah. Dia tetap membela para pegawai. Karena dia sudah paham kasus ini sejak awal, akhirnya dia berhasil menekan perusahaan dan membuat kesepakatan. Perusahaan bersedia melakukan penilaian karyawan secara terbuka dan memberikan kesempatan pada siapa saja yang memiliki kualifikasi untuk menduduki jabatan penting.
Usai memenangkan kasusnya, Liam kembali ke Irlandia. Dia menggugat firma hukumnya yang telah memecatnya secara tidak adil. Gugatan hukum berjalan alot dan memakan waktu sampai tiga bulan. Akhirnya kesepakatan didapat. Liam mendapat uang penggantian yang cukup besar, namun pria itu tidak bisa berkarir di Irlandia lagi. Bahkan beberapa negara di wilayah Eropa ikut mencekalnya karena firma hukum tempatnya bekerja memiliki jaringan yang cukup luas.
Tahu karirnya sudah mati di Irlandia, Liam memilih pindah ke Indonesia bersama dengan Debby yang tengah berbadan dua. Kepiawaian Liam ketika membela dan memenangkan kasus membuat beberapa perusahaan besar tertarik untuk mempekerjakannya. Mulailah Liam merintis karir di Indonesia. Pria itu bahkan ingin menetap di negara ini. Dua tahun setelah tinggal di Indonesia, Liam dan Debby dengan mantap memilih menjadi mualaf. Salah satu rekan Liam banyak mengajarinya tentang agama yang menurutnya memberikan banyak nilai kebaikan.
Semenjak itu Liam menjadi mualaf dan dia mengajarkan Gerald ilmu agama sejak anak itu masih kecil. Setelah tinggal selama 20 tahun berturut-turut di Indonesia, pria itu mengajukan diri menjadi Warga Negara Indonesia. Sampai sekarang pria itu sudah berstatus sebagai WNI bersama Debby dan juga Gerald.
Gerald tumbuh menjadi anak yang pintar. Dia masuk sekolah lebih awal, usia lima tahun dan menempuh pendidikan SD selama lima tahu melalui jenjang akselerasi. Usia 16 tahun pria itu lulus Sekolah Menengah Atas dan diterima di Harvard University yang ada di Boston, Amerika Serikat. Selama enam tahun Gerald berada di Boston, menyelesaikan kuliahnya hingga ke jenjang master dan magang di perusahaan hukum yang ada di sana.
Setelah enam tahun, Gerald kembali ke Indonesia, pria itu bekerja di firma hukum milik sang Ayah. Setahun setelah bekerja di tanah air, Gerald menikah dengan Liliana Wijaya, juniornya di Harvard University. Liliana adalah keturunan blasteran. Ayahnya asli orang Indonesia, sementara Ibunya berkebangsaan Australia.
Pernikahan mereka hanya berjalan setahun. Setelah bercerai, Gerald mendapat tawaran menjadi pengacara salah satu organisasi internasional. Organisasi tersebut bekerja membantu orang-orang di negara berkonflik atau negara miskin. Selama hampir dua tahun pria itu bergabung di sana. Sudah empat negara yang dikunjungi pria itu. Dimulai dari Sudan, Bolivia, Afghanistan dan Suriah.
Liam memanggil Gerald kembali ke tanah air. Pria itu kembali bekerja di Novak and Partners. Dia juga menjadi pengajar di lembaga Pendidikan Khusus Profesi Advokat yang juga didirikan oleh Liam. Di sanalah Gerald bertemu dengan Elina. Setelah merasa cukup punya pengalaman dan koneksi, Gerald memutuskan mendirikan kantor hukum sendiri. Hal tersebut didukung sepenuhnya oleh Liam. Dan akhirnya Gerald memilik kantor hukum sendiri yang dirintis bersama seniornya. Elina ditawari bekerja bersamanya dan wanita itu langsung menerima tawarannya.
Mobil yang dikendarai Gerald berhenti di depan kediaman Zar. Pria itu hendak menjemput Elina untuk makan malam bersamanya. Kedatangannya disambut hangat oleh Renata. Wanita itu segera memanggilkan sang anak yang masih berada di kamarnya. Sepuluh menit berselang Elina keluar. Wanita itu nampak cantik mengenakan dress berwarna maroon. Gerald terpaku melihat Elina yang terlihat begitu cantik malam ini.
***
Ini penampakan Gerald versiku
Norbi Novak as Gerald
Caitlin Halderman as Elina