NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Perempuan Malang

Terjerat Cinta Perempuan Malang

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Selingkuh / Penyesalan Suami
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Fafacho

Zahra, seorang perempuan sederhana yang hidupnya penuh keterbatasan, terpaksa menerima pinangan seorang perwira tentara berpangkat Letnan Satu—Samudera Hasta Alvendra. Pernikahan itu bukan karena cinta, melainkan karena uang. Zahra dibayar untuk menjadi istri Samudera demi menyelamatkan keluarganya dari kehancuran ekonomi akibat kebangkrutan perusahaan orang tuanya.

Namun, tanpa Zahra sadari, pernikahan itu hanyalah awal dari permainan balas dendam yang kelam. Samudera bukan pria biasa—dia adalah mantan kekasih adik Zahra, Zera. Luka masa lalu yang ditinggalkan Zera karena pengkhianatannya, tak hanya melukai hati Samudera, tapi juga menghancurkan keluarga laki-laki itu.

Kini, Samudera ingin menuntut balas. Zahra menjadi pion dalam rencana dendamnya. Tapi di tengah badai kepalsuan dan rasa sakit, benih-benih cinta mulai tumbuh—membingungkan hati keduanya. Mampukah cinta menyembuhkan luka lama, atau justru semakin memperdalam jurang kehancuran?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fafacho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13.

Langit Jakarta siang itu cerah, seakan ikut menyambut momen sakral yang sedang berlangsung. Di halaman sebuah gedung megah milik keluarga Samudera, para tamu mulai berdatangan, mengenakan pakaian rapi, kebanyakan berseragam militer atau berpakaian adat formal. Musik tradisional Jawa terdengar lembut mengiringi suasana yang tampak khidmat namun penuh gengsi.

Di depan pintu masuk, barisan prajurit berseragam lengkap membentuk formasi, pedang mereka terangkat tinggi membentuk gerbang kehormatan: Pedang Pora, sebuah simbol penghormatan dalam pernikahan militer.

Samudera berdiri tegap, gagah dengan seragam upacara lengkap, baret di kepala, dan medali menghiasi dadanya. Raut wajahnya tenang tapi dingin. Tak ada binar kebahagiaan yang biasanya terpancar dari mempelai pria. Di sampingnya, para rekan sesama perwira memberi selamat dan memuji betapa mewahnya acara tersebut.

Dari sisi lain, Zahra muncul didampingi ibunya. Ia mengenakan kebaya putih elegan dengan hiasan kepala tradisional. Senyum tipis tercetak di bibirnya, meskipun matanya tak bisa menyembunyikan gugup dan ketidakpastian. Denting gamelan mengiringi langkah Zahra yang melewati gerbang pedang pora, dan setiap langkahnya terasa berat—bukan karena gaun atau sepatu haknya, tapi karena beban yang menyesak dalam hatinya.

Para tamu berdiri dan bertepuk tangan saat Zahra dan Samudera berdiri berdampingan. Mereka tampak serasi di mata banyak orang, namun bagi yang jeli, bisa melihat jarak tak kasatmata di antara keduanya. Tak ada genggaman tangan hangat, tak ada tatapan penuh cinta—hanya formalitas dan senyum yang dipaksakan.

Prosesi akad berlangsung lancar, suara penghulu terdengar mantap saat membimbing ijab kabul.

 "Bagaimana para saksi Dah? " tanya Penghulu pada lara saksi.

"SAHHH" Seruan tamu yang berada di situ menjawab dengan lantang.

Zahra hanya bisa menghela napas dalam hati setelah resmi menjadi istri pria yang bahkan tak sepenuhnya ia kenal.

Setelah akad, mereka berjalan kembali melewati gerbang pedang pora, kali ini sebagai suami istri. Pedang-pedang itu kembali terangkat tinggi, simbol komitmen dan perlindungan. Namun bagi Samudera, setiap pedang itu justru melambangkan tekadnya—untuk membalaskan dendam yang telah lama menggerogoti hatinya.

"Maaf aku tidak bermaksud mempermainkan pernikahan tapi luka hatiku membuatku harus membalasnya" batin Samudera sambil berjalan bersebelahan dengan Zahra.

Senyum Zahra tetap terlukis, menutupi gemetar di dadanya. Di antara kerumunan tamu, Zera berdiri diam, menatap keduanya dengan wajah pucat. "bagaimana nasib mbak Zahra nanti, Samudera pasti bakal membuatnya menderita" gusar Zera mengkhawatirkan kakaknya. Dia tahu Samudera, pria itu lebih tega daripada Hardin, dia di telah salah karena pernah masuk dalam hidup kedua pria itu.

Sementara itu, Samudera menoleh sekilas ke arah Zera. Tatapan tajamnya menusuk, dan bibirnya sedikit melengkung ke samping.

"kau lihat kedepan Zera, lihat apa yang akan menghancurkan mu nanti" Batin Samudera sambil melihat kearah Zera yang menatapnya gelisah.

Zahra melihat ke sebuah sudut ruangan acara saat dia melangkah bersama Samudera. tatapannya tertuju pada seorang pria yang kini juga menatap kearah nya tatapan pria itu cukup terluka tapi terlihat hanya bisa pasrah saja.

Zahra langsung memalingkan wajahnya, dia tak perduli dengan tatapan pria tersebut. Samudera yang melihat keanehan Zahra langsung melihat perempuan itu.

"kenapa? " tanya Samudera.

"nggak pa-pa mas" jawab Zahra berbohong. Mereka berdua kini berjalan kearah pelaminan di antar oleh beberapa prajurit yang mengiringi pedang pora mereka tadi.

.....................

Pesta pernikahan sudah berakhir dan kini Zahra berada di kamar pengantin. Dia tidak sendiri melainkan dengan Samudera tapi pria itu hanya sibuk dengan ponselnya.

Suasana di antara mereka terlihat kikuk apalagi Zahra terlihat begitu canggung sampai dia sering kali ceroboh. Tapi Samudera tetap dia meskipun dia menjatuhkan gelas, pria itu hanya melihat saja.

Saat Zahra tengah kebingungan harus apa ponselnya yang berada di nakas meja bergetar membuatnya melihat ponselnya yang bergetar singkat itu tanda pesan masuk.

Nomor yang tidak ada namanya tapi Zahra seperti tahu itu nomor siapa.

Zahra membaca pesan dari nomor tersebut.

"Temui aku di sudut belakang gedung, aku ingin bicara sebentar" begitulah isi pesannya. Zahra diam, dia semakin kuat menggenggam ponselnya itu.

Lalu dia melihat sekilas kearah Samudera yang berdiri memegang ponsel sambil membelakangi nya.

"mas Sam.. " panggil Zahra.

Samudera yang merasa terpanggil langsung menoleh melihat Zahra dengan wajah datarnya.

"ada apa? " tanyanya singkat.

"aku boleh ke luar sebentar" ucap Zahra meminta ijin.

"silahkan" jawab Samudera seolah tak perduli.

Zahra lalu berdiri dari duduknya, dia akan berganti baju dulu sebelum keluar.

"mau kemana kamu? " tanya Samudera saat melihat arah jalan Zahra yang berbeda arah.

"aku mau ganti baju dulu mas" jawab Zahra sambil menunjuk kearah kopernya.

"oh"

Zahra lalu melangkah untuk menuju koper miliknya yang berada di lantai dekat lemari.

Sedangkan Samudera hanya diam sambil berjalan ke tepi tempat tidur dan mendudukan dirinya di situ.

"aku keluar sebentar mas" pamit Zahra dan langsung keluar dari kamar sedangkan Samudera hanya mengangguk saja.

...........

Zahra berjalan kearah yang di katakan lewat pesan tadi. Dan benar sudah ada seorang pria yang menunggunya disitu.

Zahra melihat Sekeliling memastikan kalau tidak ada orang yang melihatnya saat ini.

"ada apa Juan, " ucap Zahra saat sudah berada di depan pria tersebut.

"akhirnya kamu menemukan penggantiku Zahra. aku ikut senang meskipun hatiku sakit" ucap pria bernama Juan tersebut.

mendengar itu Zahra tersenyum sini.

"sakit, kau punya rasa sakit? " sinis Zahra.

"Zahra aku.. "

"kau kenapa hah, kau merasa tersaingi dengan suamiku sekarang. Dia jauh lebih hebat dari mu kan" tukas Zahra.

Juan hanya diam, dia bisa melihat tatapan penuh kemarahan dalam. diri Zahra.

"kalau waktu bisa di ulang Zahra, aku tidak akan mengkhianati mu. Aku.. aku juga nggak tahu kenapa aku bisa ti.. "

"Sudahlah Juan, nggak usah dibahas lagi. nyatanya kau memang tidur dengan adikku kan. Dan sampai Zera hamil, kalian berdua memang orang terkutuk" tukaa Zahra penuh emosi. Dia begitu marah mengingat dulu dimana Juan dan Zera tidur bersama dan setelah itu Zera hamil. begitu sakit hatinya melihat kekasih dan adiknya itu main belakang. Tapi Juan seperti tak pernah melakukan salah bahkan dia pernah menyangkal telah meniduri Zera.

"Aku memang salah Zahra, tapi aku.. "

Sekali lagi Zahra memotong ucapan Juan.

"apa? tapi kamu memang melakukannya. Sudahlah Juan, kita sudah punya hidup masing-masing. Kau bahagialah dengan Zera dan jangan pernah hubungi aku lagi" ucap Zahra dan langsung pergi.

"kau juga hiduplah penuh tawa seperti dulu Zahra, semoga kau bahagia dengan suamimu" seru Juan pada Zahra.

Zahra tak memperdulikan nya, dia terus berjalan pergi meninggalkan Juan. untung suasana saat ini sepi tak ada orang yang melihatnya.

***

1
Ma Em
Semoga Samudra segera menyadari kesalahannya sebelum terlambat karena wanita seperti Zahra kalau hatinya sdh merasa sakit sulit untuk bisa memaafkan ,karena bagaimanapun juga Zahra tdk salah dan tdk tau apapa.
Ma Em
Samudra atau Hasta kamu jgn balas dendam dgn Zahra karena Zahra tdk tau bahwa kamu mantannya Zera, kalau itu kamu lakukan Samudra pasti akan menyesal karena sdh menyakiti orang yg salah.
Ma Em
Sabar Zahra sebentar lagi Samudra akan bucin sama kamu dan akan takut kehilanganmu pastinya.
Ma Em
Samudra kamu jgn terlalu menekan Zahra kasihan Zahra di keluarga nya dia selalu disisih kan sekarang sama suami selalu di bentak dan disalahkan.
Ma Em
Makanya Samudra kamu jgn terlalu keras dgn Zahra sdh dirumah Zahra tdk pernah merasakan kasih sayang dan sekarang punya suami juga malah yg ada hanya selalu menyalahkan nanti kalau Zahra sdh pergi meninggalkan kamu baru kamu menyesal Samudra
Ma Em
Semoga Samudra bisa segera menerima Zahra sebagai istri yg sesungguhnya.
Ma Em
Zahra kamu yg sabar kalau emang Zahra merasa tdk dianggap dan tdk dihargai sdh jgn memaksakan diri lebih baik menjauh dari Samudra pasti Samudra akan menyesal karena sdh menyia nyiakan istri yg baik seperti Zahra.
Ma Em
Samudra kamu pasti akan menyesal setelah Zahra pergi meninggalkan kamu.
Ma Em
Semoga Samudra baik2 saja sama Zahra jgn sampai menyakitinya dan berubah mencintai Zahra.
SJR
Assalamu'alaikum, mampir thor saling suportnya 🙏
Ma Em
Semoga Samudra segera mencintai Zahra dan jadi bucin tdk mau jauh dari Zahra jgn sampai Zahra disakiti sama Samudra.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!