NovelToon NovelToon
Allesya

Allesya

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Selingkuh / Romansa
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rodelima

"Gue Mau Putus"
Tiga kata itu Nyaris membuat Alle tak bernafas beberapa detik, sebelum akhirnya menghela nafas.
"Sayang, jangan bercanda deh. ini benar hari anniversary kita tapi kejutannya jangan gini dong, aku ngak suka. *rujuknya dengan suara manja, berfikir ini hanya prank, Ares hanya mengerjainya saja*
Ares tak membalas ucapan Alle namun dia dengan tegas menggenggam tangan gadis disampingnya dan menatap Alle dengan tatapan dingin dan muak.
"Gue udah selingkuh sama Kara, dua bulan yang lalu dan....".
"Dia sekarang hamil anak gue"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rodelima, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AJAKAN TICO

"BRAKK!"

Ares selesai mendobrak pintu dia mengambil nafas beberapa kali, sebelum akhirnya mencari dimana Alle berada.

Baru saja dia akan melangkahkan, matanya melotot begitu melihat Alle tergeletak tak berdaya dia segera menghampirinya, guna mengecek apa yang terjadi dengan wanita itu.

"Alle." Ares menepuk pipi Alle, Alle terlihat pucat dan tubuhnya terasa dingin.

Buru-buru Ares mengambil ponsel dan memanggil sepupunya.

'

"Hallo Co."

"Kenapa?"

"Kesini bentar, Lo doang. Ke gudang yang tadi dimaksud Leo. Sekarang Co. Cepatan."

"CK, Iyah, Iyah."

'

Setelah berusaha menyadarkan Alle namun tetap saja gagal, akhirnya Tico datang, dia pun terkejut melihat Alle dengan keadaan memperihatinkan. Terlebih bibir wanita itu terlihat pucat dan lemas.

"Kenapa nih cewek?"

"Gue ngak tau Co, gue minta sama Lo tolong Bawak ke UKS ya."

Tico menatap Ares dengan heran. "Kenapa harus gue?"

"Yah kalau gue yang Bawak pasti nanti bakal banyak masalah Co, Lo tau sendiri kan masalah kemarin aja belum kelar, nanti yang ada Alle semakin dibully sama orang-orang." keluh Ares sembari menatap Alle dengan prihatin.

Mau tak mau Tico pun membantu Ares, dan tanpa basa-basi dia pun langsung menggendongnya yang terasa lebih ringan itu keluar dari gudang.

Karna orang-orang yang ada didepan kelas karna dosen belum masuk, banyak yang memandang dengan tatapan Tico yang begitu mengherankan saat membawa Alle yang tengah pingsan di gendongannya.

"Kak Tico, itu cewek gila kenapa?" tanya salah satu mahasiswi saat Tico melewatinya..

Tico tak menjawab, karna memang merasa tak perlu menjelaskan pada mereka.

"Pasti tu cewek lagi caper sama kak Tico." ujar salah satu mahasiswi yang iri.

"Iyah tu, tapi tumben naget kak Tico mau ngurusin hidup orang lain." saut yang lainnya.

"Ish, tapi pengen juga digendong kayak gitu."

"Jangan-jangan mereka habis melakukan sesuatu tuh." salah satu mahasiswa ikut julid, Tico yang dengar mengabaikan perkataan mereka, dia sangat tak peduli dengan ucapan-ucapan yang menurutnya tak penting sekali untuk hidupnya.

"Iyah kali, tuh cewek kan murahan, kemarin aja ngemis-ngemis sama Kak Ares, ngak dapat kak Ares yah merayu kak Tico tuh."

"Dasar ngak tau diri."

Ares diam-diam mendengar itu semua, sebenarnya tidak terima, namun bagaimana lagi, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Terlebih dia juga sudah mempunyai Kara, dia tak ingin jika nanti Kara kecewa dan sedih. nanti berakibat mempengaruhi kandungannya.

Dan nanti sore habis kuliah, dia harus pergi kerumah Kara untuk berkata jujur perihal kehamilan Kara. Dia siap dengan konsekuensi jika nanti dia akan dihajar habis-habisan oleh Papah Kara.

Ini sudah keputusannya.

"Maafin gue Al." gumam Ares sebelum akhirnya berbalik dan pergi meninggalkan tempat itu, dan memilih jalan memutar seperti apa yang di lakukan Leo.

Sedangkan disudut ruangan, Saskia yang melihat Tico mengendong Alle mengepalkan tangannya dia tidak terima Alle di lepaskan begitu saja.

"Sialan Lo Tico."

*******

Kepala Alle terasa pening ketika ia membuka matanya.

"Oh udah bangun kamu Al?" dokter Leti yang menjaga UKS segera memeriksa dirinya.

"Kamu selalu telat makan, sudah tau kan kalau punya penyakit lambung, harus jangan telat-telat makan." omel dokter Leti lagi, namun dengan ramah.

"Maaf dok." Alle menunduk. "Kalau beloh tau siapa yang membawa saya kesini dok?" tanya Alle dengan pelan, karna tubuhnya masih lemas.

"Mas Tico, kamu ini beruntung sekali yah, dikelilingi cowok-cowok tampan. kemarin Andre sekarang Tico. Tapi bisa gitu yah, kamu selalu pinsan dalam kondisi lambung kosong." dokter Leti berdecak kesal. "Kamu ini harusnya lebih menjaga kesehatan, sangat fatal sekali jika sudah penyakit lambung tapi kamu sering telat makan."

Alle tak lagi memperhatikan penjelasan dokter Leti karna sibuk memikirkan bagaiman Tico bisa menemukannya.

Ditengah lamunan, dokter Leti yang tadinya menyiapkan makanan dan obat untuk Alle pun. berjalan menuju ranjang Alle.

"Sekarang kamu makan dulu, habis itu minum obatnya." perintah dokter Leti, Alle mengangguk dan segera makan meskipun hanya mampu makan 3 sendok, setelahnya diapun minum obat yang telah disediakan dokter itu.

"Terimakasih dok."

"Baiklah, jika sudah mendingan dan pusingnya agak hilang, kamu bisa langsung pulang. Nanti saya panggil kan orang mengantarkan.."

"Ngak dok, saya bisa sendri dan sekarang juga sudah bisa pulang kok."

Potong Alle dengan cepat, dia trauma saat dulu dia ditemani mahasiswa yang nakal ingin berbuat nakal padanya, untung saja ada Tico yang menolongnya.

"Hah? Benaran?"

"Iyah dok saya sudah sehat kok." Alle berusaha bangkit dan dibantu dokter Leti.

"Baiklah kalau begitu Al, hati-hati yah."

Dokter Leti pun menemani Alle sampai di depan UKS, setelahnya Alle berjalan dengan pelan menuju parkiran. dia merogoh tasnya. niatnya ingin memesan taksi namun begitu tak menemukan ponselnya dia baru sadar jika ponselnya diambil oleh teman-teman Saskia tadi pagi. akhirnya Alle hanya bisa diam, harus bagaimana lagi. jika tidak berjalan, setidaknya ke counter HP sebentar untuk membeli HP baru, untung saja teman-teman Saskia tidak mengambil tasnya juga, jika ia, dia tidak bisa memesan taksi ataupun membeli ponsel baru karena ponselnya entah ke mana.

"Ini ponsel Lo."

Alle tersentak kaget, lalu menoleh dan menatap Tico yang menyadarkan ponselnya.

"Kakak juga yang menemukan ponselku? Dimana kak?" Alle mengambil dengan berbinar, dia begitu menyayangi ponselnya sebenarnya. jadi dia sedih ponselnya hilang banyak kenangan yang ada di ponsel itu.

Tico diam sejenak, tentu saja dia tak tahu Aris menemukan ponsel wanita itu di mana, namun jika dia tak menjawab pasti Alle semakin curiga.

"Diluar gudang."

"Ouh, makasih banyak kak."

"Hm." Tico menjawab dengan seadanya. "kalau lo mau gue bisa anterin, tapi pakai motor, mobil gue lagi di service."

"Hah?" Alle terpaku tak percaya dengan tawaran pria itu, pasalnya setahunya. Tico tipikal orang yang anti jika barang-barangnya disentuh orang lain, terlebih motor.

"Gue nawarin Lo buat gue antar pulang, kalau ngak mau yaudah." Tico bersiap memakai helmnya.

"Ngak usah kak, aku mau memesan taxi aja, aku takut nanti fans kakak nyakiti aku." balas Alle dengan logis, memang, selain dia tidak ingin berdekatan lebih dekat lagi dengan Tico, dia juga takut jika fans Tico melukai dia lagi.

"Yaudah." akhirnya Tico menyalakan motornya dan mengendarai motornya keluar kampus.

Setelahnya Alle memesan taxi, dia selalu pesan yang ada sopir perempuan.

1
Anonymous
Up yang banyak ya thor 😊
Graciiellah_: siiap kak 😊
total 1 replies
Graciiellah_
Haha iya kan kak, kaiak cuma dia aja cowok didunia ini. saya aja sedikit palak liat modelan cewek kayak gini.
Aretha Shanum
ga suka nih peran cwenya terlalu menye2 jadi bosan alurnya
Graciiellah_: Hahaha iya kan kak, kyk cowok cuma dia aja, saya aja sedikit emosi sih liat modelan cewek kayak gini.
total 1 replies
Graciiellah_
luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!