WARNING!!
INI HANYA SEKEDAR CERITA KHAYALAN SEPINTAS. TANPA MENGIKUTI NORMA HUKUM DAN AGAMA.
BIJAKLAH DALAM MEMBACA, KHUSUS YG SUDAH MENIKAH SAJA.
Apa yang harus di lakukan, jika tiba-tiba gadis yg belum menikah, dan merasa tidak pernah melakukan hubungan badan dengan seorang lelaki manapun, tetapi tiba-tiba di perut nya ada janin yang sudah tumbuh.
"Tidak,, ini semua mustahil, apa iya di jaman sekarang masih ada perempuan yang hamil, tanpa lelaki. Seperti jaman Siti Maryam."
Naura menangis sambil menekuk kakinya, dia bingung dengan apa yang menimpanya.
PENASARAN???
BACA CERITA PERTAMA AKU YA,,
MOHON MAAF, SAYA PENULIS PEMULA, PASTI BANYAK SALAH-SALAHNYA, MOHON MAKLUM, DAN JANGAN LUPA KRITIKNYA..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13
Aldi tersenyum sambil membayangkan wajah gadis yang akhir-akhir ini mengganggu pikirannya. Dia tersenyum menyeringai, saat mendapatkan ide jahat, untuk membuat gadis itu menjadi milik nya.
Sementara, di tempat lain, dua orang perempuan, sedang duduk di atas kasur. Tadi saat Nia mau mengantarkan Naura ke kontrakannya, bundanya memberi pesan, kalu bunda dan ayah Nia pergi ke luar kota, menjenguk sodaranya yang sakit. Hingga mau tidak mau, Naura terpaksa untuk menemani Nia.
"Waagila,, gue rasa sih ya, kayaknya Pak Vino suka deh sama elo, Ra."
Mendengar respon dari sahabatnya, dengan cepat kepala Naura menggeleng. "Gak mungkin lah, mana ada CEO yang suka sama karyawan rendahan kaya gue."
Wajah Naura bersemu merah saat Nia terus saja menggoda nya.
Menyadari perubahan raut wajah sahabatnya, Nia semakin gencar mengeluarkan kalimatnya. "Tapi elo suka kan sama Pak Vino?"
Naura refleks memukul pelan tangan Nia, dan tak sengaja mendorong nya sampai Nia terjatuh dari atas kasur. Kedua gadis itu langsung tertawa terbahak, saat Naura ikut terjatuh, akibat ulah Nia.
"Oh iya, Ra. Minggu depan kan ulang tahun perusahaan, lo udah tau belum?"
Naura menggeleng, dia memang karyawan baru, jadi belum mengetahui nya. Gadis itu menatap Nia. "Kapan? kok gak ada pengumumannya?" tanyanya.
"Ini memang acara tahunan, Ra, semua karyawan sudah mengetahui, kecuali karyawan baru kayak lo."
Naura merotasikan matanya, saat melihat Nia tersenyum meledek. Tanpa mereka sadari, saking asik ngobrol dan saling curhat satu sama lain, jam sudah menunjukan tengah malam.
***
Bunyi alarm membangunkan kedua gadis itu, mereka beringsut ke kamar mandi, saat melihat jam menunjukan angka enam lebih tiga puluh menit. Tanpa mereka sadari, keduanya mandi di tempat yang sama. Sebenarnya, masih ada kamar mandi lain di rumah besar milik Nia. Dengan langkah yang cepat, mereka sampai di tempat kerja mereka.
"Hufftt, hampir saja kita telat, Ra" ucap Nia dengan deru napas yang tidak beraturan.
Naura menarik napas dalam-dalam, dan menghembuskannya dengan pelan. Mereka tertawa setelah mengingat kejadian tadi, mandi bersama. Nia yang hampir lupa tidak menyisir rambut, dan Naura yang hampir lupa tidak memakai sepatu.
"Ups," tawa mereka langsung terhenti, saat Sandra datang dengan tumpukan map di tangannya.
Bruk,,
Dengan tak santai, Sandra menjatuhkan tumpukan map di atas meja Naura. "Periksa, dan harus selesai hari ini," perintah wanita itu dengan tegas.
Naura bernapas lega, karena hanya tumpukan kecil yang harus dia kerjakan, "tumben," batin nya.
Namun, Sandra tidak sebaik itu, setelah dia pergi, tak lama kemudian, Sandra kembali dengan tumpukan map yang lebih tinggi. "Awas, jangan sampai ada yang salah!"
Naura menoleh ke arah Nia, namun Nia hanya mengedikkan bahu.
Jam menunjukan waktu istrahat. Seperti biasa, kedua sahabat itu melangkah menuju kantin, terlihat sudah ada Andin yang lebih dulu sampai, di sampinya ada Dimas yang langsung tersenyum ke arah Naura.
Naura tersenyum balik ke arah Dimas, membuat lelaki itu menjadi salah tingkah.
"Ciyee, setelah di tolak Naura, lo deketin Andin ya Dim?" sambil tertawa Nia mulai menggoda Andin.
"Ciyee, yang akhirnya cintanya mulai ada tanda-tanda kemajuan," imbuhnya kembali.
Andin melotot karena tidak terima, dirinya merasa malu, karena hampir saja rahasia nya di bongkar. "Siapa juga yang suka sama Dimas. Aku kan suka nya sa-,"
Brakk,,
Dengan serempak mereka menoleh ke arah suara. "Naura!" dengan langkah cepat, mereka menghampiri Naura, kecuali Dimas. Lelaki itu mengurungkan niatnya, karena melihat Aldi yang sudah lebih dulu menolong Naura.
"Lain kali kalau jalan tuh pake mata, biar gak jatoh!" ucap Aldi dengan wajah datar.
Naura yang masih saja kesal saat melihat lelaki itu, dirinya langsung merotasikan mata. "Saya kalau jalan ya pake kaki lah, masa pake mata."
Aldi terkikik saat mendengar jawaban Naura. "Iya, tapi kaki lo, ngelangkah ke depan, mata lo malah ngelirik ke samping. Gak tahan ya, liat orang ganteng kaya aku? jadinya oleng." Sambil menahan tawanya, Aldi berkata dengan percaya diri, dengan kedua alis matanya yang nampak naik turun.
Dengan ekspresi mual, Naura melangkah pergi. "Males kalau terlalu lama dekat sama orang nyebelin kaya playboy cap cicak, bisa-bisa kena sial lagi," batinnya menggerutu.
Aldi hanya tersenyum, saat Naura melangkah di ikuti kedua sahabat nya.
"Lo gak jadi pesen makanan, Ra?" tanya Nia.
Gadis itu hanya menghela napas, saat pertanyaannya tidak mendapat jawaban.
Baru saja Nia berdiri ingin memesan makanan. Aldi datang dengan nampan besar, berisikan banyak makanan di atas nya. "Nih buat kamu, makan ya, gratis kok," ucapnya sambil mengedipkan sebelah mata ke arah Naura. Aldi hendak duduk di samping Naura, tapi suara dering ponsel menghentikan niat nya.
"Shiit, ganggu aja." Sambil mengangkat telfon Aldi berlalu, tidak lupa Aldi melambaikan tangan ke arah Naura.
"Wihh, banyak banget Ra, mubazir nih kalau cuma di anggurin," ucap Nia dengan mata yang berbinar.
Naura melirik sekilas. "Kalau kalian mau, buat kalian aja, aku gak mau, pasti makanannya udah di kasih racun."
Nia mengedikan bahunya. "Yaudah, kalau lo gak mau, buat gue aja deh." Dengan semangat Nia mengambil makanan itu, di tambah dengan perut yang benar-benar lapar, karena tadi pagi gak sempat sarapan. "Baru kali ini lo berfikir negatif ke orang, Ra?" tanya gadis itu kemudian, dengan mulut yang sudah penuh.
Naura merotasikan matanya, "orang kaya dia tuh, emang harus di curigai, awas lo! entar gue gak tanggung jawab ya, kalau lo kenpa-napa gara gara tuh makanan."
Nia tidak peduli, dia melanjutkan acara makannya. "Kamu makan punya aku aja, Ra. Ini belum aku makan kok, aku masih kenyang." Dimas menyodorkan piringnya, awalnya Naura menolak, tapi dengan berbagai cara dan ancaman, Dimas memaksa sehingga Naura tidak bisa menolak.
Andin yang melihat itu, sedikit mencelos hati nya, tpi dia tau sahabat nya tidak mungkinkan menikung dirinya.
***
Aldi, terlihat menggerutu, saat niatnya datang ke perusahaan sepupunya itu ingin mendekati Naura, tapi tiba-tiba Vino menelfon dan menyuruhnya datang ke ruangannya, katanya ada hal yang penting yang ingin dia bicarakan. Tapi ternyata hal yang disebut penting itu hanya biasa saja. Namun, tiba-tiba, senyuman nya terbit, saat Vino mengingatkan kalau sebentar lagi acara ulang tahun kantornya Vino akan terlaksana. Berarti, sebentar lagi rencananya akan berjalan.
-
-
-
-
-
Part selanjutnya, bakalan nyeritain inti dari judul ini.
Dukung terus ya 🤗🤗
Salam, semangat!!
emang enak🤪