Keyra Alzein terpaksa mengubah penampilannya menjadi cupu, merelakan diri menjadi bahan bully-an di SMA Dirgantara demi misi kebebasan dan kejanggalan kematian saudara kembarnya yang bunuh diri satu tahun yang lalu.
Namun, siapa sangka ia malah jatuh cinta pada sosok Ketos seperti Devano.
Disaat Keyra yakin akan perasaannya, satu kenyataan pahit mengusik dimana ia tahu bahwa Devano adalah cinta pertama Arin.
Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mimah e Gibran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. Hukuman cinta
Beberapa menit sebelum bell kelas berbunyi, terdengar sorak siswi yang menangkap jejak Devano menggandeng Keyra ke tengah lapangan. Beberapa juga tampak mengabadikan momen tersebut.
"Wah gilak, si Keyra! Dari cupu jadi suhu sekarang udah berhasil dapetin hati jiwa raganya ketos Dirgantara!" seru seorang siswi bersama gerombolannya.
"Moza kalah dong."
"Bukan lagi kalah, emang kalian nggak denger kabar burung kalau Moza sekarang ditahan?"
Mereka sibuk berghibah di jam santai sebelum masuk.
"Jangan-jangan nih Devano mau mau nembak Keyra! Wajar sih orang Keyra aja udah gak cosplay cupu-cupu lagi, pas jadi cupu aja si ketos sering belain tu cewek."
"Ada apa sih?" Andin ikut nyempil membelah kerumunan.
"Itu, Ketos!" jawab seseorang menunjuk ke arah tengah lapangan dimana Devano menggenggam kedua tangan Keyra
"Shittt, mesti dilaporin Moza nih," ujar Dina.
"Emang kalian nggak tau ya? Kalau Moza ditahan? Hahaha," tawa seseorang menatap sinis Andin dan Dina.
"Nggak mungkin lah my princess Moza ditahan! Siapa yang berani nahan anak pakpol," ujar Dina tak percaya.
"Yeee, dibilangin ngeyel!" sorak para siswi pada dua sahabat Moza.
***
"Key, jawab dong! Lo gak mungkin gantungin perasaan gue kan?" tanya Devano. Menusuk-nusuk punggung Keyra dengan bolpoin entah mengapa kini menjadi kebiasaan barunya.
"Bisa diem nggak? Ada Pak Guru juga!" ketus Keyra dengan nada pelan, berusaha meredam kekesalannya selirih mungkin.
Devano melempar kertas, akan tetapi lemparannya meleset bahkan jauhdari meja Keyra. Kertas itu terjatuh jauh di depan.
"Shitttt, kok meleset sih! Ambil Key dan baca," ujarnya.
Namun, Keyra terlambat. Pak Rayyan sedari tadi memperhatikan bisik-bisik di belakang pun tahu jikalau Devano melempari Keyra sesuatu.
"Apa ini Devano?" tanya Pak Rayyan setelah menemukan lemparan kertas kecil milik Devano. Dirogohnya kacamata min di saku kemeja batiknya, Pak Rayyan membuka kertas itu perlahan.
"Jangan Pak," mohon Devano. Pak Rayyan semakin kepo dengan apa yang ada di kertas itu.
"Pak!" Devano sudah menutup wajahnya.
Sementara Keyra menyeringai, "rasain!" bisiknya memundurkan tubuh.
"Keyra! Pulang sekolah gue tunggu di caffe seberang!" baca Pak Rayyan dengan suara lantang. Bersama dengan itu sorak siswa-siswi terdengar.
"Sudah diam-diam!" ujar Pak Rayyan meminta yang lain diam.
Jelas Pak Rayyan tau kalau kertas itu milik Devano. Lantas iya menatap Keyra dan Devano bergantian.
"Duduk depan belakang, kalian malah surat-suratan di jam pelajaran saya! Keyra dan Devano maju ke depan."
"Kok saya, Pak! Kan saya nggak ngapa-ngapain," protes Keyra.
Pak Rayyan berfikir sejenak, memang Keyra tak melakukan kesalahan apapun. Namun, ide menghukum mereka sepertinya bukanlah hal yang buruk.
Menghela napas sejenak, "kesalahannya namamu ada disini! Kalian pilih hukuman mana? Membersihkan taman depan atau membersihkan toilet!"
Devano mengernyit, "ini sepertinya Pak Rayyan memang sengaja bantuin gue apa gimana?" batinnya. Mengingat hukuman dalam pelajaran biasanya mengerjakan soal atau berdiri di depan. Tapi ini, meminta ia dan Keyra membersihkan toilet atau taman? Sungguh menakjubkan dan Devano layak bersyukur.
Jika biasanya dalam pelajaran, hukuman yang ada adalah berdiri di depan atau mengerjakan soal. Lain halnya untuk Devano dan Keyra, seolah semesta ikut merestui usaha Devano meluluhkan gadis itu.
"Sapu taman, Pak!" bukan Devano yang menjawab, melainkan Keyra.
"Yaudah! Kamu sama Devano sapu taman depan kantor guru!"
"Apa??" tanya Devano dan Keyra kaget.
Pak Rayyan menyeringai, saat Devano Dan Keyra berjalan keluar kelas untuk melaksanakan hukuman.
***
"Gara-gara lo sih, gue jadi kena hukuman kan!" omel Keyra sambil mencak-mencak. Sangat mirip dengan Momy-nya Devano jika sedang marah atau kesal dengan Papanya.
"Kok gue yang disalahin. Kan gue cuma mau nerusin yang pagi tadi. Makanya kalau orang mengutarakan perasaan itu dijawab. Minimal ya atau enggak gitu, jangan gantung gue kaya jemuran Momy di rumah!"
"Ck! Ya semua kan emang salah lo, lo kan bisa bilang nanti pulang sekolah atau istirahat kalau mau ngajak!" kesal Keyra. Ia bukan menolak Devano bukan, ia hanya sedang menyelami hatinya sendiri. Terlebih secepat itu Devano mengajaknya berpacaran, Keyra bukan gadis bodoh yang mudah percaya dengan rayuan buaya rawa-rawa.
"Ya kalau nunggu tar pulang, keburu si cucunguk jemput elo! Kalau dari sekarang kan lo bisa ngabarin dia buat nggak usah jemput. Heran gue, udah kaya ojol onlen suka bener hobi antar jemput," dumel Devano.
Keyra melempar sapunya ke arah Devano.
"Aron bukan ojol, dia sahabat gue!" sengitnya tak terima.
"Sahabat, tapi batinnya ngarep. Jangan gampang percaya sama cowok yang mengatas namakan persahabatan!" nasehat Devano.
"Ini sapunya! Harus bersih, jangan dilempar-lempar nanti gue brewokan."
"Dasar!" Keyra menggerutu. Devano malah tersenyum memperhatikan gadis itu.
"Bar-bar banget, emang lebih menantang," batinnya.
Hukuman pun usai, akan tetapi Keyra masih menekuk wajahnya menyalahkan Devano perkara sapu-sapu pagi tadi.
Hingga bell istirahat berbunyi, teman sekelas berhamburan keluar kelas.
"Ayo makan, Key!" ajak Maya.
"Em, gue---"
"Keyra makan bareng gue, iyakan sayang!"
Glekk...
Devano si tengil kembali berulah semakin membuat Keyra kesal.
"Ehm, jadi udah jadian nih! Kalian wajib tlaktir gue!" ujar Maya antusias.
"Wait? Dev lo beneran jadian sama Keyra?" heboh Aldo.
"Hm." Devano hanya berdehem.
"Apaan sih belum," kesal Keyra.
"Sayang gimana kalau nanti siang ajak mereka juga?"
Keyra memijat pelipisnya pusing. Senyum kemenangan terbit di bibir Devano. Meski kesal, melihat antusias Maya akhirnya ia pun mengangguk saja.
"Oke gue bilang Leon sambil pesenin kalian makanan. Istirahat di kantin, gue yang tlaktir!" ujar Aldo.
Mau tak mau, Keyra akhirnya ikut ke kantin bersama Maya dan trio weka-weka. Padahal rasa-rasanya ia ingin sekali mencakar wajah menyebalkan Devano. Hari ini, cowok itu hampir menguras habis kesabarannya.
Meskipun dalam hati, tak bisa Keyra pungkiri pesona Devano mulai meluluh lantahkan pertahanan hatinya. Jantung Keyra sering kali tak terkontrol saat berhadapan dengan Devano. Hal itu yang membuat Keyra bersikap bar-bar, cerewet bin bawel semata hanya untuk membangun pertahanan hatinya.
***
Devano, saat Arin pergi seolah ia menjadi orang paling menyedihkan di muka bumi. Selama ini, Arin-lah sebenarnya wanita yang selalu diam-diam ia perhatian, diam-diam ia kagumi dan damba.
Bak gayung bersambut, Arin menerima cintanya dengan mudah bahkan gadis itu juga mengungkapkan isi hatinya yang menaruh perasaan cinta untuk Devano.
Namun, tidak dengan Keyra! Devano merasa ia perlu banyak usaha, bahkan mungkin usaha saja tak akan cukup membuat gadis bar-bar itu menerimanya. Devano yang seumur hidup tak pernah menerima penolakan merasa tertantang, ia merasa Keyra adalah kandidat yang tepat untuk menggantikan posisi Arin di hatinya.
"Kira-kira kalau gue suka sama saudara lo dan akhirnya gue beneran jatuh sejatuh-jatuhnya sama dia, apa lo bakalan marah, Rin?" batinnya bertanya-tanya.
Namun, pandangan matanya sama sekali tak lepas menatap Keyra, memperhatikan setiap gerak bibir gadis itu saat mengobrol dengan Maya di hadapannya.
Apa ia beneran jatuh cinta pada Keyra? Atau hanya menjadikan gadis itu bayangan Arin?
manissss bangeeeet 😘😘😘😘
terima kasih ka
maaf ya ka mimah aku banyak nuntut.abis suka bgt sama sama devano dan keyra.pokoknya novel2 ka mimah keren2 semua 👍👍👍👍👍
Key ngmbeknya jangn lama2 keburu Devano di gondol yg lain😁😁🤣
seperti temen ku yang kembar. ya begitu sikap dan sifatnya. 🤭🤭🤭
kalau ngambek suka ngilang ya, 😁😁😁
CATAT ITU!!!!!!