Warning! (***)
Pernikahan atas dasar perjodohan bukan berarti sesuatu yang tidak dipedulikan.
Pernikahan tetaplah pernikahan!
Apapun itu, aku akan selalu memperjuangkan rumah tanggaku sampai kata cinta tumbuh di antara kami berdua.
"Apakah kau tak mau melakukan malam pertama kita, Mas?" cegah Dianka saat Darwin hendak berlalu.
Sanggupkah ia membuat hati Sang CEO itu luluh?
Instagraam: @iraurah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai Terbiasa
Suara decitan mobil kian terdengar di sebuah halaman rumah, Darwin keluar dari mobilnya dan masuk ke dalam rumah. Tetapi seketika alisnya mengerut, sebagian lampu-lampu tidak menyala dan masih gelap, Darwin pun menyalahkan lampu-lampu di lantai bawah, setelah itu ia naik ke lantai atas menuju kamarnya.
Dan saat ia sudah berada di dalam kamar, kamar itu pun sama gelapnya seperti di lantai bawah.
"Kenapa semuanya gelap?" Gumam Darwin sembari menyalakan lampu kamar.
Darwin mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan, ada sesuatu yang tidak biasa.
"Kemana Dianka?"
Darwin melangkah menuju kamar mandi, pria itu mengetuk pintu dan sama sekali tak mendapat sahutan, sampai akhirnya Darwin membuka pintu kamar mandi dan benar saja Dianka tidak ada disana.
Lelaki itu akhirnya keluar dari kamar dan mencari-cari keberadaan Dianka, tetapi sosok yang di cari tidak ada dimana pun.
"Dianka........ Dianka....... Kau dimana? Dianka...... "
Darwin terus memanggil-manggil nama Dianka namun wanita itu tak kunjung muncul jua.
Sampai Darwin yakin jika Dianka memang tidak ada di rumah Darwin pun memutuskan untuk menelpon dianka.
Dalam satu kali panggilan telepon pun terhubung.
Dianka: Hallo mas.
Darwin: Kau dimana?
Dianka: Aku di butik, maaf tidak sempat mengabarimu mas. Ada sedikit masalah disini sepertinya aku akan menginap di butik.
Darwin: Menginap? Apa masalahnya begitu besar sampai kau harus menginap?
Dianka: Tidak, hanya saja aku harus menyelesaikan rancangan pakaian seseorang dalam waktu dekat, jadi malam ini aku harus lembur untuk mengerjakannya. Tidak apa kan mas?
Darwin diam sesaat, entah kenapa ada sesuatu yang mengganjal dihatinya, seperti rasa kekhawatiran pada wanita itu.
Darwin: Dengan siapa kau disana?
Dianka: Hanya sendiri, tapi mas tenang saja disini aman. Aku sudah sering menginap disini waktu dulu.
Darwin: Ya sudah kalau begitu, tetap hati-hati jika ada apa-apa hubungi aku.
Dianka: Baiklah, selamat malam Mas.
Darwin: Ya, selamat malam.
Mereka pun mengakhiri panggilan tersebut, Darwin kembali menuju kamarnya untuk membersihkan diri.
***
Pukul sepuluh malam Darwin mulai mencoba memejamkan kedua matanya, hampir sepuluh menit ia berguling-guling kesana kemari mencari posisi yang nyaman untuk tidur terlelap.
Setengah jam berlalu Darwin mulai merasa dirinya memang tidak bisa masuk ke alam bawah sadar, ia menatap ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.
Darwin menghela nafas berat, entah kenapa sekarang ia seperti sudah terbiasa tertidur dengan Dianka yang selalu memeluk tubuhnya, aroma tubuh itu mampu membuat Darwin seketika tidur hingga begitu pulasnya, tetapi malam ini dianka tidak ada, hal itu membuat Darwin menjadi tak karuan.
"Arghh..... Kenapa aku sulit sekali tertidur!"
Akhirnya Darwin bangkit dari ranjang dan mengambil jaket serta kunci mobil miliknya, Darwin berencana untuk mengunjungi butik Dianka malam ini juga.
***
Setelah sampai di depan butik istrinya Darwin bergegas turun dari mobil, ia melihat butik sudah tertutup dengan rapat, mau tak mau ia harus menelpon Dianka untuk memberitahu wanita itu jika ia tengah berada di depan butik nya.
Dianka: Ya mas?
Darwin: Dianka aku ada di depan butik mu, tolong bukakan pintunya.
Dianka: Apa? Kau ada disini?
Darwin: Ya, tolong buka pintunya.
Dianka: Oke tunggu sebentar.
Tak lama setelah itu suara pintu terbuka dan menampakkan sosok yang sedari tadi Darwin cari.
"Mas, sudah menunggu dari tadi?"
"Tidak, aku baru saja sampai"
Dianka mengangguk dan mengajak Darwin untuk masuk.
"Masuklah mas"
Mereka berdua pun masuk ke dalam butik, Dianka membawa Darwin ke dalam ruang kerjanya.
"Kenapa mas tiba-tiba datang?" Tanya Dianka saat mereka sudah duduk di sofa yang berada disana.
"Emm.... Aku.... Aku hanya sedikit khawatir jika membiarkan mu menginap disini sendiri" Ujar Darwin, sebenarnya hal utama yang membuat dia kesini adalah karna dirinya tidak bisa tidur tanpa adanya wanita itu, tapi Darwin terlalu malu jika harus mengakuinya.
Sedangkan Dianka tersenyum simpul mendengar perkataan Darwin.
"Terima kasih telah mengkhawatirkan aku, kalau begitu bersantai lah disini, aku akan kembali bekerja"
Darwin mengangguk dan membiarkan Dianka berkutat kembali dengan pekerjaannya.
Darwin menyalakan televisi yang ada di ruangan Dianka, ia mulai ber selonjoran diatas sofa sembari menonton acara sepak bola.
Tanpa mereka sadari tenyata waktu sudah menunjukkan tepat tengah malam, Darwin terlihat menguap beberapa kali, pria itu melirik istrinya yang masih fokus merancang busana.
"Ini sudah tengah malam apa kau tidak mengantuk?" Tanya Darwin yang mengubah posisinya menjadi duduk.
Dianka menatap ke arah jam tangannya, dan tenyata benar jarum jam sudah menunjuk ke arah jam 12 malam.
"Ya, aku sudah mulai merasa lelah. Kalau begitu ayo kita ke kamar" Ajak Dianka.
Mendengar itu Darwin menjadi kebingungan, apakah Dianka tidak sadar jika saat ini mereka tengah di butik?
"Kamar? Disini ada kamar?"
"Iya, itu kamarnya" Tunjuk Dianka pada sebuah pintu yang berada di sana.
Mereka berdua pun masuk ke dalam sana, Darwin yang melihat ada kasur di ruangan tersebut langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang empuk.
Dianka tersenyum melihat itu, ia lalu membuka pakaian yang dikenakannya dan membiarkan tubuhnya hanya di tutupi oleh pakaian dalam.
Sontak saja membuat Darwin yang disana melotot dan menelan ludah dengan susah payah.
"Mimpi indah mas"
Darwin yang sebenarnya masih menikmati yang tadi mendadak merasa kecewa karna Dianka tiba-tiba menyudahinya.
Mau tak mau ia pun ikut tertidur dengan memeluk tubuh sang istri.
waah .. enak bener gak dihukum krn rencana pembunuhan ke Dianka..
Pikir ... pikiiiirrrr .... kalo Alfred beneran nolongin, gak mungkin lah sampe selama itu kamu "dikurung" ...
Katanya di villa, tp koq ya sama sekali gak boleh keluar kamar sekedar buat jalan2..
Buat keamanan ?
Justru sekarang kamu berada di tempat yg gak aman, Dianka ...
gimana kalo nanti Darwin tau bhw otak kejahatan itu adalah mantan tersayang nya ...
Darwin masih "main2" tuh sama Adelia .. 😡😡😡