Selena Saphire Cessalie adalah seorang antagonis dan juga putri dari seorang Duke Alaric yang akan mati sebelum hari kedewasaannya.
Sedangkan Selina Quinsha adalah jiwa asing yang tiba-tiba terjebak di dalam raga Selena Saphire Cessalie. Nama mereka hampir mirip dan nasib mereka juga mirip, mati diusia muda.
Dengan sebuah sistem, Selina akan menyelesaikan beberapa misi untuk bisa bertahan hidup dari batas waktu yang sudah ditentukan oleh cerita aslinya.
Mampukah Selina menyelesaikan semua misi yang diberikan oleh sistem.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MTMH18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Minta Maaf
Ini sudah hari ketiga, tetapi Selena masih belum bangun juga.
Aland selalu melihat keadaan adik bungsunya, pagi hari sebelum sarapan ia menyempatkan diri untuk menemui Selena di kamar tamu. Lalu sat siang, setelah selesai belajar Aland juga menemui sang adik. Malam sebelum tidur, Aland pasti berada di kamar Selena.
“Kenapa Selena masih belum bangun? Apa dia marah sama kita?” Pertanyaan Ezekiel membuat kedua kakaknya terdiam.
“Mungkin sebentar lagi Selena akan bangun, kita tunggu saja,” ucap Cendric yang mencoba menenangkan sang adik.
“Kalian tidak boleh bolos lagi, biar aku yang menjaga Selena,” kata Aland yang membuat Ezekiel menatapnya dengan penuh protes.
“Benar kata Kak Aland, nanti Ayah pasti marah kalau kita bolos tidak belajar lagi,” Cendric menarik tangan Ezekiel untuk pergi.
Sekarang tinggal Aland sendirian yang menjaga Selena, Mary sedang beristirahat setelah semalaman tidak tidur, karena menjaga Selena atas perintah Aland.
“Ayah tidak akan membunuhmu, Kakak sudah memastikannya,” ucap Aland kepada sang adik.
Aland sempat memergoki ayahnya keluar dari kamar Selena, dan ia yakin kalau sang ayah pasti mengkhawatirkan keadaan Selena.
“Kami akan selalu menjagamu, jadi cepatlah bangun Selena!” Pinta Aland sambil menggenggam erat tangan kecil adiknya.
“Aku tidak akan memarahimu lagi, aku berjanji akan menerima semua hadiah darimu,” Aland terus bersuara dan berharap kalau sang adik akan mendengarnya.
“Benar yang dikatakan Cendric, tidak ada alasan untuk membencimu. Kau tidak mengerti apa-apa, dan kepergian Ibu bukan juga salahmu. Ibu mengobarkan dirinya untuk melahirkanmu, itu artinya Ibu sangat menyayangimu,” Aland tersenyum sedih, mata merahnya terlihat berkaca-kaca.
Menjadi anak pertama, Aland harus menyembunyikan perasaannya. Ia tidak boleh menunjukkan kesedihannya, apalagi menangis. Aland harus terlihat kuat, agar Cendric dan Ezekiel juga ikut kuat sepertinya.
“Jangan ceroboh lagi, Selena. Jangan gunakan kekuatanmu yang berbahaya itu,” Aland sangat takut kehilangan adik perempuannya.
“Aland?” Suara itu membuat Aland mengusap air matanya dengan kasar.
“A-Ayah, Aland bisa jelaskan—”
“Tidak perlu! Kau boleh menangis, tapi hanya kali ini saja,” potong Duke Alaric yang mendengar semuanya.
Kali ini Aland tidak menahannya lagi, ia menangis dengan kedua tangan yang menutupi wajahnya. Aland sebenarnya malu, tetapi sudah lama ia ingin menangis… sejak kematian ibunya.
Setelah cukup lama mendengar putra pertamanya menangis dengan suara yang terdengar cukup menyakitkan, Duke Alaric mulai membuka suaranya. “Apa kau benar-benar ingin menjaganya?”
“Iya,” jawab Aland setelah puas menangis, rasanya begitu melegakan.
“Baiklah, Ayah tidak akan membunuhnya. Tapi Ayah tidak akan menjaganya dari bahaya, Ayah hanya membungkam orang-orang yang tahu tentang kekuatan Selena,” Duke Alaric menatap sang putra yang kali ini tidak lagi menyembunyikan perasaannya.
“Tidak masalah, karena aku dan yang lain akan menjaga Selena. Terima kasih, karena Ayah sudah mengizinkan Selena untuk tetap hidup,” ujar Aland dengan senyuman tipisnya.
“Saint Eric akan tiba lima hari lagi, setelah itu Selena akan belajar untuk bisa mengendalikan kekuatan besarnya. Kau bisa memanfaatkan waktu empat hari untuk menemani Selena, sebelum dia sibuk berlatih,” jelas Duke Alaric.
“Tapi Ayah, bukannya umur Selena masih tiga tahun? Apa tidak terlalu cepat untuk belajar mengendalikan kekuatan? Aku sampai Ezekiel belajar mengendalikan kekuatan dari umur lima tahun, kenapa tidak menunggu sampai umur Selena lima tahun?” Tanya Aland.
“Tidak, karena kekuatannya sudah muncul. Nanti kalau dia mengeluarkan kekuatannya lagi, bisa saja dia akan langsung mati,” jawab itu membuat Aland mengerti.
“Apa Ayah akan menganggap Selena bagian dari Cessalie?” Aland kembali bertanya.
Duke Alaric menggeleng, “Tidak akan pernah! Aku hanya memiliki tiga putra, dan tidak ada yang lain.”
Setelah mengatakan itu, Duke Alaric berlalu keluar untuk kembali ke ruang kerjanya. Pria itu hanya ingin memastikan Selena sudah sadar atau hampir mati, tetapi ia malah melihat Aland yang menangis.
“Lania, aku tidak tahu bagaimana menjadi Ayah untuk anak-anak kita. Rasanya terlalu cepat kau pergi, sehingga aku tidak tahu harus memperlakukan anak-anak kita seperti apa.”
...***...
Aland tidak sadar tertidur, karena ia merasa tubuhnya terasa lemas setelah terlalu lama menangis. Ternyata sudah sore, ia melewatkan makan siang.
“Selena, kau masih belum mau bangun?” Aland menatap adik bungsunya yang masih tetap di posisi yang sama, itu artinya Selena masih belum bangun sampai sekarang.
Aland memainkan jemari mungil adiknya, ia sangat suka melihat jari-jari kecil Selena.
“Kau benar-benar sangat kecil!” Serunya.
Aland mengerjapkan matanya beberapa kali saat melihat pergerakan kecil dari jemari sang adik, lalu pandangannya naik ke atas dan ia menahan senyumannya saat melihat mata hijau itu akhirnya terbuka dengan perlahan.
“Selena?” Suara itu membuat Selena menatap ke arah sang kakak.
“Ka-Kak Aland?” Suara anak perempuan itu terdengar begitu lemah.
“Akhirnya kau sadar juga!” Aland langsung memeluk adiknya, tidak erat karena takut membuat sang adik kesakitan.
Selena mengerjapkan matanya beberapa kali, kepalanya terasa pusing dan tubuhnya terasa begitu lemas. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi kepadanya.
“Lain kali jangan gunakan kekuatanmu! Kau masih belum bisa mengendalikannya, jika kau menggunakannya lagi… maka nyawamu akan terancam,” ujar Aland yang kini melepaskan pelukannya.
“Aku juga tidak tahu kenapa kekuatanku tiba-tiba keluar, aku tidak bisa menahannya,” jelas Selena.
Aland menggenggam tangan sang adik, “Kakak akan menjagamu, tidak hanya Kakak, ada Cendric dan Ezekiel yang akan menjagamu mulai sekarang. Selamat datang, adikku!” Ujarnya sambil mencium kening Selena.
Anak perempuan itu tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya, entah apa yang terjadi dengan ketiga kakaknya selama dirinya tidak sadarkan diri… tetapi Selena merasa senang, karena rencana berhasil, akhirnya ketiga kakaknya berhasil masuk ke dalam jebakannya.
“Dan Kakak ingin meminta maaf atas kejadian di ruang belajar, Kakak seharusnya tidak membentakmu. Maafkan Kakak, Selena,” tatapan Aland tidak sedingin biasanya.
“Aku juga ingin meminta maaf, karena aku tidak tahu kalau Kak Aland tidak suka dengan bunga,” kata Selena yang dibalas gelengan oleh sang kakak.
“Kakak menyukainya, kau boleh memberikan apapun kepada Kakak… pasti Kakak akan menerima semua pemberian darimu,” ujar Aland.
Selena tersenyum mendengarnya, “Nanti setelah aku sehat, aku akan mengambilkan bunga yang cantik untuk Kak Aland.”
Aland menahan senyumannya, tangannya mencubit pelan pipi sang adik. “Kakak akan menunggu hadiah darimu.”
Aland menarik tangannya, “Kakak akan panggilkan dokter dulu, kau jangan terlalu banya begerak!” Pesannya, sebelum berlalu keluar.
“Berapa lama aku tidak sadarkan diri? Terus misi-misiku bagaimana?” Selena mulai panik.
[KARENA TERJADI SEDIKIT KESALAHAN DALAM PENYELESAIN MISI TERKAHIR, MAKA MASTER DIBERI KOMPENSASI 10 POIN TAMBAHAN. MASTER JUGA DIBEBASKAN DARI MISI SELAMA LIMA HARI DAN MASTER TIDAK SADARKAN DIRI SELAMA TIGA HARI. JADI MASTER MASIH MEMILIKI WAKTU DUA HARI UNTUK BERISTIRAHAT DAN TOTAL POIN SEKARANG ADALAH 80 POIN]
Selena tersenyum senang saat membaca semua penjelasan sistem.
Brak!
“SELENA!”
Bersambung.
si lulu bertranformasi menjadi manusia....😱