"Tuhan ... Apakah hamba tidak ditakdirkan bahagia kenapa nasib hamba jadi sengsara seperti ini? Disini hamba kerja m4ti-m4tian, untuk istirahat saja bahkan terbilang hanya punya waktu terbatas, tapi kenapa bisa Ibu hamba berkata semudah itu seolah-olah aku adalah anak yang tak berguna! Ini tidak adil Tuhan ... tidak adil."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Fatimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 [ Revisi
"Menginap di hotel?"
"Iya!"
"Baiklah bakal aku atur, aku akan bilang sama Nadia dan berpura-pura sedang ada rapat di luar kota, tapi tidak aku sangka ternyata kamu memiliki keberanian yang cukup menantang, ya? Baiklah tunggu kabar baik, aku akan meminta ijin pada Nadia."
"Baiklah."
"Bagus, aku kira bakal susah untuk membodohinya, tapi ternyata dugaanku sangat salah! Untungnya hotel yang akan aku pakai itu milik teman Madam, jadi hal ini akan mempermudah sandiwara ini," batin Anaya dengan puas.
*****
"Rapat?"
"Iya! Ini dadakan sayang, awalnya aku sudah menebak kamu mungkin tidak akan mengijinkannya, ya sudahlah."
"Kamu bicara apa. Aku mengijinkan kok, lagian kamu kan ada Anaya yang akan mengawasi mu, jadi aku cukup tenang, selain itu aku juga percaya Anaya itu wanita yang baik. Baiklah Anaya ...kamu jaga Suamiku, gantinya aku akan membantumu mencari cara agar semakin dekat dengan Abang aku."
"Abang? Maksudnya Kennan?" Mendengarnya Reno nampak terkejut.
"Iya! Anaya memiliki perasaan kepada Kak Kennan, aku juga percaya Anaya wanita yang sangat baik, makanya aku merestuinya."
"Oh ..."ucap Reno yang hanya membalas sekata." Apa maksudnya? Apa Anaya hanya jadikan aku pelampiasan, tapi seseorang yang ia cintai aslinya ialah Kennan?"lanjut Reno dalam batinnya yang kesal.
DIDALAM MOBIL
Setelah mendapatkan ijin dari Nadia, hanya ada Reno dan Anaya. Tapi sedari tadi Reno nampak murung dan cemberut. Bahkan Wanita yang ada disampingnya tidak ia ajak bicara sepatah pun.
"Kenapa manyun?"
"Kamu perlu menjelaskan, apa maksudnya kamu mencoba mendekati Kennan? Dan mencintainya? Kamu hanya jadikan aku sebagai pelampiasan?"seru Reno.
"Aku kira kamu akan berfikir apa, ternyata hanya soal itu. Sekarang aku tanya jika seumpama aku bilang aku pura-pura mencintainya apakah kamu akan percaya?"
"Maksudnya?"
"Aku sengaja bilang seperti itu karena waktu itu Nadia memergokiku sedang memperhatikan seseorang. Kamu ingat ketika pertama kali aku berusaha menggoda kamu dengan mengunakan kaki?" Reno memberikan anggukan.
"Iya! Waktu itu aku kepergok, tapi untungnya dia malah salah menduga dikira aku mencintai abangnya, tak memiliki pilihan akhirnya aku mengatakan kalau aku mencintai abangnya."
"Astaga ... ternyata Wanitaku ini sangat cerdas ya? Jadi untuk mengetahuinya kamu tega lampiaskan pada orang lain?" Anaya berganti mengangguk.
"Baiklah jangan dibahas, aku percaya kamu hanya mencintaiku ...
"Terima kasih sudah mau mempercayaiku."
SESAMPAINYA
"Maaf, disini hanya tersisa satu kamar,"ujar bagian resepsionis pada mereka.
"Tidak masalah lagian Wanita ini hanya temanku, nanti aku minta tidur dibawah."
"Baiklah, ini kuncinya."
Seusai memasuki ruangan, pelukan hangat menyambar tubuh Anaya, sebuah dekapan hangat Reno layangkan pada Anaya.
"Apa kamu akan selalu bersikap manis gini pada setiap Wanita yang kamu ajak berkencan selain dengan Istrimu?"tanya Anaya.
"Siapa bilang? Memang selain Nadia, sudah banyak Wanita yang aku ajak berkencan, tapi jujur hanya Kamu wanita pertama yang aku perlakukan seperti ini, aku tidak pernah bohong."
"Terus jika nanti aku sudah menjadi milikmu seutuhnya apa kamu akan memperlakukan aku sama seperti kamu memperlakukan Nadia dengan cara seperti ini?"
"Kamu dan Nadia jelaslah berbeda, jika Nadia aku akui dia kurang bisa memuaskan aku, tapi kamu? Aku bisa lihat dan bisa merasakan jika kamu akan bisa memuaskan aku, lagian dilihat dari bodynya saja sudah jelaskan siapa yang unggul?"ujar Reno.
"Lalu bolehkah aku memanggilmu dengan sebutan Mas ketika diluar dan dibelakang Nadia?"
"Tentu saja boleh, kamu mau panggil aku mas ataupun sayang aku tidak masalah, tapi ...."
"Tapi, apa? Kamu masih meragukan aku?"
"Bukan gitu, bolehkah aku ...."
"Tunggu!" Seketika raut wajah Reno berubah mengerut.
"Kenapa? Kamu masih belum mengijinkan aku?"
"Bukan gitu, alangkah baiknya kamu mandi dulu badan kamu bau asam."
"Hm, baiklah aku akan mandi, tapi setelahnya kamu janji ya?" Anaya hanya mengangguk.
Reno lalu memasuki kamar mandi, Anaya lega dan langsung duduk ditepi ranjang dengan perasaan dan nafas yang seketika plong.
"Gila! Hanya Wanita gila yang akan sudi untuk kau bisa sentuh, sebelum semua keinginanmu itu tercapai, maka lihat dulu dengan siapa kau berhadapan."
Anaya bangkit dari ranjang, ia menuju dapur, mengambilkan dua gelas air yang salah satunya ia kasih obat tidur kali ini Anaya yakin ia akan berhasil, dia bukanlah Wanita yang hilang akal.
Ada kesempatan maka akan ia gunakan dengan sebaik mungkin, tapi tidak untuk menjurus pada arah lain, ia tersenyum sinis, tatapannya pun amat menantang.
BERSAMBUNG
lanjut 🙏