Wont Let You Go

" Nona, ada perwakilan dari perusahaan Blue White Corp. Mereka datang untuk membicarakan mengenai kerja sama perusahaan " ucap Ana, memberitahu Selena.

" Ah iya, kerja sama tentang pembangunan resort itu ya ? " tanya Selena memastikan.

" Betul, nona. Setelah mengajukan proposal kerja sama mengenai proyek ini, akhirnya mereka memberikan respon dengan mengirimkan perwakilan mereka " jelas Ana.

Selena mengangguk paham.

" Kalau begitu, arahkan mereka ke ruanganku saja. Aku akan menemui mereka disini " tambah Selena yang dengan segera direspon dengan sangat baik oleh sang sekretaris.

Beberapa saat berselang, Ana kembali memasuki ruangan Selena diikuti oleh dua orang pria.

" Nona... Perkenalkan mereka adalah perwakilan dari perusahaan Blue White Corp " ucap Ana yang kini berdiri di hadapan Selena.

Selena yang tengah fokus melihat layar laptopnya, dengan segera ia mengangkat pandangannya hingga tatapan matanya beradu dengan salah satu pria yang berdiri di belakang Ana.

Senyum pria itu mengembang tipis kala menyadari keterkejutan di mata Selena.

" Kau... " ucap Selena tak percaya.

" Apa anda mengenal mereka Nona ? " tanya Ana yang merasa heran atas sikap atasannya itu.

" Ya "

" Tidak "

Jawab Selena dan pria itu bersamaan. Dan hal itu membuat Ana curiga.

" Kami tidak sengaja bertemu saat pesta kemarin" ucap Selena jujur.

Ana mengangguk paham, tapi tidak dengan pria yang sejak tadi memandangi Selena. Ia tersenyum samar, bahkan nyaris tak terlihat.

Akhirnya kita bertemu lagi, baby. Dan mulai saat ini, kau tak akan bisa lari dariku

" Nona, perkenalkan beliau adalah Tuan Leandro White, CEO Black White Corp dan Tuan Mark Anthony, wakil CEOnya " jelas Ana yang kemudian memperkenalkan mereka.

Selena mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan keduanya. Dan uluran tangan Selena disambut pertama kali oleh Mark. Selanjutnya beralih kepada Leandro.

Leandro membalas uluran tangan dari Selena. Namun, ia sedikit menahan agar bisa lebih lama menyentuh Selena.

" Ekhem... " Selena berdehem, membuat Leandro dengan segera melepaskan genggaman tangannya.

" Selamat siang, Tuan-tuan. Senang akhirnya kita bisa bertemu " ucap Selena bersikap formal.

" Silakan duduk, Tuan-tuan ! "

Selena mempersilakan mereka untuk duduk di sofa.

Pembahasan mengenai rencana pembangunan resort pun dilakukan. Selena mencoba bersikap profesional meskipun ia merasa jika Leandro sejak awal terus memperhatikannya.

" Apa menurut anda tidak ada yang perlu ditambahkan dari pembahasan kita, Tuan ? " tanya Selena kepada Leandro.

Selena merasa jengah karena Leandro tak mengucapkan apapun. Seolah pembahasan itu tidak penting dan pria itu terus-menerus melihat ke arahnya.

Leandro tersenyum tipis. Ia tahu jika Selena kemungkinan merasa kesal kepadanya.

" Semua yang dibahas sudah sangat baik. Hanya saja mungkin saya ingin menambahkan untuk membangun resort dengan konsep homey seperti yang perusahaan anda inginkan, kita harus memperhatikan dengan detail fasilitas yang ada. Dimulai dari desain interior yang memiliki kesan alami dan hangat. Pencahayaan yang lembut. Penggunaan warna-warna netral atau pastel yang tidak terlalu mencolok. Dan yang penting adalah pelayanan yang ramah, personalisasi layanan dalam memeberikan rekomendasi sesuai yang dibutuhkan pengunjung, fasilitas yang nyaman dan ramah anak. Untuk restoran bisa kita sediakan konsep agar pengunjung bisa melihat secara langsung chef menyiapkan menu. Yang terpenting adalah pengunjung merasa nyaman dan dihargai seperti di rumah sendiri " Leandro menjelaskan secara gamblang lalu menatap ke arah Selena.

" Bagaimana Nona ? Apakah anda sudah puas mendengarkan penjelasan saya ? " tanya Leandro tersenyum puas. Ia tahu jika Selena hanya ingin menguji sejauh mana kemampuannya.

Selena tak menyangka jika Leandro bisa menjelaskan secara detail. Ia pikir otak pria itu kosong karena matanya hanya menatap ke arahnya saja, bukan pada file yang disiapkan. Ternyata pria itu memang cerdas. Pantas saja ia bisa menjadi pengusaha sukses di usianya yang masih tergolong muda.

" Saya rasa penjelasan anda sudah sangat baik, Tuan. Saya setuju dengan apa yang anda paparkan. Semoga kerja sama kita berjalan dengan lancar ke depannya " ucap Selena tak menampik jika ia sedikit terkesan dengan kemampuan Leandro.

Pembicaraan merekapun akhirnya berakhir. Leandro dan Mark berpamitan kepada Selena dan Ana.

Ana dan Mark berjalan keluar lebih dulu dari ruangan Selena. Sementara, Leandro memilih berdiam diri sebentar agar bisa berdua dengan Selena.

" Apa ada yang bisa saya bantu lagi, Tuan Leandro ? " tanya Selena yang merasa heran karena Leandro masih belum beranjak.

" Aku lebih suka kau memanggilku Andro, seperti malam itu " jawab Leandro dengan senyuman kecil.

" Tolong, jangan ungkit lagi tentang malam itu. Bukankah sudah saya katakan untuk melupakannya saja. Itu adalah kesalahan... "

" Kesalahan menyenangkan dan sangat berkesan. Sayangnya aku tidak bisa melupakannya begitu saja " potong Leandro lalu berjalan memperpendek jarak dengan Selena.

Selena bergerak mundur, akan tetapi tangan Leandro langsung bergerak menahan pinggangnya.

" Le pas ! Apa yang anda lakukan ? " berontak Selena.

" Tidak baby, aku tidak akan melepaskanmu lagi " jawab Leandro sambil menatap lekat wanita yang sangat ia cintai itu.

Selena mencoba melepaskan tangan Leandro yang masih bertahan di pinggangnya. Tapi Leandro justru semakin erat memeluknya.

" Sebenarnya apa mau anda ? " tanya Selena kesal sambil terus berusaha melepaskan diri dari Leandro. Ia khawatir ada yang melihat mereka dan berpikiran yang tidak-tidak.

" Mauku kamu, Elen ! Aku mau kita bersama " tegas Leandro.

" Kau sudah gila ! " geram Selena.

" Ya, aku akui kalau aku tergila-gila padamu " sahut Leandro santai. Ia terus menatapi wajah Selena yang justru terlihat semakin cantik saat kesal.

" Jadikan aku priamu. Aku berjanji akan selalu membahagiakanmu " tambah Leandro.

Selena menggelengkan kepalanya perlahan. Entah takdir apa yang membuatnya harus berurusan dengan pria di hadapannya ini.

" Aku sudah menikah, kau tahu itu "

" Aku tahu itu dan aku juga tahu jika suamimu itu juga memiliki wanita lain. Kau ingin membalasnya kan ? Gunakan aku Elen ! Aku rela meskipun hanya kau jadikan selingkuhanmu "

" Kamu sakit ! " umpat Selena.

" Ya, aku memang sakit jika tidak bersama dirimu, baby " sahut Leandro sambil mengelus pipi Selena dengan lembut.

Belum sempat Selena membuka mulutnya, bibirnya sudah dibungkam oleh benda kenyal milik Leandro. Pria itu terus menyerang bibir Selena.

Plaak

Satu tamparan mendarat di pipi Leandro, meninggalkan bekas kemerahan disana.

Dada Selena naik turun saat berhasil lepas dari rengkuhan Leandro.

" Pergi ! " usir Selena bergerak menjauh dari Leandro.

Leandro tertawa kecil sambil mengusap pipinya.

" Baiklah, tapi aku tidak akan menyerah. Aku akan pastikan kau menjadi milikku " ucap Leandro penuh kepastian.

Leandro pun keluar dari ruangan Selena, saat berada di depan pintu ia berbalik menatap Selena kembali.

Setelah melihatnya, aku yakin kau akan berubah pikiran baby

Leandro berbalik, lantas berlalu meninggalkan ruangan Selena menyusul Mark dan Ana yang sudah berada di depan lift.

Sepeninggal Leandro, Selena terduduk di sofa dengan lemas. Ia memejamkan matanya sejenak, jemarinya mengurut pelipisnya namun suara notifikasi pesan mengganggunya.

Akhirnya ia membuka pesan dan melihat satu kiriman video dari nomer tak dikenal. Mata Selena membulat saat memutar video tersebut.

Kalau kau tidak ingin video ini kukirim kepada suami brengsekmu itu. Temui aku di apartemenku. Kau pasti masih ingat tempat kita melewatkan malam panas bersama

Yang selalu mencintaimu, Leandro