Yura yang terjerat masalah terpaksa meninggalkan Hanan suaminya dan putri yang baru dilahirkannya, agar mereka tetap hidup karena kritis dirumah sakit akibat kecelakaan. Hanya keluarga suaminya yang memiliki uang yang bisa membantunya dengan satu syarat menyakitkan!
Lima tahun kemudian, Yura dipertemukan dengan anak yang dilahirkan, dibawa sebagai pengasuh oleh istri baru Hanan. Dengan kebencian dari keluarga Maheswari serta pria yang di cintai, mampukan Yura bertahan demi anaknya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12. Kedatangan Eva.
Aura ada disampingnya, tentu saja Yura merasa badannya jauh lebih baik. Saat Bibi Amy masuk kedalam kamar dan mengecek suhu badan Yura, demamnya benar-benar turun dan Yura juga merasa jauh sekali lebih baiknya.
"Nduk, makan siang dulu. Bibi juga sudah masakin buat non kecil!" Ucap Bibi Amy.
"Iya bi. Terimakasih banyak, aku jadi ngerepotin bibi, padahal aku kan cuma pengasuhnya nona Aura!"
"Nggak apa-apa. Toh Tuan dan Nyonya tidak melarang kan!" Balas Bibi Amy kembali.
Setelah bibi Amy pergi, Yura juga tidak tega membangunkan Aura yang masih terlelap. Akhirnya dia turun dari ranjang dan masuk kekamar mandi sebentar, begitu keluar rupanya Aura telah duduk bersandar sambil memeluk boneka.
"Tuan Putri sudah bangun?" Yura tersenyum sembari berjalan mendekat.
"Bibi Yura, aku lapar..." Keluh Aura dengan suara manjanya, apalagi baru tidur.
"Iya sayang. Bibi Amy sudah siapin makanan! Ayo sini, makannya dikursi!" Yura merentangkan tangannya supaya Aura naik ke gendongannya.
Gadis kecil itu beranjak berdiri lalu mengikuti arahan Yura, mereka duduk di kursi sofa yang muat dua orang didalam kamar Yura. Yura menyuapi Aura dengan sangat telaten dan lembut, sedangkan Aura juga lahap sekali makannya.
.....
Sore hari pukul setengah lima, mobil milik Hanan memasuki pelataran rumah berlantai dua miliknya. Tidak lama setelah mobil berhenti di carport, Hanan keluar dari dalam mobil.
"Papa!" Seru Aura tiba-tiba. Gadis yang sedang bermain di taman depan rumah bersama Yura itu memanggil papanya dengan sumringah.
Hanan menoleh, melihat Aura yang sudah mandi dengan dress santai tali spaghetti warna hijau. Tatapan Hanan juga tiba-tiba beralih pada sosok wanita dewasa disebelah Yura, saat Hanan menatapnya, Yura langsung memalingkan muka kearah lain.
Yura terlihat baik-baik saja, hati kecil Hanan sejujurnya merasa lega melihat kondisinya. "Hai, anak kesayangan papa!" Pria itu berjalan mendekati mereka, lalu mengangkat Aura kedalam gendongannya. "Wangi sekali! Siapa yang mandiin?" Tanya Hanan.
"Bibi cantik!" Jawab Aura. Hanan tersenyum tipis, sebenarnya dia senang melihat Aura yang begitu ceria, dia tidak pernah seceria ini sebelum bertemu Yura, karena Aura merasa kesepian, Gendhis dan Hanan sama-sama bekerja jadi waktu mereka terbatas.
"Ayo kita masuk. Sebentar lagi mama pulang!" Ucap Hanan lalu membawa Aura masuk begitu saja tanpa menghiraukan Yura.
Setelah Hanan masuk, benar kata pria itu, Gendhis baru pulang. Gendhis pulang terlambat karena boutique sedang ramai.
.....
Hanan sangat sibuk didalam ruang kerja, menyiapkan berkas untuk menarik kerja sama group Wilson. Hanan begitu serius, kerja samanya harus berhasil supaya perusahaannya tambah maju.
Malam berganti pagi, sinar mentari sudah mulai muncul bekerja seperti biasanya menerangi seluruh dunia yang terkena cahayanya.
Jam sebelah siang, waktunya Yura menjemput Aura. Ini pertama kalinya Yura menjemput sekolah gadis kecil yang sebenarnya adalah putri kandungnya. Aura keluar dengan ceria, "Bibi Yura!"
Yura tersenyum lalu mengambil alih tas kecil yang menjadi beban dipunggung Aura. "Bagaimana belajarnya, menyenangkan?" Tanya Yura.
Aura menganggukkan kepala penuh dengan semangat. Disekolah biasanya Aura sangat senang karena tidak kesepian, punya banyak teman dan tidak bosan. Tapi sekarang Aura justru ingin cepat-cepat pulang sekolah karena ingin bertemu dan bermain dengan Yura.
"Kalau begitu, ayo kita pulang!" Ajak Yura. Seperti biasa, gadis kecil itu merentangkan tangannya ingin digendong oleh Yura. Tentu saja Yura tidak menolaknya, mengangkat Aura kedalam gendongannya lalu masuk kedalam mobil yang sudah menunggu.
Disisi lain, sebuah mobil putih berhenti di pelataran rumah. Ika yang sedang merapikan tanaman didepan sontak menoleh, mobil itu tentu saja bukan milik Hanan karena mobil milik Tuan Hanan bewarna hitam. Sedangkan milik Gendhis warna merah, dan yang dipakai antar jemput Aura memang putih, tapi type dan modelnya berbeda.
Benar saja, ketika orang didalam keluar, rupanya memang orang lain. Namun Ika mengenalnya, karena yang keluar dari mobil wanita yang paling cerewet dan suka marah-marah. "Nyonya Eva?" Gumam Ika. Cepat-cepat sebelum Nyonya Eva protes, Ika segera mendekat. "Selamat datang, Nyonya Eva!"
Wanita yang terlihat angkuh itu tidak sedikitpun menunjukkan sikap baiknya. "Apa semua orang belum pulang? Dimana cucuku?" Tanya Eva dengan dingin.
"Tuan Hanan masih kerja, Nyonya Gendhis juga masih diboutique, mereka pulangnya jam empat sore. Kalau Nona kecil sekolah, tapi sudah dijemput!" Jawab Ika menjelaskan.
Eva kesal mendengar jawabannya, kesal karena ternyata Gendhis masih bekerja dan meninggalkan Aura. Seharusnya dia membawa Aura bersamanya, karena mereka tidak punya waktu untuk Aura.
Ibu dari Hanan itu berjalan melangkah dengan mengomel. "Bisa-bisanya dia masih bekerja. Gendhis kan bos-nya, kenapa tidak bisa bekerjanya dirumah saja. Kalau seperti itu, dari dulu harusnya Aura tinggal bersamaku. Cucuku jadi kesepian dan tidak terawat baik!"
Ika menelan salivanya, dia jadi yang mendengar omelan wanita itu. Eva sangat sinis dan semuanya harus serba hati-hati karena tidak bisa disinggung maupun disenggol sedikit saja akan langsung marah besar, tak tanggung-tanggung untuk pecat asisten rumah tangga.
"Nona Aura sudah mendapatkan pengasuh, Nyonya. Nona kecil sudah tidak kesepian lagi!" Sahut Ika dengan hati-hati.
Tentu saja Eva terkejut mendengarnya, wanita itu duduk dikursi ruang tamu sembari berfikir. Bagaimana ada yang bisa menjadi pengasuh cucunya, yang Eva tau, Aura tidak mau punya pengasuh karena puluhan orang yang datang selalu ditolak. "Siapa orang itu sampai bisa mengambil hati cucuku?" Tanya Eva penasaran.
"Wanita itu cantik, baik dan lembut. Nona kecil sangat menyukainya, bahkan baru beberapa hari bertemu sudah sangat dekat Nyonya!"
Eva semakin penasaran sosok gadis yang bisa menaklukkan hatinya Aura. Dia seperti apa, sebaik apa sampai Aura menerimanya. Eva tidak suka kalau pengasuhnya Aura berpendidikan rendah, dia ingin Aura diasuh oleh pengasuh yang berpengalaman dan pendidikannya baik. "Dari yayasan mana?"
.....
Akhirnya Aura dan Yura sampai dirumah, setelah berganti pakaian, kalau Aura ingin menyusul Gendhis, Yura akan mengantarnya. Tapi Aura tidak mau karena mau bermain boneka sama bibi baik-nya.
"Hati-hati sayang!" Yura mengingatkan, saat Aura begitu cepat dan antusiasnya naik tangga rumah.
"Ayo cepat bibi!" Sahut Aura. Mereka masuk kedalam rumah besar, namun langkah Aura terhenti saat melihat sosok wanita tua diruang tamu. "Omaaa!!"
Sontak saja Eva menoleh mendengar suara cucunya yang terdengar terkejut dan senang. Sedetik kemudian, Jantung Yura tiba-tiba hampir berhenti berdetak saat mendengar suara Aura memanggil Oma nya. Maksudnya, ibunya Hanan?
"Baik, saya akan membayar administrasinya. Tapi dengan satu syarat, kamu harus meninggalkan Hanan dan bayi itu setelah kamu melahirkan!"
Kedua bola mata Eva juga terbuka sempurna begitu melihat sosok wanita lima tahun lalu yang dia usir, muncul lagi dihadapannya. Wanita itu langsung berdiri, mereka saling menatap dengan terkejut!
wah untung ajaa ada paman tampan 😌
kasihan tauuu 😥😥😥
buat yura sama nicko ajaaa lebih baik dari hanan yg oon 🙄