Cole Han, gangster paling ditakuti di Shanghai, dikenal dingin dan tak tersentuh oleh pesona wanita mana pun. Namun, semua berubah saat matanya tertuju pada Lillian Mei, gadis polos yang tak pernah bersinggungan dengan dunia kelam sepertinya.
Malam kelam itu menghancurkan hidup Lillian. Ia terjebak dalam trauma dan mimpi buruk yang terus menghantuinya, sementara Cole justru tak bisa melepaskan bayangan gadis yang untuk pertama kalinya membangkitkan hasratnya.
Tak peduli pada luka yang ia tinggalkan, Cole Han memaksa Lillian masuk ke dalam kehidupannya—menjadi istrinya, tak peduli apakah gadis itu mau atau tidak.
Akankah Lillian selamanya terjebak dalam genggaman pria berbahaya itu, atau justru menemukan cara untuk menaklukkan hati sang gangster yang tak tersentuh?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
"Cole Han, kenapa kau membuang handphoneku sesuka hatimu?" tanya Lillian dengan wajah kesal.
"Hanya masalah kecil. Aku bisa menggantinya," jawab Cole santai, seolah tidak peduli.
"Bukan soal ganti! Kenapa kau selalu bertindak sesuka hatimu?" Lillian menatapnya tajam.
Cole menyempitkan mata. "Kau bicara dengan mantanmu di rumahku. Menurutmu, itu pantas?"
"Itu tidak masuk akal sama sekali," sahut Lillian, hendak melangkah pergi.
Namun, langkahnya terhenti ketika Cole menggenggam pergelangan tangannya dengan kuat. "Ada sesuatu yang ingin kutunjukkan padamu. Sekarang ikut aku, dan sarapan denganku."
Tanpa memberi kesempatan untuk menolak, Cole menarik tangan Lillian menuju ruang makan.
Cole meletakkan sebuah map tebal di samping piring Lillian. Suara gesekan kertas itu membuat gadis itu spontan menoleh.
"Apa ini?" tanya Lillian curiga.
"Kontrak pernikahan," jawab Cole tenang sambil menyendok sarapannya. "Baca, lalu tanda tangani."
Lillian menatapnya tajam. "Aku bahkan belum menyetujui untuk menikah denganmu."
Cole mendongak, matanya menusuk dingin. "Aku tidak butuh persetujuanmu untuk menulis sebuah perjanjian. Bacalah dulu, baru putuskan."
Dengan enggan, Lillian membuka dokumen itu. Matanya menelusuri setiap kalimat di sana.
Surat Perjanjian:
"Setelah pernikahan dilangsungkan, keluarga Pihak Kedua akan menerima bantuan dana untuk perusahaan mereka sebesar 30% dari total aset usaha Pihak Pertama."
"Pihak Kedua berhak atas 10% saham dari perusahaan milik Pihak Pertama (Cole Han)."
"Pihak Kedua tidak diperbolehkan menjalin hubungan, bergaul, atau berinteraksi secara pribadi dengan pria lain di luar kepentingan pekerjaan resmi."
"Pihak Pertama juga tidak diperbolehkan mendekati atau menjalin hubungan dengan wanita lain."
Apabila Pihak Kedua melanggar perjanjian, maka Pihak Pertama berhak menarik kembali seluruh dana dan saham yang telah diberikan, serta mengambil alih perusahaan milik keluarga Pihak Kedua.
Apabila Pihak Pertama melanggar perjanjian, maka seluruh aset yang dimiliki Pihak Pertama akan diserahkan sepenuhnya kepada Pihak Kedua.
"Kau sudah berencanakan sejak awal," ucap Lillian.
“Baca halaman kedua,” ucap Cole dingin sambil meletakkan sendoknya di atas meja.
Dengan ragu, Lillian membuka lembar berikutnya. Matanya menelusuri tulisan di sana, lalu membacanya setengah berbisik, “Setelah menikah, pihak kedua akan menerima kompensasi setiap bulan sebanyak… seratus dua puluh dua juta yuan?”
“Itu hanya uang saku. Belum termasuk dana dan saham yang akan aku berikan,” jawab Cole tenang.
Lillian menutup dokumen itu dengan cepat. “Semua tawaranmu memang lumayan, tapi aku tidak berminat.”
Cole tidak bergeming. Ia justru mendorong sebuah dokumen lain ke hadapan gadis itu.
“Proyek Tianjing. Ayahmu sudah lama mengincarnya. Jika berhasil, perusahaan kalian bisa melunasi hutang fantastis ke bank. Tapi… kalau gagal, bukan hanya tidak mendapatkan keuntungan, melainkan juga menanggung kerugian besar.”
Mata Lillian membesar. “Bagaimana kau bisa tahu tentang ini? Kau menyelidiki perusahaan kami?”
“Tentu saja aku ingin tahu semua tentang keluarga calon istriku,” ucap Cole dengan nada datar namun penuh tekanan. “Aku bisa memberi jaminan, setelah kita menikah, perusahaan ayahmu akan stabil dan tidak akan pernah mengalami krisis keuangan lagi. Semua masalah, dari yang kecil hingga besar, akan kuselesaikan.”
Ia menyandarkan punggung ke kursinya, tatapannya tajam menusuk Lillian.
“Asalkan ayahmu meminta, proyek mana pun akan aku dapatkan untuknya. Dan satu hal lagi…” Cole berhenti sejenak, “selama kau sendiri yang meminta bantuan, aku akan mengurus kakakmu dan juga ibumu.”
“Apakah kau memiliki banyak waktu? Sampai sempat mencari tahu semuanya tentang keluargaku,” sindir Lillian, berusaha menutupi rasa gugupnya.
Cole tersenyum tipis, dingin. “Aku hanya melakukan sesuatu yang seharusnya. Aku bisa menghancurkan mimpi kakakmu kapan saja… dan aku juga bisa membuat ibu kandungmu kehilangan pekerjaannya, hidup tanpa daya. Kau hanya perlu memberitahuku apa yang kau inginkan, dan aku akan menentukannya untukmu.”
“Tidak perlu!” suara Lillian meninggi, matanya berkilat marah sekaligus takut.
“Pertimbangkan baik-baik, kalau kau masih ragu. Setelah kau menandatangani perjanjian ini, dana dan saham akan langsung kuatur pada saat yang sama. Tapi kalau kau menolak…” Cole menyandarkan tubuhnya santai, “Semua proyek itu tidak akan pernah jatuh ke tangan ayahmu.”
Lillian berdiri dari kursinya, menatapnya dengan marah. “Kau sedang mengancamanku? Apa kau tidak tahu malu?”
Cole tersenyum tipis, aura dinginnya menusuk. “Aku ini gangster, Lillian. Sesuatu yang kuinginkan harus menjadi milikku. Ingat baik-baik, kau hanya bisa menikah denganku. Dan kalau kau berani mendekati pria lain…” ia berhenti sejenak, suaranya merendah penuh ancaman, “…aku akan mematahkan tangan dan kaki pria itu tepat di hadapanmu.”