"Jadi begitu cara main dia. Baiklah, aku akan tujukkan bagaimana aku menjadi iblis betina seperti apa yang kamu katakan pada selingkuhan kamu itu!"
Mendengar kalimat yang amat menyakitkan dari ruang kantor milik suami ku itu membuatku teramat sakit hati.
Aku sengaja mengaktifkan perekam suara diruangan suami ku yang seharusnya menjadi ruangan ku itu, bukan karna tidak percaya atas kerjakerasnya. Melainkan sikapnya yang beberapa bulan ini terasa aneh dimata ku, terlebih saat laporan keuangan yang ku terima dari orang kepercayaanku yang sangat berbanding terbalik dengan apa yang di laporkan oleh suami ku sendiri.
"Aku akan menjadi iblis bagi suamiku dan juga selingkuhannya, kita lihat kehancuran wanita murahan dan lelaki penghianat itu sebentar lagi!"
Tunggu ceritanya yaaa😇🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amie.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 12
"Masyaallah cucu Oma dan Opa,,, cantiknyaaa,,, selamat ya Nak, kamu sudah menjadi Mami sekarang" kata bunda pada ku dengan wajah yang berbinar.
"terimakasih bunda,,," jawab ku dengan lirih.
"sama-sama sayang, kita lalui semuanya sama-sama ya. Tidak perlu ada yang kamu fikirkan" kata bunda membuatku menganggukan kepala.
"iyaa bun,, Rere tidak memikirkan apapun, hanya saja Rere merasa tidak adil atas apa yang terjadi pada Rere akhir-akhir ini. Maaf bun, apa tawaran bunda waktu itu masih berlaku?" tanya ku.
"hahaha telat kamu sayang, bukankah karma nya sudah datang. Saat ini suami mokondo kamu itu sudah menuai karmanya, begitu juga dengan ibu dan kakaknya" kata bunda dengan yakin.
"bunda tau dari mana?" tanya ku dengan suara pelan.
"tidak sih,, hanya menebak saja, mau bagaimana lagi mereka. Leo sudah di penjara, apa yang bisa mereka harapkan. Sementara kamu sudah tidak bisa mereka manfaatkan lagi, ya sudah. Mereka akan kembali kesetelan awal" jawab bunda membuatku terdiam.
Benar juga apa yang bunda bilang, tentu saja ibu Lastri dan mbak Nisa akan kembali ke setelan awal mereka. Sekali gelandangan, tetap saja gelandangan. Mereka hidup enak karna aku, tapi mereka justru memanfaatkan aku. Rasakan saja akibatnya.
"tapi bun,,, kalau mereka berhasil mengeluarkan Mas Leo bagaimana?" tanya ku.
"tidak mungkin sayang, mereka tidak akan bisa melakukan itu. Butuh uang yang banyak agar mereka bisa mengeluarkan Leo dari penjara, apa mereka punya uang? Tidakkan! Kalau pun mereka ada uang atau barang yang bisa mereka uang kan, pasti akan langsung habis. Kecuali,,, mereka menyuap salah satu petugas lapas, tapi ya resikonya pasti lebih besar" jawab bunda yang juga aku benarkan dalam hati.
"iyaa juga sih bun, tapi kalau uang sepertinya bu Lastri itu pasti punya simpanan perhiasan. Karna setiap bulan ia pasti membeli perhiasan model-model terbaru" kata ku pada bunda.
"yasudah biarkan saja, paling hanya berapa sih. Tidak akan banyak loh pastinya" jawab bunda.
"iyaa sih bun,, yaa gak akan bisa sih menurutku melepaskan Mas Leo, mungkin lebih baik uang itu untuk hidup mereka sehari-hari atau membuka usaha" kataku membuat bunda menganggukkan kepala.
"yasudahlah,,, tidak usah membahas mereka, seperti tidak ada bahasan lain saja." kata Papi dengan wajah yang masih fokus ke laptop di pangkuannya.
"aku hanya khawatir saja Pi,,, takutnya mereka berhasil membebaskan Mas Leo" kata ku.
"tidak akan mungkin. Papi sudah meminta orang mengawasi Leo secara khusus, bahkan andai Leo berhasil lolos dari jerat hukum tapi dia tidak bisa lolos dari ganti rugi kerugian perusahaan" kata Papi membuatku dan bunda saling pandang.
"bener juga apa yang Papi kamu bilang, bisa saja memang si Leo keluar dari penjara. Tapi dia tetap diwajibkan membayar semua kerugian perusahaan kan? Tapi Pi,,, bunda justru khawatirnya kalau dia nanti kembali datang menemui Rere loh Pi" kata bunda membuat Papi terkekeh kecil.
"tidak akan! Papi sudah jual rumah itu bun, kita akan pindah ke rumah baru selepas Rere keluar dari rumah sakit. Kalian tenang saja, kalau mereka bisa saja memperlakukan kamu seperti itu Papi juga bisa memperlakukan mereka lebih dari apa yang kamu dapatkan" kata Papi dengan seringai kecil.
"Apa yang akan Papi lakukan lagi sekarang?" tanya ku.
"tidak ada, tapi andai nanti dia keluar di penjara. Papi sudah meblacklist namanya di semua perusahaan" kata Papi membuatku membelalakan mata.
"Ap-Apa? Blacklist, Papi yang bener Pi?" tanya ku dengan kaget.
Meskipun tubuh ku lemah, tapi aku bisa merespon apa yang Papi katakan dengan baik. Karna walau operasi secar, tapi aku tidak merasakan sakit sama sekali.
"iyaa,, Papi sudah memblacklist nama nya di semua perusahaan yang ada di negri ini, dia tidak akan bisa mendapatkan pekerjaan kantoran lagi karna reputasinya yang sudah buruk" kata Papi membuatku terdiam.
"lagi pula, bukannya dia sudah mendapatkan banyak dari kamu dan dari perusahaan. Jadi sepertinya hidup dia akan aman-aman saja" kata bunda yang langsung aku jawab dengan gelengan kepala.
"tidak bunda, semua kartu Atm Mas Leo baik yang ada pada lelaki itu atau pada keluarganya semua sudah aku bekukan. Bahkan waktu itu dia pun marah padaku karna aku membekukan Atm perusahaan" kata ku membuat Papi tersenyum kecil.
"bagus, berarti kamu sudah sempat bertindak. Setidaknya uang perusahaan tidak keluar lebih banyak dari sebelumnya" jawab Papi yang langsung aku angguki.
"iyaa,, awalnya aku fikir untuk mempermalukan mereka sih Pi, karna waktu itu aku mendapatkan kabar kalau mereka tengah bersenang-senang di Mall. Makanya aku buat mereka susah dan mali sekalian" kata ku.
"bagus,,, hebat kamu, kemajuan yang baik" jawab Papi sambil menutup laptopnya.
"gantian bun, Papi juga mau gendong cucu Papi loh" kata Papi membuat bunda mengerucutkan bibirnya.
"lihat tuh Papi mamu Re, padahal bunda baru aja pegang sebentar tapi udah di ambil aja" kata bunda membuatku terkekeh kecil.
"jangan rebutan dong, kan hanya ada satu" kataku dengan senyum mengembang.
"Oiyaa,, jadinya bagaimana? Apa kamu mau lanjut dengan Leo atau mau berpisah dengan dia?" tanya bunda.
"tentu saja aku mau berpisah dengan Mas Leo bun, siapa juga yang masih mau hidup dengan narapidana" kataku dengan mantap.
"kalau begitu,,, biar Papi carikan pengacara handal untuk mengurus perceraian kamu, jangan khawatir pasti selesai dengan cepat" kata Papi.
"Papi atur saja, aku percaya pada Papi" jawab ku membuat Papi tersenyum senang.
"baiklah kalau begitu, besok akan Papi urus semuanya" jawab Papi.
"berarti besok Papi masuk kantor aja, kenapa harus di sini. Kan di sini sudah ada bunda yang jagain Rere dan cucu kita" kata bunda membuat Papi terdiam.
"baiklah,, besok Papi akan masuk kekantor, karna sebetulnya pekerjaan juga sedang banyak. Kamu tau sendiri kan kekacauan yang sudah di buat suami mu itu, sekarang harus Papi yang menghandel semuanya" kata Papi. Aku pun tertunduk tak berani melihat wajah Papi.
"Maaf Pi,, nanti kalau aku sudah keluar dari rumah sakit, aku akan bantu Papi untuk menyelesaikan semuanya" kataku.
"eehh tidak tidak,,, sepulangnya kamu dari rumah sakit, kita akan bahas acara aqiqahan anak kamu dan mempersiapkan semuanya. Jadi, kamu jangan dulu mengurus perusahaan. Biar saja semua di urus sama Papi" kata bunda dengan nada tegas.
"benar apa yang bunda kamu bilang, sebaiknya kamu fokus dulu pada anak kamu. Jangan dulu kekantor, minimal tiga sampai enam bulan. Atau kalau kamu mau, kamu bisa membantu Papi mengerjakan semuanya dirumah" kata Papi membuat ku tersenyum dan menganggukan kepala.
"baik Pi,, aku akan bantu Papi dari rumah saja" jawab ku dengan senang hati.
Bersambunggg