NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Sang Mafia

Terjerat Cinta Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Hamil di luar nikah / Obsesi / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Psikopat itu cintaku
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Masatha.

"Kenapa kau menciumku?" pekik Liora panik, apalagi ini adalah ciuman pertamanya.

"Kau yang menggodaku duluan!" balas Daichi menyeringai sembari menunjukkan foto Liora yang seksi dan pesan-pesan menggatal.

Liora mengumpat dalam hati, awalnya dia diminta oleh sahabatnya untuk menggoda calon pacarnya. Tapi siapa sangka Elvara malah salah memberikan nomor kakaknya sendiri. Yang selama ini katanya kalem dan pemalu tapi ternyata adalah cowok brengsek dan psikopat.

Hingga suatu saat tanpa sengaja Liora memergoki Daichi membunuh orang, diapun terjerat oleh lelaki tersebut yang ternyata adalah seorang Mafia.

Visual cek di Instagram Masatha2022

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Masatha., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Pagi harinya, Liora terbangun sendirian. Tempat di sampingnya kosong, selimut pun rapi seolah tidak pernah ada seseorang tidur di sana. Ia mengedarkan pandangan, memastikan Daichi benar-benar tidak ada. Datang tak diundang, pergi tanpa pamitan—suka seenaknya sendiri… batinnya mendesah, setengah lega setengah kecewa.

Dengan cepat ia bangkit, mandi, lalu bersiap-siap berangkat kuliah. Namun begitu melangkah ke ruang makan, langkahnya terhenti.

Di atas meja, terhidang sepiring steak wagyu yang masih mengepulkan uap, ditemani segelas jus alpukat dingin yang warnanya segar. Aroma gurih daging panggang menyeruak, membuat perut Liora langsung keroncongan.

Bibirnya terangkat membentuk senyum lebar. “Setidaknya dia tahu diri, sudah numpang tidur sebelum pulang sedikit balas budi. Kakak-beradik ini ternyata sama-sama suka masak untukku,” gumamnya pelan.

Ia menarik kursi, duduk, lalu mulai menyantap hidangan itu. Setiap potongan daging begitu lembut dan juicy, berpadu sempurna dengan rasa creamy jus alpukat. Liora menutup mata sejenak, menikmati kelezatan yang seolah dibuat khusus sesuai lidahnya.

“Enak banget… Dia ini sebenarnya manusia macam apa, sih?” katanya lirih, antara kagum dan gemas. Tapi saat ingat tragedi pembunuhan, semua kekaguman itu segera sirna.

Jangan sampai aku jatuh cinta, dia terlalu berbahaya dan misterius.

Setelah sarapan, ia segera mengambil tas, lalu turun ke basement tempat mobil barunya terparkir. Mesin dinyalakan, dentuman halus terdengar. Senyum kecil kembali muncul di bibirnya. Hidupnya belakangan ini memang penuh kejutan—ada sisi manis dari Daichi yang sulit ia sangka, meski di balik itu tetap menyimpan misteri dan bahaya.

Dengan hati ringan, Liora melajukan mobilnya menuju kampus.

Suasana kampus riuh. Langkah Liora baru menjejak pelataran ketika suara tajam penuh sindiran menyapanya.

“Lihat siapa yang datang… si anak kesepian.”

Liora menoleh. Quensha berdiri anggun dengan blazer hitam ketat bersama temannya, menatapnya dari ujung kepala sampai kaki seolah sedang menilai barang murah di etalase.

“Ada perlu?” suara Liora tenang, tapi sorot matanya dingin.

Quensha mengangkat alis, lalu mengeluarkan sebuah kartu undangan berwarna hitam keemasan. Ia menyerahkannya dengan senyum tipis. “Pesta ulang tahunku minggu depan. Semua orang di jurusan kita dapat undangan, jadi… ini untukmu. Jangan sampai teman-teman berpikir aku sengaja mengucilkanmu.”

Liora tidak segera mengambilnya. Bibirnya melengkung miring. “Lucu juga. Selama ini kamu selalu menganggap aku sebagai musuhmu hanya karena cowok yang kamu incar tergila-gila padaku," sarkas Liora.

Quensha langsung cemberut, " Siapa yang menganggap kamu musuh? Aku hanya tidak suka gaya kamu yang sok cantik itu"

"Lah emang aku cantik, buktinya Mada masih mengejar-ngejar aku dari SMA hingga sekarang! Padahal aku sudah menolak dia berkali-kali loh," balas Liora menyeringai.

“Bodo amat, undangan Ini hanya formalitas. Lagipula… kalau kau tidak datang, orang akan mengira kau takut. Takut karena di pestaku, semua orang akan melihat perbedaan mencolok antara kita. Aku dengan keluarga cemara dan kau, si gadis broken home."

"Apa maksudmu bawa-bawa status keluarga?" Pekik Liora tak terima.

"Yah, cuma pengen bilang hanya karena Mada menyukaimu bukan berarti hidupmu lebih baik dariku. Keluarga cemara, banyak teman yang sayang," cibir Quensha menatap sinis.

Darah Liora mendidih. Ia akhirnya meraih undangan itu, lalu menepiskannya keras ke dada Quensha. “Kau salah besar kalau mengira aku iri! Karena aku bahagia dengan hidupku saat ini!"

Tatapan mereka saling mengunci, bagaikan dua bilah pisau yang beradu.

"Iyakah? kalau gitu datanglah, biar kamu melihat perbedaan kita!"

“Aku akan datang,” Liora menegaskan, suaranya bergetar karena emosi tertahan. “Dan saat itu, aku akan memastikan semua orang melihatmu hanya sebagai gadis kecil yang ketakutan kehilangan perhatian.”

Senyum Quensha goyah sesaat, tapi ia cepat menutupinya dengan tawa dingin. “Kita lihat saja nanti, Lio. Jangan sampai kau iri sampai darah tinggi!"

Dengan anggun Liora berbalik, langkahnya meninggalkan jejak aroma parfum mewah.

Quensha memang menyebalkan, mulutnya rasanya pengen aku gampar biar nggak bisa bicara lagi.

*

Pulang kuliah, langkah Liora masih terasa berat saat memasuki pelataran parkir. Begitu keluar dari kelas terakhir, Elvara sudah menunggu dengan wajah ceria. Di sampingnya, Zefran berdiri santai dengan tangan terlipat.

“Liooo!” seru Elvara sambil melambai heboh. “Ayo ikut, kita mau nongkrong bentar di kafe dekat kampus. Zefran mau traktir.”

Liora mengangkat alis, melirik sahabatnya yang tampak terlalu bersemangat. “Kalian aja deh. Aku capek.”

Elvara langsung manyun, mendekat dan meraih lengan Liora. “Ayolah… aku tahu kamu pasti bosan kalau sendirian di apartemen."

Zefran hanya tersenyum tipis, matanya tenang menatap Liora. “Santai aja, Liora. Kita cuma minum kopi sebentar. Aku juga pengen kenalan lebih dekat sama sahabatnya Elvara.”

Liora terdiam, lalu melepaskan lengan Elvara perlahan. Senyumnya tipis, tapi matanya menyiratkan keletihan. “Aku tahu niatmu baik, Var. Tapi serius, aku lagi nggak mood ketemu orang banyak. Energi aku nggak kayak kamu, yang selalu penuh kalau ada keramaian.”

Elvara menggigit bibir bawahnya, rautnya antara kecewa dan khawatir. “Tapi—”

Liora menepuk bahu sahabatnya lembut, mencoba menenangkan. “Tenang aja. Aku nggak merasa diabaikan, kok. Aku justru senang kamu punya Zefran. Jadi jangan paksa aku, ya? Nanti malah bikin aku makin badmood."

Zefran menatap Elvara sejenak, lalu menepuk pundaknya pelan. “Biarkan dia istirahat, Var. Kamu kan tahu, tiap orang punya cara sendiri buat recharge.”

Elvara akhirnya menghela napas panjang, meski wajahnya masih cemberut. “Ya udah… tapi jangan salahin aku kalau besok aku nyeret kamu paksa buat ikut nongkrong.”

Liora tertawa kecil, lalu melambaikan tangan. “Silakan ancamanku besok aja. Hari ini aku pengen nikmatin kasurku.”

Elvara pun pasrah, akhirnya berbalik menggandeng Zefran menuju mobil. Sementara Liora melangkah sendiri ke arah parkirannya, tersenyum tipis dalam diam. Ada kehangatan tersisa dari perhatian Elvara, meski dirinya tetap memilih kesendirian.

*

Begitu pintu apartemen terbuka, aroma gurih langsung menyeruak.

Langkahnya terhenti di ambang dapur. Matanya membelalak.

Daichi berdiri di sana. Tubuhnya hanya terbalut celana panjang hitam, tanpa sehelai kain pun menutupi bagian atas. Otot-otot dadanya tampak jelas, lekukan perutnya terdefinisi rapi seakan dipahat. Cahaya lampu dapur jatuh tepat ke kulitnya yang sedikit basah oleh keringat, menambah kesan berbahaya.

Liora terperangah beberapa detik sebelum buru-buru menoleh ke arah lain. Wajahnya memanas. Astaga… kenapa dia harus pas banget sama tipeku?

“Selamat datang, Babe,” suara bariton itu menyapu ruangan, santai tapi menusuk telinga.

Liora menelan ludah, mencoba terdengar tenang. “Kau… apa-apaan masuk seenaknya ke apartemenku lagi?”

Daichi terkekeh rendah, tanpa menoleh. Tangannya cekatan membolak-balik daging di atas wajan. “Kau harus terbiasa. Kau pacarku. Dan aku… lapar. Jadi wajar kalau aku pulang ke sini.”

“Pulang?!” Liora nyaris meledak, tapi suaranya tercekat begitu lelaki itu tiba-tiba berbalik, membawa piring berisi steak yang masih mengepulkan asap. Tatapan hitamnya menyorot penuh percaya diri.

“Kenapa wajahmu merah, hm?” Daichi menyeringai, meletakkan piring ke meja makan. “Kau baru sadar kalau aku sempurna, ya?”

Liora mendengus keras, mencoba menyembunyikan kegugupannya. “Jangan ge-er. Aku cuma kaget…"

Daichi melangkah mendekat, tubuh tinggi itu membuat Liora refleks mundur sampai punggungnya menyentuh dinding. Jemarinya yang hangat menyentuh dagu gadis itu, memaksanya mendongak.

“Kalau begitu…” bisiknya pelan, mata tajam menancap dalam, “…kau boleh lihat lebih lama. Atau—ingin menyentuhnya mungkin?"

Jantung Liora berdegup kencang. Ada bagian dalam dirinya yang ingin melarikan diri, tapi juga ada sisi lain yang diam-diam terseret ke dalam pusaran berbahaya bernama Daichi.

1
Marlina Selian
lanjut thoor 🥰🥰🥰
Danisa Thalita
lanjut lagii..ahhh aku gemes sama daichi...dobellll up dongggg🤗🤗🤗
Teti Usmayanti
ayo.. daichi, ayank babe Liora lg mode ngambek. kl di ksh kiss jg lsg luluh, apa lg di halalin.
Dewi Susanti
lanjut kak
Nur Anita
bagus dan bikin penasaran
Sela 0306
lanjut ya thor ceritaa bgs bgtt plis jgn di tamati dlu yaa
Nur Anita
adu tak sabar lagi ni lanjut Thor...
Henny Triana
waduh...Liora bakalan dapet hukuman dr Daichi karena Deket Deket ma cowok
Dewi Susanti
lanjut kak
Nor Rahmah
Lengah dikit pacarmu yang cantik itu byk yg ngincer loh Daichi
Nor Rahmah
Benar benar yaa Daichi, sampe gak inget lg ada cewek yg nungguin di Apart.. Segitu GK sempatnya mengabarkan??
Marlina Selian
lanjut thoor tetap semagat
semoga sehat selalu
Marlina Selian
lanjut thoor
gemes deh bacanya
Marlina Selian
lanjut thoor 🥰🥰🥰
Henny Triana
hampir lupa kalo punya cerita ini karena gak update,Ezar dan syua juga gak up, kenapa Thor...? semoga sehat selalu ya ...😘😘😘
Nur Anita
memang keren u Thor...top dengan karya u...
Aldila
kak kenapa ga up?
Danisa Thalita
karyamu EMG gak pernah ada yg gagal..sampe sekarang aku masih belum move on sama syadeva jg🤗🤗🤗
Henny Triana: bener banget,kadang kalo baca cerita yg lain berbau mafia malah sering dibandingkan dg syadeva 😊😊😊
total 2 replies
Ayu Sinduwati
🥰🥰
Dhea Tasya
ceritanya bagus tidak membosankan aku suka ceritanya,,keren👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!