NovelToon NovelToon
Terjebak Cinta Dewi Hijab

Terjebak Cinta Dewi Hijab

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Mengubah Takdir / Romansa / Bad Boy
Popularitas:780
Nilai: 5
Nama Author: Pearlysea

Hanina Zhang, merupakan putri seorang ulama terkemuka di Xi’an, yang ingin pulang dengan selamat ke keluarganya setelah perjalanan dari Beijing.

Dalam perjalananya takdir mempertemukannya dengan Wang Lei, seorang kriminal dan kaki tangan dua raja mafia.

Hanina tak menyangka sosok pria itu tiba tiba ada disamping tempat duduknya. Tubuhnya gemetar, tak terbiasa dekat dengan pria yang bukan mahramnya. Saat Bus itu berhenti di rest area, Hanina turun, dan tak menyangka akan tertinggal bus tanpa apapun yang di bawa.

Di tengah kebingungannya beberapa orang mengganggunya. Ia pun berlari mencari perlindungan, dan beruntungnya menemui Wang Lei yang berdiri sedang menyesap rokok, ia pun berlindung di balik punggungnya.

Sejak saat itu, takdir mereka terikat: dua jiwa dengan latar belakang yang berbeda, terjebak dalam situasi yang tak pernah mereka bayangkan. Bagaimana perjalanan hidup Dewi Hijab dan iblis jalanan ini selanjutnya?

Jangan skip! Buruan atuh di baca...

Fb/Ig : Pearlysea

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pearlysea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab_12 Bandot Tua Bertingkah

Tawa keras menyambut kedatangan kami. Meja itu terlihat berantakan dengan botol minuman keras, vape, dan kulit kacang tanah yang menyebar di atasnya.

"Wah, Wang Lei, bawa siapa tuh?" salah satu dari mereka bersuara, sukses membuat yang lain langsung menoleh serempak ke arah kami.

"Mana si bos?" tanyaku datar. Salah satu dari mereka mendekat, sambil memegang gelas whisky. Yu Kang. Bertubuh kurus, tinggi lebih seperti tiang jemuran.

"Di dalem, biasa... Sepertinya lagi girang habis dapet jackpot 100 juta."

Aku mendengus pelan, menahan rasa muak. Jackpot 100 juta? Huh. Uang kotor yang entah dari mana lagi, tapi cukup untuk bikin orang-orang ini bersorak seperti anjing yang baru dikasih tulang.

"Eh... Siapa nih? Tumben kau gandeng cewek, biasanya cuma dimampirin ke hotel doang, haha.." pertanyaan Yu kang sontak membuat rahangku mengeras. Aku melirik Hanina di sampingku, dia menunduk memainkan jarinya, gelisah.

"Berisik! Ku tampar kau sampai mati!" ancamku dengan suara tajam, namun justru membuat Yu Kang tertawa lebih keras hingga gelas alkohol ditangannya bergoyang.

"Woh... Woh.. Santai bro.. Agresif sekali anjing satu ini, belum kawin sepertinya,"

Tawa mereka semakin pecah,menyatu bersama kebisingan musik dari speaker restoran. Tanganku mengapal seraya memalingkan wajah, mencoba menahan emosi yang sudah mendidih di ubun-ubun.

"Wang Lei... Cewekmu keliatan kalem dan lugu, hati-hati loh nanti di embat si Bos! Haha..." suara lain menyahut, mataku nyalang menatap sekumpulan bajingan itu.

"Nah bener tuh yang dikatakan Fang jie. Kau tahu sendiri Bos paling tidak tahan melihat gadis cantik yang lugu... Dia_"

"Berisik, bangsat!" Tak sanggup lagi menahan amarah. Dalam sekejap, kepalan tanganku terangkat dan hampir  mendarat ke mulutnya, tapi sialnya dia cepat menangkis tanganku ke udara.

"Et.. Et.. Et..Tidak kena.. Tidak kena... Wah... Gila. Bawaannya beneran beringas, ya. Pantes... Cewek itu nunduk terus."

"Kau pikir aku main-main?" Desisku, mataku menyepit tajam  di depan wajahnya yang memerah . bau alkohol bercampur jigong menyeruak ke hidungku, membuatku mual.

"Kau lepaskan tanganku sekarang juga... atau tulangmu yang akan ku patahkan satu per satu," ucapku datar, penuh tekanan. Satu detik. Dua detik. Dia tertawa lagi. Sampai kesabaranku habis kemudian...

CRACK!

Aku membalik pergelanganku cepat, memelintirnya hingga terdengar bunyi retakan ringan. Yu Kang menjerit pelan, terpaksa melepas cengkeramannya. Gelas wisky di tangannya jatuh, pecah di lantai batu. Tawa di meja itu langsung berubah jadi senyap, mencekam.

Hanina menjerit, aku lekas berbalik badan menghadapnya. Gadis itu menutup mulut, jelas syok usai melihat tindakanku yang brutal.

"Astaga... gila, dia serius!" salah satu dari mereka memekik, setengah bangkit dari kursi. Semua pengunjung pun berteriak lalu berbisik- bisik entah apa, yang jelas mereka menikmati hiburan gore  gratis malam ini.

Tiba tiba suara familiar terdengar dari belakang.

"Haduh... Haduh... Haduh... Anak buahku malam minggu kok pada berantem sih? Ada apa ini ada apa?"

Bos Lou Sheng, dia muncul. Aku menoleh dan seperti biasa penampilanya selalu mencolok, jas ungu mengkilap, dasi motif polkadot warna kuning, topi kuning dan kalung emas rantai sebesar beban negara.

"Sakit, Bos.. Sakit..." Yu Kang mengadu begitu Bos mendekat, membuatku semakin muak.

"Wang Lei yang ngehajar Bos, gara gara Yu Kang gangguin ceweknya!" suara lain menimpali.

Bos Lou Sheng menggeleng-gelengkan kepala menatap Yu Kang yang masih tergeletak kesakitan.

"Kapok! Makanya kalau belum jadi bos, jangan banyak tingkah!" Bos Lou Sheng menendang pelan kaki Yu Kang dengan sepatu kulitnya yang berkilau. Yu Kang makin merintih.

"Itu tanganmu masih nempel kan? syukur tidak di Potek jadi dua... Sudah jangan cengeng!" gertaknya,

Yu Kang menggeram pelan, tapi tak berani membalas.

"Dua orang bawa dia ke rumah sakit!" titahnya. Lalu dua orang pun keluar dari meja dan memapah Yu Kang meninggalkan tempat.

Aku menatap Hanina, pandangan kami bertemu, bahasa matanya mengatakan meminta pulang, tapi tentu saja tidak semudah itu, kita terjebak Hanina.

Bos Lou Sheng mendekat, ekspresinya seketika berubah, dari tegang jadi sumringah. Mulai bertingkah bandot tua.

"Wang Lei... Bos suka gayamu, bos suka anak buah yang punya nyali, yang gak pikir panjang langsung hajar!"

Matanya beralih ke Hanina. " Nah, ini pasti cewek yang tadi itu, bukan?"

Aku memutar bola mata malas, sementara Hanina merapatkan tubuhnya lebih dekat dengan mengenggam lengan jaketku. Gestur meminta perlindungan, aku suka itu.

" Mana bonus yang bos janjikan?" tanyaku.

"Tenang, Bos sudah siapkan itu. Bos transfer sekarang, kalau kau tidak percaya... Tapi kenalin dulu dong, siapa cewek manis ini? Ayo dong kenalin, dong..." Bos merengek, seperti anak kecil, tingkahnya benar-benar membuatku sangat jengah.

"Honey namanya Honey." Jawabku datar, terpaksa bohong.

Bos Lou Sheng menaikkan alisnya, lalu mengedipkan mata seolah baru saja menemukan harta karun yang selama ini ia cari.

"Honey, ya? Wah, manis sekali namanya, seperti suara dan wajahnya... cocok sekali"

Tatapan matanya menelusuri Hanina tanpa malu, membuatku ingin mencabut kedua bola matanya dan menjejalkannya ke dalam mulutnya sendiri.

"Lei, kesini sebentar..." Tangan pria itu tiba tiba merangkul pundak. Aku membiarkan diriku digiring, namun mataku masih menatap Hanina,memberinya isyarat agar tetap tenang.

"Kau dapat darimana cewek itu, hah?" bisiknya sambil terus melirik Hanina.

"Jadi kita kesini hanya untuk membiacarakan soal cewek?"

Bos memundurkan wajahnya, tersenyum lebar.

"Masalahnya sudah beres! Bos akan transfer bonusmu sekarang," Dia merogoh ponsel, mengetikan angka, lalu memperlihatkan bukti transfer, jumlahnya tidak main-main.

"Terus?"

"Terus kenapa cewekmu kali ini berbeda? Cantik sih cantik, tapi kenapa kau berikan skin begitu? Jadi tidak terlihat seksi, Lei.."

Aku mendengus, dengan rasa jengkel yang tertahan.

"Bos... Dia bukan cewek biasa dan skinnya tidak bisa diubah."

Bos mendelik. "Maksudmu apa? Kau jangan mengibuli Bos, ya?"

"Bos... Aku bisa carikan gadis lain, tapi yang itu... Itu milikku."

"Tapi Bos mau yang itu, Lei... Bos bosan main sama yang nakal-nakal. Lagi pula, sejak kapan kau perduli hah? Kita kan sudah biasa bagi-bagi..."

Aku menatap lurus, acuh. "Khusus yang ini tidak bisa di bagi-bagi Bos, aku saja tidak berani pakai."

Bos terkekeh pelan. "Jangan becanda. Bos lagi serius."

Aku mendekat sedikit dengan mata menyipit tajam. Perlu di ingatkan bandot tua ini agar tidak melenceng dari peraturan yang dibuatnya sendiri.

"Bos, organisasi kita tidak menerapkan pemaksaan. Kita sepakat untuk tetap menjaga martabat dan harga diri. Kita membunuh tapi tidak memaksa wanita yang tidak mau dipaksa." ucapku tajam, sukses membuat bos Lou Sheng terdiam.

"Hmm.. "Bos mendesah, lalu tertawa kecil." Kau benar,bos hampir khilaf, habisnya itu cewek idaman bos sekali."

Ia melirik lagi ke arah Hanina yang masih berdiri tenang, dia tidak mendengar tapi jelas dia sedang menahan gemetar.

"Oke deh, kalau tidak bisa dipakai... Bos bisa dong ajak dia jalan-jalan? Cuma makan malam santai, ngobrol-ngobrol saja…"

Aku menoleh pelan, menatap matanya nyalang.

"Bos... Jangan coba-coba. Kalau hanya ingin makan malam, banyak wanita lain yang mau. Tapi kalau kau ganggu dia, aku akan anggap itu sebagai bentuk pengkhianatan."

Hening sesaat. Bos Lou Sheng menatapku lama, lalu mengangkat tangan seperti menyerah, tapi senyumnya tetap bengkok.

"Oke, oke. Bos ngerti, Lei. Kau lagi jatuh cinta ya?" tanyanya, suaranya terkesan mengejek. Sialan.

Aku diam tetap dengan ekspresi datar.

"Yasudah, bos tidak akan memaksa.. Ehh, kau tidak ajak cewekmu duduk, kasihan dia, nanti kakinya keluar otot."

Aku menarik napas pelan, mencoba menetralkan emosi yang masih bergolak. Aku kembali melirik Hanina, masih berdiri di tempat, terlihat bingung, kikuk, dan penuh waspada. Sungguh berada terlalu lama di sini akan lebih beresiko.

"Urusan selesai, aku cuma mau mengantar dia pulang. Kalau bos ada perlu bisa hubungi aku lagi. "

Bos Lou sheng mengangguk lalu berbisik.

"Jangan buat cewek itu jadi kelemahanmu, Lei. Dunia kita tidak pernah ramah untuk orang yang bawa perasaan."

1
Siti Nina
Astaga ada" saja tuh kakek" bikin emosi jiwa 😅
Siti Nina
👍👍👍👍👍
Siti Nina
👍👍👍
Siti Nina
👍👍👍👍👍
Siti Nina
Waw,,,sangat menarik ceritanya keren banget 👍👍👍
Siti Nina
oke ceritanya 👍👍👍
Siti Nina
Mampir thor salam kenal kesan pertama menarik ceritanya keren kata"nya juga enak di baca 👍👍👍 tapi yg like nya dikit banget padahal oke banget ceritanya 👍👍👍🤔🤔
Nalira🌻: Salam kenal juga, Kak...🤝🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!