Kehidupan Elena awalnya baik-baik saja, tapi semuanya berubah saat dia melihat adiknya--Sophia berselingkuh dengan kekasihnya.
Tak hanya itu, Sophia juga memfitnahnya dengan tuduhan pembunuhan terhadap Kakek mereka. Hal itu membuat Elena harus mendekam di dalam penjara selama 5 tahun. Dia kehilangan semuanya dalam sekejap mata.
Elena akhirnya menyadari bahwa Sophia telah merencanakan semuanya sedari awal. Sang adik menggunakan kepribadian yang manis untuk menjebaknya dan mengambil alih harta keluarga mereka.
Setelah keluar dari penjara, dia bertemu dengan seorang pria yang membawa perubahan besar dalam hidupnya. Apakah Elena bisa memulihkan namanya dan membalaskan dendamnya pada sang adik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CHIBEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 - Acting yang sangat bagus
"Sophia?" kata Elena, dia juga melihat apa yang tengah diperhatikan oleh Alex. Wajahnya tampak terkejut, tetapi dia tertawa di dalam hati.
Alex melangkah maju hendak menghampiri kekasihnya, tetapi Elena segera menghentikannya. "Alex, tenanglah!"
"Apa yang terjadi? Kenapa Sophia berada di sini?" tanya wanita itu. "Apa terjadi sesuatu diantara kalian? Dia keluar bersama orang lain dan kamu tidak mengetahuinya?"
Alex tidak menjawab lewat bibirnya, tetapi dia berbicara di dalam hati. "Dia masih bersamaku saat sore hari, dia bilang akan bertemu seseorang tetapi tidak mengatakan hal lain. Berapa banyak pria yang dia temui di malam hari saat aku pergi?"
Di dalam, Sophia semakin menempelkan tubuhnya kepada Andreas tanpa tau malu.
"Lepaskan! Aku akan masuk dan bertanya padanya!" sentak Alex, dia menarik lengannya yang ditahan oleh Elena.
"Apa kamu ingin masuk dengaan keadaan seperti ini?! Bagaimana jika ada kesalahpahaman? Kamu ingin menghentikan Sophia hanya karena ini?!"
"Alex, apa yang kamu pikirkan tentang saudaraku?! Dia hanya bermain-main denganmu!" ujar Elena.
Tatapan Alex melunak, "Apa Elena belum melupakan masa lalu? Dia mengucapkan kalimat ini untuk adiknya, dan itu membuatku tidak nyaman," batinnya.
Andreas dan juga Sophia keluar dari dalam kafe, melihat hal itu Elena menarik Alex untuk bersembunyi di balik mobil yang terparkir. Sophia masih bergelayut manja di lengan Andreas dalam keadaan mabuk.
"Akhir pekan ini adalah hari ulang tahunku, Anda harus datang ya?" ucap Sophia dengan manja, dia menyerahkan sebuah kartu undangan kepada Andreas.
Sejak tadi Andreas sudah tidak tahan dengan semua ini, tapi dia masih mencoba menahannya. "Anda sudah sangat mabuk, Nona."
"Aku seharusnya membicarakan ini sejak awal, jangan memanggilku Nona, panggil saja Sophia," bisik Sophia tepat di sisi wajah Andreas. "Dan aku ingin kita jangan berbicara formal, aku tidak menyukainya."
Andreas tersenyum miring, "Bagaimana mungkin aku melakukannya, kita tidak seakrab itu."
"Sebentar lagi.... kita akan mejadi lebih akrab," jawab Sophia, wanita itu mendekatkan wajahnya di arah bibir Andreas, tetapi Andreas langsung mendorong kepalanya.
"Menjijikkan," batin pria itu.
Sophia ditarik untuk masuk ke dalam mobil, dan mobil yang itu pergi menjauh dari area kafe.
Alex mengepalkan tangannya dengan kuat, kemudian dia berjalan menuju mobilnya. "Alex!" panggil Elena dengan keras.
Elena ikut masuk ke dalam mobil dan menghentikan Alex yang hendak menghidupkan mobilnya. "Apakah kamu sudah tidak waras!"
Elena menjatuhkan bunganya ke bawah, "Apakah kamu tidak lihat Sophia bersama pria yang terlihat seperti gangster? Dan kamu masih ingin mengejarnya?!"
Alex menyentak lengan Elena, "Apa kamu puas! Apakah kamu merasa bahagia melihatku mempunyai kekasih yang tidak setia!!"
Elena cukup terkejut Alex akan berkata seperti itu, tak lama kemudian dia tertawa, "Ha ha ha.
Menurutmu apa yang membuatku puas! Ayo katakan, apa yang membuatku puas!"
"Kalian menjalin hubungan di belakangku! Bahkan jika kalian putus sekarang aku sudah terlanjur melihat hal menjijikan yang kalian lakukan!!" ucap Elena dengan emosi memuncak.
Ekspresi wajahnya berubah sendu, tak terasa air matanya keluar. "Sejak awal kedatangannya, Sophia suka mengambil apa yang menjadi milikku. Aku selalu berpikir karena dia anak diluar pernikahan, dia merasa iri padaku. Dia iri dengan semua yang aku miliki dan harus mengambilnya."
"Aku tidak peduli dengan semua itu, tapi kamu berbeda. Kamu adalah orang yang paling berharga dihidupku, jadi kenapa aku harus memberikannya pada Sophia?!"
Mendengar hal itu, Alex mengeleng keras. Dia menyentuh kedua bahu Elena, "Tidak! Aku tidak bermaksud begitu. Aku..."
"Jangan berbohong!" teriak Elena, dia mendorong Alex menjauh.
"Aku memang melakukan kesalahan saat itu, aku tidak tega mengambilmu dari Sophia. Jadi aku memukulnya dan berakhir di penjara,"
"Sekarang aku tau bahwa aku salah, harusnya aku tidak datang untuk meminjam uang padamu dan membuatku melihat semua ini."
"Apakah menurutmu itu menyenangkan?" tanyanya dengan lirih, air matanya masih terus mengalir.
Alex menarik tubuh Elena dan memeluknya, "Tidak! Aku minta maaf, Elen. Aku minta maaf," ucap pria itu penuh sesal.
Elena tersenyum miring dari balik punggung Alex. Tanpa pria itu sadari, dia mengeluarkan benda kecil dari dalam sakunya. Dia menempelkan benda itu di atas langit-langit mobil Alex, sebuah kamera kecil yang akan sangat membantunya.
"Sophia, Alex, pertunjukan bagus akan di mulai," ucapanya di dalam hati. Actingnya sangat bagus malam ini.
Di tempat lain, lebih tepatnya di dalam mobil yang sedang melaju, Sophia sudah tertidur dengan kepala menyender di jendela. "Keluarkan dia, John!" perintah Andreas yang sudah tidak tahan.
Johnny, sang asisten yang sedang menyetir menghentikan mobil dan menggendong Sophia keluar, dia menaruh wanita itu di kursi taman yang sepi, meninggalkannya begitu saja.
Bersambung
Terima kasih sudah membaca 🤗