NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Shela

Mengejar Cinta Shela

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Azra_21

Shela... Seorang gadis yang terpaksa menikah dengan laki-laki yang belum ia kenal demi mendapatkan uang dari ibu laki-laki itu untuk biaya operasi adik satu satunya. Bagaimana kisah mereka selanjutnya, akahkah dia mendapatkan cinta Zevan yang sama sekali tidak mencintainya atau dia harus pergi dan mengakhiri pernikahannya dengan Zevan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azra_21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12. Ke pemakaman

"Kak Zevan janji akan membahagiakan kak Shela"

Disaat Zevan mengatakan itu, bersamaan dengan suara seseorang mengetuk pintu. Ketiganya menoleh kearah pintu, Shela bergerak untuk membuka pintu, menghindari obrolan yang membuat adiknya salah paham.

"Biar aku aja yang buka pintu"

Saat pintu terbuka, shela tidak mengenali laki-laki dengan setelan jas yang berdiri didepan pintu.

"Bu Shela, saya Dimas asisten pak Zevan" Dimas memperkenalkan diri seolah tau bahwa Shela bertanya-tanya siapa dia.

"Ah iya, sebentar saya panggil pak Zevan" saat Shela berbalik ternyata Zevan sudah berdiri di belakangnya, sehingga kening Shela menabrak dada bidang Zevan. Membuat Dimas tertawa melihat Shela yang sedang mengelus keningnya dengan bibir mengerucut.

"Mana pesanan gue?" tanya Zevan membuat Dimas menahan tawanya.

"Ini pesanan Lu, penuh perjuangan gue bawain buat Lu" Dimas menyerahkan paperbag berisi pakaian yang diminta Zevan. Zevan menelponnya malam tadi, untuk membelikan pakaian untuknya dan Shela lalu mengantarkannya pagi ini. Terpaksa Dimas harus berkeliling mencari toko pakaian yang masih buka demi menuruti perintah bosnya.

Zevan tersenyum melihat wajah kesal Dimas.

"Ya sudah sekarang kamu balik ke kantor, tolong kamu handle semua pekerjaan hari ini. Batalkan jadwal meeting hari ini, tunda sampai besok" Zevan mempercayakan semua pekerjaannya pada Dimas. Selama ini Dimas memang bisa diandalkan.

"Baru juga nyampe udah disuruh balik, gak disuruh masuk dulu mau jenguk adiknya Bu Shela" Gumam gumam sendiri tapi tetap terdengar ditelinga Zevan

"Balik ke kantor sekarang" ucap Zevan tak ingin dibantah.

"Iya gue balik, Bu Shela saya permisi dulu, harus berangkat ke kantor kalau telat bisa dipecat sama bos saya" Dimas melirik Zevan yang berdiri di sampingnya.

"Gue hitung sampe tiga, gak berangkat gue pecat" ancaman Zevan membuat Dimas dan Shela melebarkan kedua matanya.

"Iya gue berangkat" kesal Dimas. Shela tertawa geli melihat kepergian Dimas.

"Ini baju kamu" Zevan memberikan paperbag yang dibawakan Dimas.

"Hah... Dimas kesini cuma buat ngantar baju?" ucap Shela dengan wajah penuh keheranan.

"Iya" jawab Zevan sambil berlalu membawa paperbag nya sendiri berjalan menuju kamar mandi. Shela tertawa pelan sambil menggelengkan kepalanya.

Shela mendekati ranjang Reyhan "Rey, makan dulu buburnya baru minum obat ya?"

"Iya kak. Kakak gak kerja hari ini?" tanya Reyhan

"Kakak udah telfon atasan kakak, kakak ambil cuti beberapa hari buat jagain kamu" Shela tersenyum

"Aku jadi ngerepotin kakak ya? Aku udah mendingan kok, kakak pulang aja biar bibi yang jaga aku"

"Kakak gak repot, memang tanggung jawab kakak buat jagain kamu. Sekarang buka mulutnya!" Shela menyuapkan Bubur ke mulut Reyhan

Menjelang siang bibi Diana datang membawa rantang berisi makanan. Dan meletakkan dimeja disamping ranjang pasien.

"Rey, gimana keadaan kamu? Tanya bibi Diana

"Aku udah mendingan kok bi, kepala aku juga udah gak sakit lagi" jelas Reyhan membuat bibi terasa lega.

"Shela apa gak sebaiknya kamu pulang aja, gimana sama pekerjaan kamu shel?" bibi memang sangat peduli pada kedua keponakannya.

"Shela udah ijin cuti beberapa hari bi. Bibi gak usah khawatir" Shela menjawab kekhawatiran bibi Diana.

"Syukurlah"

☘️☘️☘️

Setelah tiga hari dirawat dirawat dirumah sakit, hari ini dokter sudah mengizinkan Reyhan untuk pulang. Zevan sudah pulang kemarin karena harus menghadiri meeting penting perusahaan yang sempat tertunda.

"Akhirnya hari ini boleh pulang dari rumah sakit, aku sudah bosan disini" ucap Reyhan pada Shela yang sedang membereskan barang bawaannya.

"Rumah sakit memang membosankan, makanya kamu harus jaga kesehatan biar gak masuk rumah sakit lagi" Shela menasehati adiknya.

Ceklek... Pintu terbuka, muncul Zevan dari balik pintu.

"Apa sudah mau pulang?" Tanya Zevan melihat Shela yang sedang berkemas.

"Iya kak, dokter sudah mengizinkan aku pulang" sahut Reyhan

"Ya sudah biar kakak yang mengantar kamu pulang" ucap Zevan.

Diperjalanan tak banyak obrolan, hanya sesekali Reyhan berbicara pada Zevan. Saat mobil memasuki kawasan pedesaan, Zevan seperti mengingat tempat ini. 'Sepertinya tempat ini tidak asing'. Tapi saat dia berusaha mengingat, dia tidak bisa mengingat apapun. 'Mungkin hanya perasaanku saja' batinnya

"Yang mana rumahnya?" tanya Zevan. Ini pertama kali Zevan datang kerumah keluarga Shela. Karena saat menjelang pernikahan semua mama Hany yang mengurusnya. Zevan hanya mengikuti semua keinginan mamanya.

"Itu yang cat warna hijau" tunjuk Shela.

Zevan memarkirkan mobilnya didepan rumah sederhana, dengan halaman yang cukup luas dan banyak ditumbuhi bunga-bunga cantik disana. Zevan termenung beberapa saat disamping mobilnya. Dia memandang sekelilingnya, suasana rumah di pedesaan terasa nyaman. Ada beberapa bocah berlarian dengan teman-temannya dengan tawa yang sangat riang tanpa beban. Pemandangan yang tak akan pernah dia jumpai di apartemennya.

"Ayo masuk" suara Shela mengejutkan Zevan menyadarkan dari lamunannya.

"Eehh iya" Zevan mengikuti langkah Shela masuk kedalam rumah bibi Diana. Kemudian duduk diatas karpet yang terbentang diruang tamu.

"Zevan maaf ya udah ngerepotin kamu" ucap bibi pada Zevan

"Gak apa-apa Bi, Zevan gak merasa direpotkan" Zevan tersenyum pada bibi Diana

"Rey, kakak harus pulang. kamu jaga kesehatan dan jangan merepotkan bibi lagi" pesan Shela pada adiknya.

"Iya kak"

"Bi, Shela pamit ya" Shela memeluk bibi Diana. "Makasih ya bi udah jagain Reyhan" Shela melepaskan pelukannya, menatap wajah bibi yang sangat tulus menyayangi mereka seperti anak kandungnya sendiri.

"Ayah kalian kakak kandung bibi, kalian bukan orang lain, Kamu dan Reyhan anak bibi juga" ada bulir bening di pelupuk mata bibi Diana. Gadis kecil yang ia besarkan sudah punya kehidupannya sendiri. Kemudian Reyhan yang disebelah Shela ikut mendekat dan memeluk keduanya. Ada perasaan sedih dihatinya, karena kakaknya harus kembali ke kota mengikuti suaminya.

Ada sepasang mata yang memperhatikan mereka, Zevan ikut terharu dengan pemandangan di depannya. Melihat ketulusan Bibi yang sangat menyayangi Shela dan Reyhan walaupun bukan anak kandungnya sendiri.

Setelah berpamitan, Shela dan Zevan masuk kedalam mobil.

"Hati-hati dijalan" pesan bibi saat Zevan menghidupkan mesin mobilnya. Zevan mengangguk pada bibi.

"Sering main kesini ya kak" pinta Reyhan karena sejak Shela menikah, ini pertama kali Shela menjenguk adiknya. Jarak yang lumayan jauh, dan kesibukan Shela yang bekerja membuatnya sulit untuk menjenguk adiknya. Mereka hanya berkabar melalui telpon.

"Iya kakak bakalan sering kesini kalau libur kerja" Shela melambaikan tangannya saat mobil bergerak keluar dari halaman luas itu.

"Aku ingin ke suatu tempat sebentar, apa bisa mengantarku sebentar saja?" tanya Shela pada Zevan yang sedang menyetir.

"Mau kemana?" tanya Zevan menoleh kearah Shela

"Ke pemakaman orang tuaku"

"Baiklah aku akan mengantarmu" jawab Zevan sambil terus mengemudikan mobilnya.

Tak butuh waktu lama, mobil berhenti di sebuah pemakaman umum. Shela dan Zevan turun bersamaan. Menelusuri jalan setapak menuju ke makam orang tua Shela. Setelah sampai di depan makam kedua orang tua nya, Shela berjongkok memegang nisan ayah dan ibu nya bergantian. Ada bulir bening disudut matanya. 'Ayah Ibu Shela datang mengunjungi kalian, Shela datang bersama Zevan suami Shela. Ayah Ibu jangan sedih, Shela akan selalu kuat seperti ayah, walaupun Shela suka nangis seperti ibu tapi Shela yakin Shela bisa melewati semua ini' Shela mengelus batu nisan itu beberapa kali untuk melepaskan kerinduannya. Setelah cukup lama, Shela berdiri dan menoleh kearah Zevan yang menunggunya.

Zevan hanya berdiri dibelakang Shela, entah apa yang ada dipikirannya, tapi terlihat ada guratan kesedihan diwajahnya.

"Sudah selesai?" tanya Zevan

"Sudah, hanya dengan cara seperti ini untuk mengobati kerinduanku pada orang tuaku" Sahut Shela sambil mengusap sisa air mata di pipinya. Lalu keduanya berjalan keluar dari area pemakaman.

"Kita mampir kerumah yang diujung jalan itu ya, aku janji hanya sebentar" Tunjuk Shela kearah ujung jalan saat mereka sampai ditempat Zevan memarkirkan mobilnya.

"Ya sudah ayo naik" Zevan dan Shela menaiki mobil menuju rumah yang ditunjuk Shela. Saat sampai didepan rumah yang dituju, Zevan mematikan mesin mobilnya. Turun dari mobil tapi hanya berdiri ditepi jalan.

"Rumah siapa ini?" tanya Zevan heran. Terlihat seperti rumah kosong tak berpenghuni, halaman rumah ditumbuhi rumput liar dan ada bunga-bunga yang sudah tak terawat.

"Ini rumahku. Shela terdiam sejenak sebelum melanjutkan "Dulu sebelum kedua orang tuaku meninggal kami tinggal disini. Saat aku berumur 14 tahun ayah meninggal karena kecelakaan, setahun kemudian ibu juga pergi menyusul ayah karena sakit kanker. Setelah itu bibi membawa kami tinggal dirumahnya, karena tidak tega melihat kami hanya tinggal berdua" Shela menceritakan kisah pahit hidupnya pada Zevan.

"Aku sama sekali tidak menyangka, kamu pernah menghadapi cobaan seberat itu. Kehilangan kedua orang tua disaat usia mu masih sangat belia" Zevan memperhatikan wajah Shela. Banyak yang tidak ia ketahui dari istrinya, karena saat mamanya memaksa menikah dengan Shela dia sama sekali tak ingin tau apapun tentang perempuan itu. Ingin rasanya dia memeluk wanita disampingnya tapi itu tidak mungkin dilakukannya.

"Jangan mengasihani ku seperti itu" Shela merasa risih dengan tatapan Zevan yang terus melihat kearahnya.

Zevan mengalihkan pandangannya menatap kearah rumah kosong didepannya.

"Jadi selama bertahun-tahun rumah ini hanya dibiarkan kosong seperti ini?" tanya Zevan

"Sebelum Reyhan kecelakaan, aku masih sering membersihkan rumah ini bersama Reyhan, menanam bunga disudut sana" Shela menunjuk taman disamping kolam kecil. "Tapi sejak Reyhan kecelakaan aku sibuk merawat Reyhan dan hanya fokus pada kesembuhannya. Setelah dia benar-benar sembuh dan pulih, aku menikah denganmu. Jadi tidak ada waktu mengurus rumah ini lagi" Shela menjelaskan.

Ada perasaan iba mendengar cerita Shela, begitu banyak beban yang ia tanggung, bahkan sampai harus terpaksa menikah dengannya demi kesembuhan adiknya. Zevan memperhatikan taman kecil yang tidak terawat itu. "kakak... Tolong aku" sekelebat suara bocah perempuan memanggilnya.

.

.

.

.

Bersambung

1
Aying
lanjut min seru ceritanya
iqbal nasution
abis cerai kawin lagi..
Hanisah Nisa
lanjut
Mar lina
Marlina
mampir
thor
iqbal nasution
viona
Drezzlle
suka kak ceritanya
𝓐𝓩𝓡𝓐: makasih 😊
total 1 replies
Drezzlle
emang kejam dia
Drezzlle
Udah di bikinin sarapan, nggak terimakasih. noh banyak yang pagi2 nggak dibikinin apa2 sama istrinya
Drezzlle
aku mampir nih kak
Drezzlle
hih, Zevan gitu amat
iqbal nasution
lanjut
Theodora
Pake nanya lagi😒
iqbal nasution
yes
Siska
lama² jadi pasangan somplak 🤣
iqbal nasution
semangat
Theodora
Gak adegan yg mesra bgt tapi aku senyum2 lihat Shela dan Zevan di chapter ini😆 penulisannya oke bgt ringan buat dibaca, cuma aku perhatiin beberapa kali tanda kutip dua ada yg ketinggalan pas bagian percakapannya.
𝓐𝓩𝓡𝓐: semangat 😘
Theodora: Wihh sama dong aku jg. Kita sama2 belajar kak😁
total 3 replies
Theodora
Ciee cemburu🤭
iqbal nasution
g0
Siska
👍🏻
iqbal nasution
semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!