Season 1: Perjalanan Menggetarkan Langit
Sebelum membaca novel ini, silahkan baca season 1 terlebih dahulu.
*********
Erlang Shen tersadar dan mendapati dirinya berada di tempat yang berbeda. Berkali-kali ia berusaha untuk keluar dari tempat itu, tapi tidak berhasil. Tak punya cara lain, Erlang Shen memutuskan untuk menjelajahi dimensi tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena_Novel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 12 Lembah Dewa
Matahari kembali menampakkan dirinya meski butiran-butiran hitam masih terus berjatuhan dari langit. Gu Feng Zong yang melihat ke langit, kemudian menghilang tanpa meninggalkan jejak sama sekali.
"Datang dan pergi sesuka hatinya," ucap Yun Feng.
Kraaaaaakkk
Retakan ruang tiba-tiba saja muncul. Retakan itu menarik Erlang Shen, Yun Feng, Gu Xia dan juga Zi Yue. Mereka dibawa ke tempat yang sangat gelap. Tak ada cahaya di sana walau hanya setitik.
Lolongan serigala silih berganti membuat suasana di sana semakin mencekam. Raungan harimau juga terdengar seakan menjawab lolongan serigala sebelumnya.
"Kita ada dimana sekarang?" tanya Zi Yue.
"Tempat yang sangat gelap." Yun Feng mengomentari.
"Aura dari semua makhluk berkumpul di tempat ini," jelas Erlang Shen
Auuuuuuu
Lolongan serigala terdengar silih berganti, diiringi dengan cahaya keperakan yang menyelimuti tempat tersebut. Suara serigala semakin jelas dan dalam hitungan menit, seekor serigala yang sangat besar muncul tepat dihadapan Erlang Shen dan yang lainnya.
Grrrrrrrrr
Serigala itu menatap marah Erlang Shen dan juga Yun Feng. Tatapannya menyiratkan sebuah kebencian besar yang dibalut dengan amarah yang berapi-api.
"Tinggalkan lembah ini sebelum tubuh kalian kucabik-cabik." suara serigala raksasa itu menggema. Erlang Shen dan Yun Feng tentu saja kebingungan. Pasalnya mereka sama sekali tidak melakukan kesalahan apapun.
"Aku benci kalian!" ucapnya.
"Salah kami apa?" tanya Yun Feng.
Bukannya menjawab, serigala itu semakin marah. Mata merahnya tiba-tiba memunculkan nyala api dan juga es yang sangat dingin.
"Penguasa kembar alam semesta! Gelap dan terang akan muncul bersamaan menghancurkan kami semua!" jelasnya.
"Apa maksudnya? Kami tidak mengerti." Erlang Shen menimpali.
"Dua penguasa kembar! Artinya dua saudara yang menjadi penguasa, dimana satunya menjadi penguasa cahaya sementara yang lainnya adalah penguasa kegelapan. Dua penguasa itu diikuti dengan takdir berdarah dan kehancuran yang terjadi. Kutukan dari zaman kuno juga akan menyertai keduanya hingga satu diantara kalian menjadi penguasa tunggal," jelas Gui Bing.
"Cahaya tak akan bisa menjadi kegelapan dan kegelapan tak akan bisa menjadi cahaya," lanjutnya.
"Kehancuran adalah awal dari segalanya. Darah akan membasuh bumi dan perang akan terjadi. Penguasa akan saling berperang menyebabkan alam semesta hancur." Suara misterius membuat tempat bergetar.
"Cahaya dan kegelapan akan saling bertarung dan kutukan itu akan kalian warisi!" Cahaya dan kegelapan muncul dari langit. Saat cahaya dan Kegelapan hendak memasuki tubuh Erlang Shen dan Yun Feng, cahaya perak tiba-tiba saja memantulkan dua unsur tersebut.
"Garis takdir telah berubah!" ucap seseorang.
"Kau hanyalah sisa kesadaran dari masa lalu yang mewariskan kutukan itu. Jadi, jangan menganggap dirimu sebagai penguasa dewa tertinggi."
Cahaya perak itu terbang ke langit dan membentuk sesosok wanita yang memakai pakaian dan juga mahkota perak. Sekilas, wanita itu mirip dengan Qing Yun, tapi dia orang lain.
"Energi perak kuno akan selalu mematahkan kutukan dan mengubah jalur takdir yang sudah kau kacaukan," ujar wanita itu.
"Hah! Aku memiliki kekuatan yang bisa mengubah takdir. Jika aku mau kau mati saat ini juga, maka itu akan terjadi."
Di arah yang berlawanan, seorang pria yang memegang pedang kembar muncul. Ia menatap marah wanita yang mirip dengan Qing Yun itu.
"Lembah para dewa adalah tempatku. Kalau kau mau mereka selamat dari kutukan, maka mereka harus mengalahkan pasukanku!" Pria itu menjentikkan jari, lalu ratusan orang muncul di sana. Merekalah para dewa dari zaman kuno hingga zaman primordial atau zaman abadi kedua.
"Kau meragukan keturunan terpilih?" tanya wanita itu.
"Hanya satu diantara mereka yang terpilih." Pria itu menimpali.
"Kau masih ingat dengan tingkatan tahta penguasa?"
Pertanyaan itu seketika membuat pria terdiam. Kedua alisnya saling bertaut dan matanya menatap tajam wanita itu.
"Raja para dewa, Kaisar Dewa, Kaisar kembar atau penguasa dewa tertinggi, dan Kaisar semesta. Zaman keabadian ketiga akan dimulai dengan penyatuan dua darah dan membentuk darah semesta. Ramalan itu akan terwujud," jelas wanita itu.
Wajah pria itu berubah menjadi jelek, sementara Erlang Shen dan Yun Feng hanya menjadi pendengar setia. Meski memiliki beberapa pertanyaan, tapi mereka hanya diam tak bersuara.
"Kalau mereka bisa lolos dari ujianku, maka kubiarkan mereka pergi dan aku tak akan pernah kembali lagi."
Tanpa menunggu jawaban dari siapapun, pria itu langsung memerintahkan pasukannya untuk menyerang. Pertarungan yang tak seimbang terjadi. Ratusan dewa melawan dua orang yang terlahir sebagai penguasa kembar.
Swuuuussss
Boooommmmm
Ledakan tercipta. Erlang Shen dan Yun Feng terpental jauh. keduanya memuntahkan beberapa teguk darah segar.
"Lemah! Seharusnya sebagai penguasa, kalian bisa mengalahkan ratusan dewa dalam sekejap. Kalau kalian tidak bisa menundukkan mereka semua, maka apa gunanya kalian terlahir?"
Erlang Shen sama sekali tak peduli. Dalam hati, ia mengucap sumpah serapah dan umpatan yang ditujukan untuk pria tersebut. Mustahil juga dua orang mengalahkan ratusan dewa terdahulu.
Boooommmmm
Ratusan serangan mengenai Erlang Shen dan juga Yun Feng secara bersamaan. Serangan itu nyaris membuat mereka sekarat. Bahkan keduanya sudah terluka parah.
"Karena kalian kalah, maka patuhlah padaku! Siapapun yang memegang takdir penguasa, maka dia akan menjadi budakku," ucap pria itu.
"Tak ada yang akan menerima kutukan itu." Erlang Shen berdiri. Yun Feng sendiri tak mengatakan apapun.
"Perintahku itu mutlak! Penolakan tak ada artinya." Pria itu mengeluarkan roda yang memancarkan sinar warna-warni.
Roda itu bersinar lalu siluet kembar muncul di langit. Kutukan itu itu melesat kearah Erlang Shen dan Yun Feng dengan posisi menyilang. Siluet hitam melesat kearah Erlang Shen, sementara siluet putih melesat kearah Yun Feng. Itulah kutukan kembar yang akan menciptakan permusuhan diantara dua orang penguasa.
Wuuuussssss
Tepat saat kutukan nyaris mengendalikan mereka, lembah para dewa berubah menjadi ruang yang berputar-putar. Waktu berhenti dan kutukan kembar tak bergerak lagi.
Boooommmmm
Detik berikutnya, kutukan kembar meledak. Bukan hanya itu, roda takdir yang ada di tangan pria itu juga retak dan tak lama kemudian, roda takdir retak dan berubah menjadi serpihan-serpihan kecil.
"Mustahil! Roda takdir tak akan bisa dihancurkan." Pria itu kebingungan. Ia menatap tajam Erlang Shen yang diselimuti aura perak dan aura semesta. Ia lalu mengalihkan pandangannya kearah Yun Feng, dan aura yang sama juga menyelimutinya.
"Tidak boleh! Ini tidak boleh terjadi! Tahta penguasa hanya akan menjadi milikku." Pria itu memanggil senjatanya. Senjata yang tombak kembar bermata dua itu langsung ia lemparkan kearah Erlang Shen dan juga Yun Feng.
"Hahahahahahaha!"
Tawanya terdengar saat kedua tombak itu melesat kearah targetnya tanpa ada yang menghentikannya. Tawanya semakin menjadi-jadi saat kedua tombak itu menghancurkan ruang yang dilaluinya.
"Kalian berdua akan mati!" teriaknya.