seorang mahasiswi yang dijodohkan dengan seorang ketua BEM oleh neneknya Ketua BEM tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siti masulan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepergok
"Lo mau gak anter gue ke rumah, mau ambil baju ganti?" tanya Jeny dengan suara yang agak ragu.
"Kapan sayang, sekarang?" Tanya Faisal.
"ya sekarang aja, kalo nanti takut keburu ujan" ucap Jeny.
"Ya gak papa hujan juga, biar kita bisa mengenang waktu dulu kita berduaan di pos, terus kamu senderan di bahu ku" ucap Faisal sambil tertawa meledeki istrinya, padahal dalam hati kecilnya dia masih sedih atas meninggalnya nenek, tetapi dia tidak mau memperlihatkan kesedihannya itu didepan istrinya.
"Bisa-bisa nya dia mengingat kejadian itu" gumam Jeny dalam hati.
"Itu mh gue reflek aja, karena kedinginan banget" ucap Jeny merasa malu dengan kekonyolan nya waktu itu.
"Iya tau aku juga" Faisal tersenyum
"Udah deh jangan ngeledek gue terus, jadi bisa gak anter gue?" tanya Jeny merasa kesal karena diledekin suaminya terus.
"Bisa dong sayang, tapi.." Faisal menyodorkan wajah nya di depan Jeny sambil menunjuk-nunjuk pipinya, entah isyarat apa itu.
Cup.. Jeny pun langsung paham dengan isyarat suaminya itu.
"Dasar lagi-lagi minta di sun" ucap Jeny.
"Daripada minta yang lain" ucap Faisal merasa senang dapat kecupan dari istrinya.
"Jangan minta yang aneh-aneh, mending ayo sekarang kita berangkat" ajak Jeny.
"Ada satu syarat lagi" ucap Faisal
"Apa lagi sih?" tanya Jeny
"buang kata Lo gue!" pinta Faisal.
"yaudah iya" Jeny setuju.
"iya apa? Tanya Jeny.
"iya aku gak akan bilang gue lagi" jawab Jeny.
"nah gitu dong, ayo berangkat" Faisal berjalan keluar kamar nya, sementara Jeny sudah berjalan di depan nya.
"Kalian mau kemana" tanya mami.
"Mau ke rumah Jeny dulu mi, mau ambil baju ganti" jawab Faisal.
"Oh yaudah hati-hati ya kalian di jalan" ucap mami.
"Iya mi kami berangkat dulu assalamualaikum" pamit Jeny sambil mencium tangan Mami nya.
"Iya nak waalaikumussalam" jawab mami.
Jeny pun menaiki motornya
"Pegangan sayang" pinta Faisal.
"Iya ini udah" jawab Jeny sambil menggenggam jaket yang dipakai Faisal.
"Bukan begitu pegangan nya" Faisal sambil membukakan tangan Jeny agar memeluk nya.
"Dasar" ucap Jeny sambil memeluk suaminya dengan wajah tersenyum.
"Dasar apa" Faisal tersenyum sambil melajukan motornya.
Mereka pun menikmati perjalanan nya, apalagi Faisal dapat pelukan hangat dari istrinya.
"Kik" mereka pun sampai di depan rumah nya Jeny.
"Assalamualaikum Ayah" ucap Jeny.
"Waalaikumussalam" jawab ayahnya Jeny.
"Kok kamu pulang, kenapa, kamu gak betah ya, kalo awal pertama emang gitu sayang, gak betah. Ibu juga dulu kaya gitu" ibunya Jeny salah paham Atas kedatangan Jeny, sementara Jeny dan Faisal hanya tersenyum mendengar penjelasan ibunya.
"Kamu ini nyerocos aja kaya petasan, mana mungkin Jeny gak betah, tadi aja di motor mereka mesra banget" ucap ayah Jeny sambil tertawa karena mendengar pernyataan istrinya itu.
"Kita ke sini mau ngambil baju ganti Bu, Jeny kan tadi gak bawa" ucap Jeny sambil berjalan masuk ke dalam rumah.
"iya Bu, saya juga belum sempat beliin Jeny baju" ucap Faisal.
"Kirain ibu kamu gak jadi nginep" ucap ibunya merasa malu.
"Jadi kok Bu, aku ke dalam kamar dulu mau beresin bajunya" Jeny menuju kamar nya.
Sementara Faisal duduk di luar teras sambil ngobrol dengan ayah.
"Kamu jaga Jeny ya nak Faisal, sekarang tanggung jawabnya ayah berikan ke kamu, sekarang kamu yang harus membimbing nya" ucap ayah.
"Iya ayah saya akan menjaganya dan menyayangi nya" ucap Faisal.
Selang beberapa menit Jeny keluar sambil membawa barang bawaan nya.
"Udah nak kamu beresin bajunya" tanya ayah.
"Iya udah ayah, aku gak bawa semua nya, nanti kan kapan-kapan aku kesini, nginep di sini"ucap Jeny.
"Yaudah kalian baik-baik ya di sana, yang akur, terus cepet-cepet deh bikin cucu buat ibu" ucap ibu sambil tertawa, walau sebenarnya ibu merasa sedih harus melepaskan putrinya itu.
"Ibuuu.. apaan sih, Baru juga nikah udah bahas cucu aja" Jeny memeluk ibunya dengan kelakuan manja nya.
"Yaudah kita pulang dulu ya ibu, ayah" ucap Faisal sambil bersalaman.
"Iya nak, hati-hati kalian di jalan " ucap ayah.
"Jeny pamit ya ayah, ibu" Jeny mencium tangan kedua orangtuanya.
Mereka pun beranjak pergi meninggalkan kedua orangtuanya.
Mereka pun kembali ke rumah papi Bara.
Di dalam kamar
"Besok aku ke kampusnya gak usah bareng kamu ya, nanti kalo bareng kamu, fans-fans kamu ngeliat lagi" ucap Jeny sambil memindahkan bajunya ke lemari yang sudah disediakan.
"Kamu harus bareng aku, kalo kamu takut ada yang liat kita barengan, kamu boleh turun di luar gerbang kampus, jangan turun di parkiran, gimana kamu setuju" tanya Faisal.
"Yaudah iya saya setuju" Jeny mengangguk.
"Pinter istri ku ini" Faisal mengelus-elus kepala Jeny.
"Jeny pun merasa nyaman dengan perlakuan Faisal.
Tok tok tok
Ada suara mengetuk pintu kamar, kemudian Jeny membuka Nya.
"Non, di suruh nyonya turun untuk makan malam dulu" ucap bi Ijah.
"Oh iya bi, kita akan turun" jawab Jeny.
"Iya non, Saya permisi dulu " ucap bi Ijah.
"Iya bi Saya sama Faisal nyusul" ucap Jeny.
Kemudian Jeny masuk lagi ke kamar.
"Mas, ayo kita ke bawah, mami sama papi udah nungguin" ucap Jeny yang tiba-tiba punya panggilan buat suaminya. Faisal pun tidak menyangka istrinya memanggilnya bukan dengan sebutan nama, dan dia. pun merasa senang.
"Akhirnya aku punya panggilan sayang juga dari istriku
"Iya ayo sayang kita turun" Faisal menggandeng Jeny sambil senyum-senyum.
Dan mereka pun turun untuk makan malam.
"Mami, kita mau izin ya besok lusa Kita mau camping, acara tahunan kampus, tempat nya juga dekat kok" izin Faisal.
"Boleh, tapi kalian harus hati-hati, Faisal kamu jangan jauh-jauh dari istri kamu". mami mengizinkan mereka ikut camping, karena mami nya berpikir kalo mereka ikut camping, mereka tidak berlarut-larut dalam kesedihan atas meninggal nenek nya.
"Makasih ya mi, udah diizinin" ucap Faisal.
Mereka pun melanjutkan makan malam nya.
Setelah makan malam, Jeny dan Faisal pun kembali ke kamar nya.
Faisal duduk di atas ranjang nya dan membuka laptopnya untuk mengecek email nya sudah di balas atau belum, sementara Jeny sedang berada di dalam kamar mandi, setelah dari kamar mandi Jeny pun menghampiri Faisal yang sedang duduk itu.
"Kamu lagi ngapain" tanya Jeny mendekati Faisal dan melihat ke laptop yang dipegang Faisal.
"Ini mas lagi ngecek email, ternyata udah dibales" jawab Faisal.
"Gimana dapat izin gak " Jeny melihat isi pesan nya sambil senderan di bahu Faisal.
"Kamu sebenarnya mau liat pesan atau mau senderan"? Faisal mengelus-elus wajah istrinya, dia seneng banget kalo menjahili istrinya.
Jeny pun menjadi merasa malu.
"Mau liat pesan kok, bukan mau senderan" Jeny melepaskan tubuhnya dari bahu Faisal, namun Faisal menahan nya dengan cara memeluknya.
"Udah jangan di lepas, kamu tidur di bahu mas aja, mas mau buat rentetan acara dulu buat di print besok" ucap Faisal.
"Tapi kamu jangan macam-macam ya sama aku, kalo aku udah tidur" ucap Jeny.
"Iya sayang selagi kamu belum siap, aku gak akan berani macam-macam kok" ucap Faisal.
Keesokan harinya
"Ayo sayang udah siap belum, kita berangkat" Faisal berteriak kecil memanggil Jeny yang masih di dalam kamar.
"Iya ayo" Jeny pun turun dari kamarnya.
"mami, papi Kita berangkat ke kampus dulu ya, assalamualaikum" Jeny berpamitan sambil mencium tangan papi Mami nya.
"Mas, jangan lupa ya aku turun depan gerbang" Jeny mengingatkan Faisal takutnya suaminya lupa.
"Iya sayang" jawab Faisal.
Sampai di dekat gerbang kampus Jeny pun turun dari motornya.
"Heyy, kamu gak pamitan dulu sama suami mu ini, sun dulu apa" ucap Faisal sambil menarik tangan Jeny.
"Gak usah aneh-aneh nanti kalo ada yang liat gimana" ketus Jeny.
"Gak akan ada yang liat kok, ini masih Pagi banget" ucap Faisal.
"Gak mau, nanti ada yang liat " tolak Jeny.
"Yaudah gak bakal mas lepasin tangan nya, sampai yang lain pada datang" Faisal masih menggenggam tangan Jeny.
"Yaudah iya, aku pamit masuk dulu ya suamiku tercinta" ucap Jeny sambil mencium tangan suaminya.
"Sun nya"? Faisal menyodorkan wajah nya.
Jeny pun menuruti kemauan suaminya itu, daripada keburu ada orang lain.
Ternyata Sila menyaksikan kejadian itu.
"Jeny, Faisal, maksudnya kalian tadi apa". Sila menghampiri mereka dengan wajahnya terpelongo.
"Sila, sejak kapan lo ada di sini" Jeny kaget tiba-tiba ada Sila.
"Jelasin dulu tadi maksudnya apa?" Sila penasaran.
"Yaudah kita masuk dulu, biar gue jelasin di dalam" Jeny pun menggandeng tangan Sila memasuki gerbang kampus.
Sementara Faisal hanya tersenyum bahagia karena dapat kecupan lagi dari istrinya.