Seri kedua Kau Curi Suamiku, Kucuri Suamimu. (Hans-Niken)
(Cerita Dewa & Fitri)
Masih ada secuil tentang Hans-Niken, ya? Juga Ratu anak kedua Hans.
Pernikahan yang tak diharapkan itu terjadi, karena sebuah kecelakaan kecil yang membuat warga di kampung Fitri salah mengartikan. Hingga membuat Fitri dan Dewa dipaksa menikah karena dituduh melakukan tindak asusila di sebuah pekarangan dekat rumah Fitri.
Fitri berusaha mati-matian supaya Dewa, suaminya bisa mencintainya. Namun sayangnya cinta Dewa sudah habis untuk Niken, yang tak lain istri dari Papanya. Dewa mengalah untuk kebahagiaan Papanya dan adik-adiknya, tapi bukan berarti dia berhenti mencintai Niken. Bagi Dewa, cinta tak harus memiliki, dan dia siap mencintai Niken sampai mati.
Sayangnya Fitri terus berusaha membuat Dewa jatuh cintai padanya, meski Dewa acuh, Fitri tidak peduli.
"Aku bisa membuatmu jatuh cinta padaku, Tuan!"
"Silakan saja! Cinta tidak bisa dipaksakan, Nona! Camkan itu!"
Apakah Fitri bisa menaklukkan hati Dewa?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hany Honey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 12 - Aku Tidak Akan Melepaskannya.
“Fitri hari ini izin, Tam. Aku mau ajak dia pulang ke kotanya. Katanya kangen sama Bibinya.”
Dewa sebetulnya ingin sekali Fitri tidak usah bekerja lagi di restoran Tama. Tidak rela saja dia selalu melihat Tama mendekati Fitri, apalagi semalam dirinya sudah menyentuh Fitri meski dengan cara yang salah. Dan, Dewa pun sangat menyesali kejadian semalam itu.
“Kenapa mendadak?” tanya Tama.
“Ya mana kutahu? Dia tadi bilang sama aku pas lagi sarapan, minta pulang ke Bibinya, ya sudah aku tanya mau kapan, dia mintanya hari ini?” ucap Dewa.
“Ya sudah terserah Fitri saja, kalau memang dia mau ke Bibinya, aku bisa apa? Toh memang tiap sebulan sekali dia pasti ke sana kok?”
“Kamu kok tahu?”
“Aku yang antar Fitri kalau Fitri pengin pulang ke sana,” jawab Tama.
Pantas saja tadi Fitri bilang mau diantar Tama, karena sudah terbiasa diantar oleh Tama ke rumah Bibi Ratna.
“Dia sering begitu? Diantar kamu pulang ke Bibi?” tanya Dewa.
“Ya, setiap kali mau pulang ke sana, aku yang mengantarnya,” jawab Tama.
“Kenapa gak bilang aku?”
“Bilang kamu? Memang selama ini kamu anggap dia ada? Enggak, kan?”
Dewa dian mendengar ucapan Tama tadi. Ya, memang selama ini dirinya abai dengan Fitri. Tidak peduli akan Fitri yang berada di rumah sebagai istrinya. Tiga tahun lamanya menikah dengan Fitri, dia tidak pernah tahu apa yang selama ini Fitri lakukan. Tidak tahu apa-apa tentang Fitri. Ini yang dinamakan suami? Pantaskah dia cemburu pada Tama yang selama ini lebih mengerti Fitri dibangdingkan dirinya?
Dewa merenunginya sendiri. Dia benar-benar sudah menjadi suami yang dzolim selama ini. Itu semua karena keegoisan perasaannya yang selama ini masih singgah di hatinya. Perasaan yang salah, karena mencintai ibu sambungnya.
“Kenapa diam?” tanya Tama.
“Gak apa-apa, kamu ke sini mau jemput Fitri, kan? Tapi Fitri pagi ini mau pergi sama aku, jadi aku harap kamu paham. Apalagi kamu sudah tahu kalau setiap bulan pasti Fitri pengin pulang ke kotanya,” ucap Dewa.
“Oke, kali ini aku tidak masalah kamu temani Fitri, tolonglah, jangan sakiti dia terus, Wa. Dia sudah cukup menderita hidupnya. Ini aku bicara baik-baik sama kamu, ya? Kalau kamu tidak mau dengan Fitri, kamu tidak bisa menerimanya, lepaskan dia, aku mencintai Fitri, Wa.”
Dewa tidak menyangka Tama terang-terangan mengungkapkan perasaannya pada Fitri di hadapannya. Di hadapan suaminya. Meski Dewa tidak cinta dengan Fitri, dia tidak akan pernah melepaskan Fitri. Entah kenapa dia tidak mau melepaskan Fitri.
“Aku akan coba menerimanya, aku akan mencoba mencintainya. Jadi aku harap sama kamu, hapus rasa cintamu untuk Fitri! Tolong, jangan pernah berharap apa pun pada Fitri, dan jangan pernah memberikan perhatian yang nantinya akan sia-sia saja. Aku tegaskan lagi padamu, aku tidak akan melepaskan Fitri, aku akan berusaha menjadi suami yang baik untuk dirinya! Kamu mengerti, Tama?!” ucap Dewa dengan lugas.
“Oke, aku mengerti. Aku akan jauhi Fitri, tapi kalau kamu malah menyakiti dia, jangan harap kamu bisa ambil Fitri dari aku, Dewa! Dan satu lagi, ucapan kamu sudah aku rekam di sini sebagai bukti!”
Tama menunjukkan ponselnya, yang ia gunakan untuk merekam percakapannya dengan Dewa. Tidak mau lama-lama di rumah Dewa, Tama memilih pulang. Dirinya juga tidak memaksa jika Fitri mau berhenti kerja dari restorannya.
Dewa benar-benar kacau pikirannya kali ini setelah Tama bicara seperti itu. memang semua ini salah dirinya yang sudah melalikan tugasnya sebagai seorang suami. Hingga Tama dengan mudahnya masuk ke dalam pernikahannya dengan Fitri, meski Fitri tidak merespon perasaan Tama.
Setelah selesai mandi, Fitri sudah bersiap dengan pakaian kerjanya. Tapi saat ke depan, dia tidak melihat adanya Tama di ruang tamu. Hanya ada Dewa yang sedang duduk dengan tatapan kosong selepas Tama pergi.
“Loh Tama di mana?” tanya Fitri.
“Pulang, kamu sudah siap? Jadi kan ke rumah Bibi?”
“Aku harus kerja, besok atau lusa saja, aku minta Tama antar aku.”
“Sudah dengan aku saja sekarang, aku sudah izinin kamu ke Tama tadi, jadi kamu hari ini tidak usah berangkat kerja.”
“Kok gitu? Gak bisa dong? Aku harus izin sendiri sama Tama,” ucap Fitri.
“Apa bedanya sih, Fit? Lagian Tama sudah memperbolehkan kok? Kalau gak percaya kamu telefon saja Tama?”
Fitri mengambil ponselnya dan akan menghubungi Tama. Namun, sebelum dia menghubungi Tama, dia melihat pesan dari Tama.
[Kamu aku izinin, Fit. Kata Dewa kamu pengin ke rumah Bibi Ratna. Ya sudah kamu ke sana saja sama Dewa. Mumpung dia lagi gak konslet Fit. Semoga saja dia bisa berubah, ya? Kamu tetap semangat ya, Fit?]
Fitri mengembuskan napasnya dengan kasar, lalu menatap Dewa dengan tatapan yang sulit diartikan. Fitri yakin tadi saat dirinya mandi, ada sedikit perselisihan antara Dewa dan Tama.
“Ayo siap-siap. Bawa baju ganti deh sana. Ajak Putri sekalian,” ajak Dewa.
“Iya.” Jawab Fitri singkat sambil kembali ke kamarnya.
Putri juga ikut ke rumah Bi Ratna, apalagi dia sedang libur kuliah selama tiga hari, dan Rio pun sedang banyak pekerjaan, jadi yang tadinya dia ingin liburan di tempat Kakak Iparnya, jadi ikut ke rumah Bi Ratna sekalian liburan di sana, toh di sana ada si kembar yang nanti bisa ia ajak main, jadi tidak kesepian.
Rio sudah satu minggu ini sibuk di bengkel milik Reyfan yang setiap harinya makin ramai saja. Apalagi Reyfan sudah membuka cabang bengkel barunya, tentu saja di bengkel yang lama sekarang Rio punya andil dan tanggung jawab besar, karena Reyfan lebih fokus pada bengkel cabang. Yang katanya itu hasil dari jerih payahnya sendiri, tanpa campur tangan dengan Niken. Sedang bengkel yang lama, di sana ada sebagian harta milik Niken yang ikut ke Bengkel lama, juga rumah yang di Bengkel lama itu.
Reyfan tidak mau saat nanti dia punya pendamping lagi, akan menggunakan rumah dan bengkel itu. Mungkin nantinya Reyfan akan membagi harta gono-gini dengan Niken, karena itu tidak sepenuhnya milik Reyfan, dan ada sebagian hak nya Niken. Meskipun sekarang Niken hidup bergelimang harta, karena suaminya itu kaya raya.
“Gak ajak Rio sekalian, Dek?” tanya Dewa.
“Rio itu sibuk banget sekarang, Kak. Kalau bengkel di tinggal Rio itu kalang kabut banget sekarang,” jawab Putri.
“Loh memang Om Rey ke mana? Kok jadi Rio yang sibuk sekarang?” tanya Dewa.
“Om Rey kan sudah punya Bengkel cabang, Kak? Dia fokus di sana, katanya di sana juga gak kalah ramainya, malah lebih besar dan lengkap katanya Rio? Makanya yang bengkel lama itu Rio yang bertanggung jawab sekarang,” jelas Putri.
“Oh iya, bengkel cabang Om Rey tambah maju sekarang. Memang sih Om Rey kayaknya lebih sering di sana. Tapi, baguslah, biar kamu dan Rio gak pacaran mulu. Ada benarnya juga Om Rey menyuruh Rio bertanggung jawab semuanya di sana.”
“Lagian pacaran apa sih, Kak? Paling ya jauh-jauhnya nonton, dinner, ngemall. Ya gitu-gitu ajalah?” ucap Putri.
“Pacaran boleh, asal bisa jaga diri ya, Dek? Sambil nunggu Kak Ratu punya pacar juga, biar dia nikah dulu, kamu jangan langkahi Kak Ratu. Kasihan,” ucap Dewa.
“Jelas lah Kak, biar Kak Ratu dulu yang menikah,” ucap Putri.
Padahal selama ini Putri tahu apa yang disembunyikan Kakak perempuannya yang tengah menjalin hubungan dengan laki-laki yang dulu pernah menjadi mantan suami dari mamanya, dan mama sambungnya. Putri pernah memergoki kakaknya jalan dengan Reyfan, dan Rio pun tahu itu sudah lama, karena pernah mendengar Ratu dan Reyfan bicara berdua soal hubungannya waktu mereka berada di bengkel.
Gak sabar lihat respon papa dewa dan mama niken 😂
1 nya berusaha mencintai 1 nya lagi mlh berusaha meminta restu 🤣🤣🤣
kann tau to rasane coba aja klo bener2 di diemin ma fitri apa g kebakaran jengot