NovelToon NovelToon
Dendam Anak Kandung

Dendam Anak Kandung

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Fantasi Wanita / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Darmaiyah

Lila pergi ke ibu kota, niat utamanya mencari laki-laki yang bernama Husien, dia bertekad akan menghancurkan kehidupan Husien, karena telah menyengsarakan dia dan bundanya.
Apakah Lila berhasil mewujudkan impiannya. Baca di novelku
DENDAM ANAK KANDUNG.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Darmaiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 12

Pindah kantor

Setelah kejadian di rumah sakit, Husien memberikan ultimatum kepada Yura. Jika dia terus berbuat kekacauan dan tidak bisa mengendalikan diri, maka Husien akan mengirim Yura ke luar negeri agar jauh dari Vito.

"Papa! Aku melakukan ini karena Vito telah membuatku cemburu." ucap Yura mengungkapkan fakta yang sebenarnya.

"Jadi apa maumu sekarang?" tanya Husien pada Yura.

"Aku mau bekerja di kantor Vito."

Akhirnya permintaan Yura dikabulkan, karena dia berjanji mau berubah dengan persyaratan dia pindah ke kantor Vito menggantikan posisi Lila dan Lila dipindahkan ke kantor Husien. Akhirnya kesepakatan pun dibuat.

Awalnya Vito menolak kalau Yura dipindahkan ke kantor cabang, karena Yura selalu menekan kebebasan Vito, tapi Vito tidak bisa membantah perintah Husein terpaksa dia menerimanya.

Lila yang mendengar dirinya dipindahkan ke kantor pusat merasa sangat senang, dengan demikian dia bisa leluasa memata-matai Husien. Dan posisinya di kantor Husien tetap menjadi asisten pribadi sesuai dengan kontrak yang ditandatanganinya dengan Vito.

"Selamat pagi Tuan." sapa Lila seraya meletakkan kopi di atas meja kerja Husien. Hari ini merupakan hari pertamanya masuk kerja di kantor pusat.

Husien yang sedang menatap layar laptop memindahkan pandangannya ke sosok Lila, gadis yang dijanjikan hanya menjadi cleaning service, malah jadikan Vito asisten pribadi. Vito sudah menjelaskan kepada Husein, dia menerima Lila menjadi asisten pribadi hanya sebagai ungkapan terima kasih, karena Lila telah menyelamatkan Yura dari musibah jatuhnya papan reklame satu bulan yang lalu.

Sesuai dengan perjanjian kontrak yang ditandatangani Lila bersama Vito, Husien pun tidak bisa menolak terpaksa menerima Lila menjadi pribadinya di kantor pusat.

"Lila! Apa kamu bisa membantu saya menyelesaikan laporan ini." ujar Husien sambil melihatkan layar laptopnya kembali.

Lila mendekat berdiri di samping Husien. Aroma tubuhnya yang wangi tercium sampai ke hidung Husien, Husien menelan air liurnya. Lila yang sengaja melakukan itu hanya tersenyum di dalam hati.

"Kalau hanya laporan Income statement ini keahlianku." Batin Lila.

"Tuan! bolehkah filenya tuan kirim ke WhatsApp saya, biar saya kerjakan di ruangan saya saja?" tanya Lila seraya menggeser tubuhnya menjauh dari Husien. karena dia khawatir kalau pria berstatus ayah kandungnya itu akan tergiur melihat tubuhnya.

"Kamu duduk saja di sini, aku ingin melihat cara kerjamu." ujar Husien berdiri dan dia memerintahkan Lila untuk duduk di kursi kebesarannya.

Sebenarnya Husien hanya ingin menguji seberapa kemampuan Lila dalam bidang Akuntansi, karena dari CV yang dikirim Johan kalau Lila salah satu alumni lulusan Akuntansi Universitas terbaik di Riau.

"Ta-tapi Tuan!" Lila pura-pura menolak.

"Tidak apa-apa." kata Husein sambil kedua tangannya merengkuh bahu Lila memaksanya duduk di kursi kebesarannya.

"Beneran tidak apa-apa Tuan?" tanya Lila memandang wajah Husien.

"Iya bener! silakan!" kata Husein.

"Husien! aku bersumpah kursi yang ku duduki sekarang suatu saat akan menjadi milikku." batin Lila.

Dengan senang hati Lila menghempaskan bokongnya ke kursi milik Husein, kemudian menggeser laptop kehadapannya. sementara Husin berdiri di sampingnya dengan tangan masih merengkuh bahu Lila.

Posisi Husein dan Lila sekarang seperti seorang murid yang sedang diajari oleh gurunya. Husin berdiri sedikit membungkuk memperhatikan layar laptop yang sedang dikerjakan oleh Lila. Sebenarnya tujuan Husien bukan untuk melihat cara kerja Lila, tetapi dia hanya ingin berdekatan dengan Lila.

"Sudah selesai." ujar Lila seraya berdiri.

Hanya dalam hitungan sepuluh menit Lila bisa menyelesaikan laporan Income statement Perusahan dalam jangka satu tahun, karena dia menggunakan aplikasi online.

"Luar biasa." puji Husien, laporan yang biasanya dikerjakan Nora berhari-hari bisa selesai dengan hitungan menit. dia hampir tak percaya, jika tidak melihat sendiri.

"Selain cantik ternyata kamu juga pintar, pantas saja Vito memilihmu menjadi asisten pribadi." pujian untuk Lila meluncur lagi dari bibir Husien.

"Sekarang apa boleh saya kembali ke ruangan saya tuan?"

"Tunggu sebentar." cegah Husin kemudian merogoh saku jasnya dan dengan ringan mengeluarkan sebuah kartu ATM.

"Ini untukmu." Husien meraih tangan Lila dan meletakkan kartu ATM itu di tapak tangan Lila.

"Tapi Tuan! Saya tidak pantas menerima kebaikan tuan, karena saya baru satu hari bekerja dengan tuan." Lila pura-pura menolak pemberian Husein dan mengembalikan ATM itu ke tangan Husen.

"Tidak apa-apa anggap saja ini sebagai kompensasi, karena kemarin kamu sudah menyelamatkan Yura." Ujan Husien kembali menyerahkan kartu ATM itu.

"Tapi saya menolong Nona Yura ikhlas tuan." ujar Lila lagi, dia ingin meyakinkan Husien kalau dia sebenarnya bukan gadis yang menginginkan uangnya.

"Ambil saja, Anggap saja ini pemberian seorang ayah kepada anaknya, karena mulai hari ini aku akan menganggap mu seperti anak ku sendiri." ujar Husien lagi.

"Ya Allah! Tuan baik sekali, saya merasa seperti benar-benar punya ayah sekarang."

"Bolehkah saya memeluk Tuan? karena saya sudah lama tidak dapat pelukan dari ayah saya." pinta Lila, Husien mengangguk dan mengembang kedua tangannya siap menerima Lila.

Tanpa ragu Lila menghambur dalam pelukan Husein, dia merasakan kehangatan pelukan seorang ayah yang sebenarnya, karena Husein memang ayah kandungnya, tanpa dia sadari dua bulir air mata menetes di sudut netranya.

"Andai saja.." batin Lila. Namun tak meneruskan khayalannya, karena tujuan utama untuk bertemu Husain adalah membalas dendam atas kezaliman yang telah Husien berikan kepadanya dan bundanya.

"Bunda! Aku akan membalaskan sakit hati yang telah Bunda rasakan bertahun-tahun." Hati Lila merasa Sedih saat mengingat penderitaan bundanya selama ini, hingga tanpa di sadari Lila terisak.

"Ada apa? kenapa kamu menangis?" tanya Husein seraya meregangkan pelukannya, kemudian menyeka air mata Lila dengan kedua ibu jarinya.

Saat menatap mata Lila, Husien merasakan sesuatu yang sangat familiar, tapi dia tak bisa mengingatnya.

"Saya hanya bahagia tuan, karena tuan sudah memberikan pelukan hangat seorang ayah, pelukan yang telah lama hilang dalam kehidupan saya, sejak ayah saya dirawat di rumah sakit jiwa." ujar Lila dengan wajah sedih.

"Kamu boleh memeluk ku kapan saja kami merindukan ayahmu." ujar Husein lagi seraya mengusap kepala Lila.

"Aku bukan hanya memelukmu, tapi aku akan membuat kau bertekuk di hadapanku." batin Lila, rencana demi rencana berjalan sesuai harapan.

Sementara Husein mempunyai perasaan yang berbeda terhadap Lila, tiba-tiba saja dia sangat menyukai gadis itu, menyukai tatapan matanya, senyumannya dan karakter yang dimiliki Lila begitu cepat memikatnya.

Tok.. Tok.. Tok.. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu ruangan kerja Husien.

"Siapa?" tanya Husien seraya kembali duduk dikursi kerjanya.

"Saya Tuan." terdengar suara Nora dari luar.

"Masuk." titah Husein.

Nora menguatkan pintu ruang Husein sekilas dia menatap Lila. Bersamaan dengan Nora masuk Lila pun keluar dari ruangan Husien.

"Tuan! ibu Nora! Saya permisi." Lila pamit, kemudian beranjak meninggalkan Nora dan Husien.

"Tuan! Saya hanya ingin melaporkan kalau proyek besar yang ditangani Nona Yura mengalami kerugian miliaran." Nora menyerah sebuah map yang berisi dokumen kepada Husien.

"Apa! kenapa bisa?" Husien terkejut saat melihat dari laporan keuangan kalau Yura menggelapkan uang perusahan mencapai satu miliar.

Husien sama sekali tidak menduga kalau Putri kesayangannya itu akan melakukan penggelapan uang sebesar ini tanpa sepengetahuannya.

"Menurut informasi yang saya dengar Nona Yura kalah judi di Hongkong. Tuan!" Nora mengirimkan bukti autentik berupa Riwayat transaksi di situs judi online.

"Yura lagi." gumam Husien seraya meremas rambut dengan kasar.

Kebiasaan Yura bermain judi menurun dari kebiasaan Farah, Husein akhirnya memblokir kartu kredit Farah yang mengakibatkan Farah pergi dari Indonesia dan menetap di Hongkong.

"Sekarang kamu boleh keluar dan suruh Lila ke sini." ujar Husien seraya memegang dadanya yang terasa nyeri.

Melihat keadaan Husein yang lagi sedang menahan emosi. Nora bergegas keluar dan meminta Lila untuk segera menemui Husein.

Tok.. tok.. tok

"Permisi Tuan! apa tuan memanggil saya?" Tanya Lila seraya menguakkan daun pintu ruangan Husien.

"Tuan kenapa?" tanya Lila saat melihat Husien memegang dadanya.

"Ambilkan obat saya di dalam tas." titah Husien seraya menunjuk ruang pribadinya.

Lila membuka pembatas, masuk ke ruang pribadi Husien, ruangannya luas lengkap dengan tempat tidur, meja makan dan lemari. Di atas nakas di samping tempat tidur ada tiga botol kecil berisi obat, Lila tidak tahu obat mana yang diperlukan Husein, Lila akhirnya membawa ketiga botol obat tersebut.

"Obatnya yang mana Tuan?" tanya Lila saya memperlihatkan ketiga botol obat.

""Yang warna putih." jawab Husien dengan suara serak, nafas mulai menyesak.

Lila membuka tutup botol mengambil sebutir obat dan menyerahkan ke Husien kemudian mengambil segelas air putih.

"Ini minumnya Tuan." Lila m Villa menyerahkan gelas air minum kemudian dia mengurut Husien dan mengusap-usap punggung Husien.

"Tarik nafasnya tuan, perlahan kemudian hembuskan." Lila meminta Husein untuk melakukannya berulang-ulang sampai rasa sesak menghilang.

Beberapa menit kemudian Husien sudah mulai terasa tenang. Husien meminta Lila untuk meletakkan kembali tiga botol obat ke ruangan pribadinya. Lila mengambil 3 botol obat kecil itu dan kembali masuk ke ruang pribadi Husein.

Sebelum keluar dari ruangan pribadi Husien, Lila mengeluarkan ponselnya, kemudian diam-diam memfoto ketiga botol itu, dia hanya ingin menyelidiki sebenarnya Husien menderita penyakit apa.

"Vito! Bawa Yura ke sini sekarang." titah Husien terdengar jelas di telinga Lila.

"Lila! tolong kamu pelajari berkas proyek ini." Husien menyerahkan berkas proyek besar yang sedang ditangani Yura. Husien bermaksud akan meminta Lila menggantikan posisi Yura untuk menangani proyek besar itu.

"Baik tuan, saya kembali ke ruangan saya." ujar Lila mengambil map yang diberikan Husien.

"Aku akan mengerjakan tugas ini dengan baik, sampai Husien mempercayaiku tanpa cela." batin Lila seraya melangkah meninggalkan ruangan Husien.

Apakah rencana Lila akan mulus

Baca kelanjutannya di part 13.

Jangan lupa tinggalkan jejak like, komentar dan hadiahnya

Terima kasih buat seluruh para reader love you sekebun jagung,♥️♥️♥️♥️

1
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Rajuk Rindu
Alur cerita bikin degdegan
Rajuk Rindu
Tinggal koment dan like ya para reader
thanks you
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!