Pintu Rahasia Dua Dunia

Putri amber kalau sedang berdua dan hanya ada pelayan pribadi nya, tak akan melakukan Salam hormat kepada ratu Amora. dia akan melakukan Salam hormat, saat banyak orang. sebab itu harus dan wajib dijalankan, dan dilakukan oleh para orang orang jaman kuno itu.

"Ibunda."

"Putri amber, tumben kamu menemui ibunda kenapa sayang?"

 "Aku punya sesuatu untuk ibunda, tunggu dulu. Nina tolong bawakan bingkisan yang kubawa dari pasar tadi."

"Baiklah putri."

 "Bingkisan, wah.. pasti kamu menemukan hal yang unik kan, sayang?"

 "Bener ibunda.. Kali ini ibunda ratu akan menyukai nya."

 Tak lama Nina datang membawa roti roti yang dibawa oleh putri amber dari pasar tadi.

"Salam hormat, yang mulia ratu.. Dan putri amber."

 "Terima kasih nina." ucap putri amber yang tersenyum senang.

 Ratu Amora merasa heran, sebab roti roti yang di bawa putri nya terlihat berbeda dari roti yang sering di jual di pasar kerajaan Arce.

 "Apa itu roti putriku?" ucap ratu Amora dengan wajah penasaran.

"Bener ibunda... Wah ibunda bisa langsung menebak penampilan roti roti ini." kekeh nya dengan tersenyum tipis

"Tapi kenapa warna, dan bentuk nya terlihat sangat unik?" tanya nya dengan wajah penasaran.

"Itulah yang membuat aku membeli nya ibunda ratu. Dia berasal dari negeri sebrang. Dia gadis yang begitu cantik dan unik, apalagi pakaian yang digunakan nya juga terlihat sangatlah menarik."ucap nya menggebu-gebu menceritakan sosok Lulu yang baru saja dia temui.

 "Wow... seperti nya putri ku begitu menyukai gadis itu ya?"

"Dia begitu ramah, dan begitu baik ibunda. apalagi pandai membuat roti roti yang sangat enak ini."

"Hmm... Ibunda jadi penasaran dengan rasanya."

 "Ini...cobalah."

 "Hap...wow... Luar biasa. Roti ini bener bener roti terenak yang pernah ibunda makan."

 "Kamu benar... Gadis itu memang berbakat. seperti apa rupanya, ibu jadi penasaran."

"Dia sangat cantik Bu... Dia seperti Dewi matahari yang menyinari bumi. Kulit nya juga begitu halus dan lembut. Aku juga sudah mengundang nya untuk datang ke sini. di acara pesta minum teh nanti."

"Apa kau mengundang nya untuk datang ke sini putri ku?"

"Iya ibunda. Aku mengundang, aku suka berteman dengan nya."

Ratu Amora tersenyum tipis melihat anak perempuan nya yang begitu semangat menceritakan tentang teman baru nya. Dia menyukai putri nya yang ceria. Dia bersyukur akhirnya putri nya itu memiliki seorang teman. Soalnya putri amber ini tak gampang di dekati, banyak sekali para bangsawan yang ingin berteman dengan nya. Tetapi dia tak ingin sebab mereka tak bener bener teman baginya. Hanya mementingkan popularitas saja.

 Popularitas di zaman ini, memandang kasta, menurut mereka bangsawan itu, harus berteman dengan sesama bangsawan. Tak ada yang mau berteman dengan rakyat jelata. apalagi lady Diana itu selalu menyombongkan dirinya kalau berkumpul bersama teman teman nya. Dia tak suka dengan gadis yang suka mencari perhatian kepada orang orang. Untuk Itu, dia dan lady Diana tak pernah akur. Selalu saja bertengkar kalau bertemu.

Sedangkan di perbatasan, Daren menatap tajam kepada perampok yang sudah membuat ulah di desa terpencil saat ini.

"Berani berani nya kalian membuat ulah di wilayah kerajaan Arce!" bentak nya dengan baju zirah, sambil menunggangi kuda kesayangan nya.

 "Hahaha... Tak usah ikut campur anak muda. Apa kau mau mati muda." kekeh mereka yang menyepelekan seorang pangeran seperti nya.

 Mereka tak tau siapa yang ada di balik cadar itu, yang mereka tau hanya ingin menguasai Desa, untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Dan itu semua sudah di perkirakan oleh seseorang.

"Sringg..... bunyi pedang berhasil membuat mereka melotot kaget. bagaimana tidak, anak buah dari perampok itu sudah dibunuh oleh Daren dengan sekali tebasan.

 "Kurang ajar!"... serang.". Teriak ketua nya dengan tatapan menghunus.

"Sringg... bugh.... bugh... jleb...

Bunyi yang membuat banyak darah berserakan. Bahkan beberapa Mayat sudah tak beraturan. Dan desa itu seketika menjadi lautan darah.

  "Kurang ajar..." murka ketua perampok yang sudah terlihat murkanya.