NovelToon NovelToon
GAYATRI Ketika Cinta Tak Lagi Berharga

GAYATRI Ketika Cinta Tak Lagi Berharga

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor / Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Hernn Khrnsa

Gayatri, seorang ibu rumah tangga yang selama 25 tahun terakhir mengabdikan hidupnya untuk melayani keluarga dengan sepenuh hati. Meskipun begitu, apapun yang ia lakukan selalu terasa salah di mata keluarga sang suami.

Di hari ulang tahun pernikahannya yang ke-25 tahun, bukannya mendapatkan hadiah mewah atas semua pengorbanannya, Gayatri justru mendapatkan kenyataan pahit. Suaminya berselingkuh dengan rekan kerjanya yang cantik nan seksi.

Hidup dan keyakinan Gayatri hancur seketika. Semua pengabdian dan pengorbanan selama 25 tahun terasa sia-sia. Namun, Gayatri tahu bahwa ia tidak bisa menyerah pada nasib begitu saja.

Ia mungkin hanya ibu rumah tangga biasa, tetapi bukan berarti ia lemah. Mampukan Gayatri membalas pengkhianatan suaminya dengan setimpal?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hernn Khrnsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

GAYATRI 12

Udara pagi di sekolah itu bercampur antara aroma tanah basah dari taman dan wangi sabun lantai dari aula besar yang dipenuhi murid dan orang tua. Suasana riuh rendah, penuh semangat khas perlombaan. 

Namun bagi Gayatri, suara-suara itu justru terasa jauh, seolah teredam oleh sesuatu yang berat di dadanya. Ia berjalan pelan memasuki aula bersama Keandra. Langkahnya tampak tenang, tetapi tangannya menggenggam tas selempangnya dengan erat.

“Bu, jika Ibu merasa berat, kita pulang saja. Biarkan saja Kaluna bersama dengan Nadya itu, untuk apa Ibu repot-repot datang ke sini?” Keandra berbisik, suaranya terdengar kesal. 

Gayatri menyenggol lengan putranya pelan lalu tersenyum samar. “Andra, kenapa bilang begitu? Ini hari penting Luna. Ibu mau ada di sini, Ibu mau mendukung putri Ibu.”

Di tengah keramaian, Gayatri melihat Kaluna dan Nadya sudah bersiap di salah satu meja lomba. Keduanya memakai apron biru muda dengan logo sekolah di dada. 

Kaluna terlihat bersemangat, sementara Nadya memasang senyum manisnya, seolah melihat kompetisi ini sebagai tugas yang harus diselesaikan dengan sempurna.

Di meja itu sudah tertata rapi berbagai bahan masakan. Bermacam-macam sayuran segar, potongan ayam, bumbu-bumbu, dan peralatan masak kecil yang disiapkan sekolah. Wajan, panci, pisau, talenan dan semuanya tampak siap untuk dipakai.

Pandangan Gayatri bergerak ke barisan kursi penonton. Di sana, di kursi paling depan, Mahesa duduk dengan tubuh condong ke depan, wajahnya penuh perhatian dan semangat. Ia bahkan melambaikan tangan kecil kepada Kaluna saat anak itu meliriknya.

Sesaat, Gayatri memperhatikan pria itu. Terlepas dari apa yang sudah Mahesa lakukan padanya, Gayatri harus mengakui bahwa Mahesa adalah ayah yang baik. Mahesa selalu menyempatkan waktu untuk putrinya. 

Berbeda dengan Mahesa yang duduk di depan, ia dan Keandra memilih berdiri di bagian belakang aula, jauh dari pandangan siapa pun. Tempat aman, tempat mereka bisa melihat tanpa terlihat.

"Ibu yakin kita di sini saja? Kenapa tidak di sana? Di sana sepertinya kita bisa melihat dengan jelas," komentar Keandra saat mereka sudah duduk di kursi belakang. 

Gayatri menggeleng pelan, "Kita di sini saja, hari ini kita cukup menjadi penonton saja." 

Keandra menatap ibunya sesaat, lalu memalingkan wajah. "Sekarang Ibu bisa berkata seperti itu, tetapi lihat saat Kaluna mendapat masalah. Ibu pasti akan langsung berlari ke depan."

"Tentu saja, Ibu juga akan melakukan hal yang sama jika kau mendapat masalah. Ibu akan selalu ada untuk anak-anak Ibu," kata Gayatri setengah berbisik. 

Ketika pembawa mengumumkan dimulainya lomba, seluruh ruangan langsung menjadi hidup. Terdengar suara minyak panas, sayuran dicincang cepat dan panci beradu dengan spatula.

Kaluna tampak gugup, tapi ia tersenyum pada Nadya, berharap bisa bekerja sama dengan baik.

Nadya mengatur bahan-bahan dengan cekatan. “Luna, potong paprika itu. Kotak-kotak kecil. Ya?”

“Oke, serahkan saja padaku,” jawab Kaluna, berusaha percaya diri.

Dari kejauhan, Gayatri tidak pernah mengalihkan pandangannya dari putrinya.

Bahkan ketika orang tua lain mulai sibuk berbicara, ia tetap mengamati satu hal, tangan kecil Kaluna yang berusaha mengikuti instruksi.

“Ayo, Nak. Kau pasti bisa,” gumam Gayatri pelan.

Keandra melirik ibunya. “Apa ada penonton yang khawatir seperti ini?”

Gayatri hanya mendesah. “Diam, Andra. Kau ini seharusnya mendukung adikmu. Semoga Kaluna bisa melakukannya dengan baik,” katanya cemas. 

Pertengahan lomba, aroma tumisan mulai memenuhi ruangan. Nadya terlihat fokus, hampir terlalu serius untuk ukuran lomba anak sekolah. Ia mengaduk saus dengan gerakan cepat, sesekali mendesak Kaluna, “Cepat! Paprikanya jangan terlalu besar!”

Kaluna berusaha mempercepat gerakannya sebisa mungkin, mengikuti instruksi Nadya. Tapi … 

Bruk!

Panci pasta yang hampir matang tersenggol oleh tangan Kaluna yang gemetar. Isinya tumpah ke meja, sebagian bahkan bercecer dan mengotori lantai.

Seisi aula langsung menoleh. Beberapa peserta menahan tawa. Bahkan ada yang berbisik-bisik.

Wajah Kaluna langsung pucat. Matanya membesar, ia hampir menangis. Tangannya gemetar takut, apalagi saat menatap ekspresi Nadya yang terlihat kesal. 

Nadya membeku sebelum akhirnya mendengus frustrasi. “Ya ampun, Luna! Aku sudah bilang hati-hati, kan? Sekarang lihat apa yang kau lakukan? Semuanya berantakan!" makinya keras. 

“Ma-maaf … aku, aku tidak sengaja. Tanganku … tanganku licin. Aku ….” Kaluna menunduk, bibirnya bergetar menahan tangis.

Gayatri langsung tegak, wajahnya langsung berubah. Ia memegang lengan Keandra kuat-kuat. "Apa yang terjadi? Kenapa Nadya kelihatan marah sekali? Oh astaga!"

Keandra mengangguk cepat. “Sepertinya Kaluna menumpahkan masakan mereka, Bu." 

Gayatri berlari tanpa peduli siapa yang melihat.

Baginya, hanya ada satu hal di dunia saat itu, putrinya.

Nadya, tanpa rasa bersalah, meletakkan spatula dengan suara keras. Lalu meninggalkan Kaluna yang gemetar begitu saja, padahal lomba masih berlangsung. 

Aula mendadak hening, beberapa orang terkejut dengan kejadian tiba-tiba itu, dan sebagian lagi menggeleng kecewa.

Mahesa yang melihatnya dari kejauhan langsung berdiri, tapi langkahnya terhenti ketika melihat Gayatri sudah tiba di sana terlebih dahulu.

“Kaluna, putri Ibu. Kau baik-baik saja, kan?”

Gayatri langsung memeluk putrinya erat, seolah memeluk dunia kecilnya yang hampir runtuh.

Kaluna menangis di bahunya. “Ibu … sekarang bagaimana? Aku pasti akan kalah, Bu. Masakanku … aku benar-benar tidak sengaja, Bu.”

“Tidak. Jangan menangis,” bisik Gayatri. “Kau tidak salah. Kau hanya gugup, Nak. Itu wajar, Sayang. Sangat wajar.” Ia membelai rambut Kaluna dengan lembut, menenangkan isak kecil itu.

“Tapi, Bu." Suara Kaluna terdengar parau.

Gayatri tersenyum pelan, tapi penuh kekuatan. “Luna belum kalah kalau belum selesai.”

Wajah Kaluna terangkat. “Tapi masakannya jatuh semua.”

“Tenang, Ibu di sini. Kita bisa memperbaiki semuanya,” jawab Gayatri lembut.

“T-tapi waktunya tinggal sedikit.” Kaluna menatap jam yang hanya tinggal 25 menit lagi. 

“Dengarkan Ibu, Sayang. Lebih baik jika kita berusaha sebisa kita dibandingkan hanya diam tanpa melakukan apa-apa.” Gayatri tersenyum lembut. 

Ia menangkup pipi putrinya, menatap Kaluna dengan penuh kasih. "Menang atau kalah adalah hal yang biasa dalam perlombaan. Yang terpenting adalah usaha kita, kau mengerti?" 

"Bagaimana kalau aku kalah? Kalian pasti kecewa." Kaluna beralih menatap sang ayah yang terlihat cemas di tempat duduknya. 

Gayatri tersenyum lagi, lalu kembali berkata, "Bagaimana jika kita berusaha sekali lagi? Jika kalah, kita anggap kesalahan hari ini sebagai pelajaran berharga. Dan jika menang, kita anggap itu sebagai bonus?" 

Kaluna terdiam sejenak, kemudian mengangguk mantap. 

"Begitu seharusnya putri Ibu, tidak pantang menyerah." 

1
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
kok saya pengen ikutan ngamookkk 😤
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Rasain tuh 😏
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Langsung shock berat 😔
Dwiann🌱
Greget banget sama Sarita dan Mahesa(⁠ノ⁠`⁠⌒⁠´⁠)⁠ノ
Dwiann🌱
Thor, sejak pertama kali saya membaca saya langsung terbawa cerita. Tetap semangat ya, Thor💪💐❤️
Ceu Markonah
bongkar kebusukan mahesa
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
tanya gih ke anakmu
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
ibukmu sudah lihat semua, dan kalau dia msh mau bersama bapakmu ya berarti gu oblok ehh
Uswatun Hasanah
tambah lagi thor 🙏🙏🙏
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
bersiaplah Mahesa 😤
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
berlari pergi
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
benci tapi cinta 😏
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
rasain 😏
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Kalian yg akan terkejut 🤭
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
betul 👍🏻
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
kita lihat apa Nadya bisa mengurus rumah dan penghuninya yg lain 😏
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
betul 😌
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Anak dan bapaknya sama saja 😤
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Untunglah Shakira tidak seperti ibunya 😏
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Apa hubungannya,belum tentu orang yg pendidikan tinggi bisa mengurus keluarganya 😤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!