Permaisuri Bai Mengyan adalah anak dari Jenderal Besar Bai An
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Una~ya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 12 (Revisi)
Beberapa minggu kemudian
Kamar terlihat kumuh, dengan perlengkapan seadanya, dia tidur beralaskan dipan lama yang sudah mulai lapuk di makan waktu. Hanya ada satu barang berharga di sana, sebuah guci berwarna hijau dengan goresan-goresan abstrak berwarna putih. Pemiliknya telah tiada, sudah sangat lama. Orang-orang pun sudah mulai melupakan kisah tragis seorang Selir pengkhianat. Konon katanya, guci tersebut memiliki kekuatan spiritual, bisa membuat orang yang memilikinya terlepas dari kesengsaraan. Tapi percayalah, itu hanya cerita legenda.
Jika memang bisa melepaskan kesengsaraan, lalu mengapa tidak ada yang selamat dari istana dingin. Sekali lagi, semuanya hanya cerita yang dibuat untuk memotivasi seseorang bertahan hidup. Seperti memberi harapan palsu. Orang-orang yang telah percaya pasti merasa nyaman tapi Permaisuri bukanlah orang-orang itu. Istana dingin sangat luas. Tanah dan bangunannya lebih besar dari istana Janda Selir kerajaan Liu, hanya berbeda perawatan saja. Banyak hal yang bisa di lakukan, termasuk berkebun.
Walaupun berada jauh dari istana, desas-desus dalam istana Harem sampai ke istana dingin. Mereka mengatakan hal-hal aneh yang membuat pelayan Permaisuri sangat marah. Cerita yang berkembang mulai menyudutkan Permaisuri, mulai dari pemberontakan keluarganya sampai perselingkuhan dia dengan Jenderal Zhou Yu, murid ayahnya. Termasuk di dalamnya, hubungan permaisuri dengan Lord Xuhuan. Meski banyak yang masih percaya kepada permaisuri tapi rumor dapat menghancurkan Kerajaan. Itu benar-benar kejam.
Bibir pucat, badan dan wajah menjadi tirus. Setiap hari porsi makannya semakin berkurang, dia tidak lagi menikmati makanan dan minuman yang masuk, hanya sekedar asupan agar dia tetap hidup. Penyesalan dan penderitaan yang di alami tidak bisa dia tanggung seorang diri. Perasaan dan tubuhnya terluka, mungkin tidak akan bisa kembali utuh. Rasanya mati lebih baik, tapi kenyataan mengkhianati nya.
Uhuk uhuk uhuk
Sapu tangan satin berwarna biru langit ternoda darah. Sejak dia minum racun sebagai hukuman, setiap hari dia tersiksa. Permaisuri gemetar memegang kasur kayu yang menopang tubuh ringkih miliknya. Dada sakit menjadi kesulitan bernafas. Tidak terasa air mata itu jatuh menahan rasa sakit yang kunjung bertambah parah.
"Yang mulia!" Teriak Ah yun.
Dia mulai menyadari setiap pagi permaisuri akan mengalami reaksi racun. Ah yun mengambil kendi kecil dan di letakkan di pangkuan permaisuri. Dalam sekejap kendi kecil itu sudah berisi darah kental. Menangis dia meratapi keadaan tuannya.
"Yang mulia---" Erangnya.
Permaisuri memegang tangan Ah yun, di genggam erat. Dalam keadaan kesakitan dia masih bisa menenangkan pelayannya. "Aku baik-baik saja," Kata yang setiap hari keluar ketika dia kesakitan.
Ah yun tidak percaya, dia terus menangis hingga dayang utama Lan dan paman Kerajaan Han Xuan Hu datang membawa tabib. Ya, semenjak permaisuri memasuki istana dingin, paman Kerajaan Han Xuan Hu selalu datang mengunjungi istana dingin membawa tabib memeriksa keadaan permaisuri tanpa diketahui orang-orang dalam istana.
"Bagaimana keadaannya?" Tanya dia pada tabib pribadinya, tabib Lu.
Tabib Lu tidak menjawab, dia merasa ada yang aneh dengan kondisi Bai Mengyan. "Siapa yang memeriksa kondisi permaisuri beberapa minggu ini?"
"Muridmu, Longer." Sahut Paman Kerajaan Han Xuan Hu atau yang biasa mereka sebut sebagai Lord Xu Huan, gelar.
Ekspresi nya semakin tidak karuan, entah bagaimana dia menjelaskan kondisi sebenarnya. Tabib Lu kembali memeriksa nadi Bai Mengyan, dia menutup matanya lama lalu tangan satu yang bebas terbungkus kain menekan leher bagian atas sebelah kanan wanita itu. Sekejap, Bai Mengyan bangun dan muntah. Tubuhnya lemas, Ah Yun memegang tubuh permaisuri dan membaringkan dia kembali.
Reaksi semua orang sama, kaget. Permaisuri memuntahkan cairan berwarna biru gelap dengan bulir-bulir hitam kental. Tabib Lu mengangguk, benar dugaan nya. Dia mengambil botol kecil dan memasukkan cairan itu kedalam. Meski sudah mendapat jawaban tapi dia harus memeriksa kembali semuanya. Agar jelas dan tidak hanya dugaan.
"Apa Longer menulis resep obat untuk permaisuri?"
Dayang Lan mengangguk lalu dia memberikan selembar kertas kepada Tabib Lu. "Biasanya obat yang diresepkan akan bertambah setiap kali Tabib Long mengecek kondisi permaisuri tapi sejak beberapa hari yang lalu obatnya di kurangi."
Tabib Lu memeriksa dengan hati-hati. Tidak ada masalah dengan resepnya, tapi mengapa kondisi Permaisuri malahan lebih buruk? Racun yang diberikan kepada permaisuri sudah dia ketahui dan Tabib Lu sudah membuat obat untuk menangkal penyebaran. Seharusnya, kondisinya semakin membaik.
Han Xuan Hu sepertinya mengetahui ada yang tidak beres. "Apa resepnya bermasalah?"
Tabib Lu menggelengkan kepala. "Seharusnya tidak, tapi aku akan memeriksa lebih lanjut. Tunggu beberapa minggu, setelah aku turun gunung."
Tabib Lu pamit, dia harus menyelidiki lebih lanjut racun yang berada dalam tubuh permaisuri. Malam sebelum Bai Mengyan meminum racun, dia telah memberi penawar atas perintah Paman Kerajaan Han Xuan Hu. Meski racun yang di minum berbahaya tapi setelah di minum obat yang dia buat hanya akan menimbulkan rasa lelah. Tapi sudah beberapa minggu kondisi tubuh permaisuri semakin buruk.
Dia menebak racunnya sudah di ganti. Memikirkan kemungkinan, ada orang yang berniat jahat atau Raja sudah mengetahui bahwa permaisuri sudah meminum penawar jadi mungkin pria itu, menghilangkan pikiran aneh. Jika kondisinya terus menurun, tabib Lu tidak bisa mengobati permaisuri, hanya menunggu waktu untuk bertemu dengan keluarga Jenderal. Dia harus mencari tahu, sebelum benar-benar tidak memiliki kesempatan. Langkahnya terhenti, dia berbalik menatap ranjang yang tirai sudah turun. Dalam hati merasa aneh, sebenarnya racun apa yang mereka pakai. Kenapa pengobatan ku tidak berhasil.
Ah Yun dan Dayang utama Lan duduk di lantai, samping ranjang permaisuri. Tidak ada yang bisa mereka lakukan, itu membuat sedih. "Sungguh kejam!" Kata Ah Yun.
Yah, Sungguh pria kejam. Hanya karena permaisuri adalah anak Jenderal dia ikut terseret dalam konflik padahal selama permaisuri tinggal di istana, mereka tidak pernah bertemu. Keluarga Jenderal selalu berada di perbatasan, tidak pernah mengirim surat apalagi bertatap muka.
"Kenapa obat penawar itu tidak berhasil?"
Dayang utama Lan terdiam. Setelah racun di teguk, dia mencium bau busuk lainnya. Selain bau racun yang menyengat, dia juga mencium bau daun habis terbakar. Sebenarnya, dia mencurigai sesuatu. Dia telah bekerja di kediaman Jenderal untuk waktu yang lama, jadi dia tahu betul permaisuri sejak kecil pandai mengobati racun. Entah, itu juga hanya kecurigaan, tidak pasti dan belum tentu benar.
"Bagaimana dengan Permaisuri?"
"Ah Yun, pergilah mengambil makan siang untuk permaisuri."
"Tapi, orang-orang itu! Mereka terus mengatakan hal hal aneh." Ah Yun tidak suka mendengar rumor perselingkuhan tuannya dengan Jenderal perbatasan timur. Dia tahu itu tidak benar, tapi orang-orang bicara seolah-olah mereka lebih tahu darinya. Jangankan bertemu Jenderal di perbatasan timur, bertemu Raja saja yang berada dalam satu istana tidak pernah.
"Sudahlah, tidak perlu mendengar mereka. Sebelum permaisuri bangun, pergilah." Pinta dayang utama Lan yang akhirnya disetujui oleh Ahyun.
"Baiklah," Ahyun melihat permaisuri. "Aku akan kembali dengan cepat, Yang mulia permaisuri juga cepat sadar." Katanya lalu pergi.
────୨ৎ────