Anto adalah pemuda malas. yang bermimpi untuk menjadi seorang penakluk di dunia ini.
tetapi Anto hanyalah pemuda miskin yang sangat malas.
Anto juga bukan pemuda yang kaya.
pekerjaan nya hanyalah melamun dan berkhayal.
tetapi Anto adalah pemuda pemberani dan baik hati.
mampukah Anto mewujudkan mimpi Nya yng muluk muluk.
ikuti kisah perjalanan Anto yang pemalas dan cabul. dan ini adalah cerita untuk umur ***
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suryo Widodo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab. 13. raja tikus
Sore itu, Anto dan ayah nya sudah mempersiapkan untuk melawan. Hama tikus. Ayah nya Anto membawa berbagai jebakan untuk tikus. Sedang kan Anto membawa beberapa karung. Setelah di rasa persiapan nya cukup, Anto dan ayah nya berangkat ke sawah.
mereka sengaja datang lebih awal untuk memasang jebakan.
di pematang bagian tengah di sawah ayah nya Anto. Di bangun sebuah gubuk sederhana berbentuk panggung. Di situlah tempat satu satu untuk beristirahat di saat habis mencangkul sawah.
setelah sampai di sawah yang di tuju,, ayah nya Anto segera memasang jebakan tikus di berbagai sudut sawah. Sedang Anto tidak melakukan apapun , hanya duduk menunggu bapak nya selesai memasang jebakan.
Anto heran dengan Maya, kenapa akhir akhir ini Maya tidak cerewet. Maya hanya diam me ngekor ke manapun Anto pergi.
" eeh...Maya.. kenapa kamu akhir akhir ini diam saja..?
apakah kamu sakit gigi. Atau sakit tenggorokan....?"
Anto yang penasaran dengan Maya akhir nya bertanya juga.
Maya yang di tanya hanya diam dan menatap Anto.. Entah mengapa tatapan mata terlihat tidak ceria seperti biasa nya.
Anto mendekat ke pada Maya. Lalu tangan nya merangkul pundak Maya..
" Maya... katakanlah... Kamu kenapa..? Kalau aku ada salah sama kamu,, aku meminta maaf.."
Maya yang merasakan ke seriusan di hati Anto.. Akhirnya mau membuka suara.
" kang mas... Aku sangat sedih melihat nasib yang akan menimpamu.. Aku dapat merasakan betapa sakit dan hancur nya hatimu pada saat itu tiba, tetapi aku tidak bisa melihat, bencana apa yang akan menimpamu kang mas."
Anto yang mendengar perkataan Maya, hati nya menjadi was was, Anto tidak mengerti , apakah dengan dukungan yang begitu banyak nya,, diri nya akan bisa menerima musibah.. Musibah seperti apa yang akan terjadi.?
" Maya.. apakah kamu tidak bisa melihat sedikit saja peristiwa yang akan menimpaku,, ? Sehingga aku bisa mengadakan persiapan terlebih dahulu..? "
Maya yang di tanya seperti itu hanya menggelengkan kepala.
sebelum Anto menanyakan lebih jauh, ayah nya datang sudah selesai memasang perangkap tikus.
" kaleng kaleng nya sudah ayah pasang...?"
Anto menanyakan kaleng yang biasa nya untuk menakuti Burung.
" sudah Anto,, ayah sudah persiapkan dari kemarin. tuh... Tali nya tersimpul di para."
Kata ayah nya Anto sambil menunjuk ke arah para.
" sssst.. Diam ayah.. Mereka sudah pada datang..!"
Anto menyuruh ayah nya diam, karena samar samar, Anto mendengar riuh cicit an tikus .
tak lama, keluar lah rombongan tikus yang sangat banyak, bahkan saking bayak nya, bila di masukan ke dalam kantong yang di bawa oleh Anto, tentu tidak akan muat. Ayah nya Antok sontak mengambil tali yang terikat di para, lalu menarik narik nya sambil berteriak teriak.
" Hoya..Hoya..ciiiiir..Hoya..
klontrang ..klontrang ..klontrang..hiiirrr...nya..nya..htya..."
sontak tikus tikus berhamburan berlarian kalang kabut. Mereka memasuki perangkap yang di pasang oleh ayah nya Anto, dan sebentar saja.. Semua perangkap telah penuh oleh ribuan tikus. Tiba tiba terdengar cicitan tikus yang sangat keras dan memekak kan telinga.
** ciiiiit...ciiit....ciiitt...."
Anta dan ayah nya menutup telinga karena terasa sakit mendengar cicitan tikus yang sangat keras itu. Di telinga kanan Anto.. Terdengar suara Maya memperingatkan Anto.
" awas Anto...raja nya tikus telah datang ke sini Anto.. Kelihatan nya dia marah karena sebagian rakyat nya telah masuk perangkap yang pasang ayah mu.."
Anto sangat penasaran dengan rupa di raja tikus. Dalam bayangan Anto, pasti raja nya adalah tikus yang sangat besar.
" di sebelah mana dia datang Maya.. ? Apakah kamu tidak bisa memberikan nya..?
" dia datang dari belakang gubuk Anto,, dari perbukitan di hutan di belakang kita.. Aku tidak mampu Anto.. Aku hanyalah khodam. Sedang dia adalah sang pamomong. Kasti aku dan raja tikus itu sangat jauh berbeda... Hanya nyai yang bisa mengalahkan nya Anto.."
Anto mendengarkan perkataan Maya sambil menggeser tubuh nya untuk mengintip seperti apa bentuk nya raja tikus itu.
" siapakah nyai yang kamu maksud Maya.. ? Dimana dia berada Maya..?"
Sekarang Anto semakin penasaran, siapakah nyai yang di maksud oleh Maya.. Dan seperti apa wujud nya..?
Anto pun mulai mengintip ke arah belakang di mana raja tikus itu berada. Dan suara cicitan itu sudah tidak terdengar lagi. Bersamaan dengan menghilang nya semua tikus di sawah Anto. Anto melihat seperti seorang pengembala bebek lengkap dengan tajir di tangan nya. Muka nya tertutup caping. Tetapi samar samar Anto melihat kalau muka orang yang di intip Anto itu sangat mirip sekali dengan muka tikus.
" Anto... keluarlah.. Temui dia.. Berbicaralah baik baik, kita berada di posisi yang tidak menguntungkan."
Kata Maya kepada Anto. Karena Maya takut akan terjadi nya perselisihan, yang akan menimbulkan ke rugi an bagi diri nya dan Anto.
" Maya.. Bagaimana saya bisa berbicara dengan nya..? Sedang aku tidak tahu bahasa tikus Maya..?
Maya pun menatap aneh kepada Anto.
" bukankah sudah aku ajarkan semua mas Anto...? Itu seperti kamu berbicara dengan penghuni sungai. Tetapi bersikaplah yang sopan supaya di tidak tersinggung anto..!
bila dia marah,, kita tidak akan sanggup menghadapi nya Anto..!'"
Anto pun menuruti perkataannya, dengan badan agak membungkuk, dan tangan di depan, Anto berjalan ke arah si raja tikus. Setelah dekat, Anto menyapa nya dengan sopan..
" maaf kan saya sinuwun... Saya hendak bertanya..."
Raja tikus itu tidak memandang ke pada Anto. Karena Anto di anggap nya rakyat jelata yang tidak sepadan berbicara dengan nya. Tetapi karena sikap Anto yang sopan santun, raja tikus itu mau berbicara dengan Anto, walau dengan nada yang sombong.
" apakah kamu punya kelayakan untuk berbicara denganku manusia...? Setelah kamu menjerat sebagian rakyatku..?"
aku adalah pemimpin besar,, aku hanya berbicara pada sesama pemimpin. Tunjukan kelayakan mu untuk berbicara denganku manusia..!"
Anto sebenarnya sangat gedek sekali mendengar ke rombongan raja tikus itu. Tetapi karena peringatan dari Maya.. Anto pun menahan hati.
" baiklah sinuhun, bila itu menjadi syarat untuk berbicara dengan mu.. Saya akan tunjukan bahwa saya juga seorang pemimpin sinuhun."
Anto pun memanggil semua penghuni sungai yang telah takluk kepada Anto. datang lah angin yang besar dan dingin. Lalu munculah semua penghuni sungai yang berjumlah ribuan, semua tunduk dan bersimpuh di depan Anto.
melihat Anto juga mempunyai bawahan dari lelembut yang lumayan banyak.. Akhirnya raja tikus itu mau di ajak bicara dengan Anto.
" sinuwun.. Kenapa. Hanya sawah bagian sini yang sinuhun ganggu.. ini adalah sawah milik keluarga saya sinuwun.. tempat kami bertahan hidup."
Raja tikus itu memandang Anto, lalu menjawab pertanyaan Anto.
" hei manusia.. Saya hanya di utus oleh Sanghyang wenang untuk menjaga tongkat nya yang berada di sini.. Jadi saya melarang siapapun menggunakan tanah ini untuk di tanami.. Apa lagi untuk di huni..
kalau kamu hendak menggunakan tanah ini.. Ada dua syarat yang harus kamu penuhi.."
Kata raja tikus itu menerangkan permasalah mengapa dia dan rakyat nya mengganggu sawah yang sedang di garap bapak nya.
Apa syarat yang akan di ajukan oleh raja tikus itu,,?
dan mampukah Anto melaksanakan nya .?
Kita sambung di bab berikutnya.