Kanaya Nadhira.Perempuan berparas cantik berusia 28 tahun.Menikah dengan pria pilihannya,Bayu Bagaskara.Namun pernikahannya harus berakhir,karena hadirnya orang ketiga yang tak lain adalah sekretaris sang suami diperusahaan.Dan mengejutkannya lagi,perempuan tersebut sedang mengandung benihnya.Bayu menceraikannya karena ia belum bisa memberikan keturunan.Namun Bayu melupakan satu hal yang membuatnya harus kehilangan semua asetnya.Bagaimanakah kelanjutan kisah Bayu dan Kanaya?Yuk ikuti terus ceritanya..
Dikarenakan ini karya pertamaku , mohon bimbingannya ya😍
Terima Kasih🍒
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diandra Deanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS 12
Tak sabar ingin berkuasa,Siska pun menyuruh Bayu untuk segera menceraikan Kanaya.Dengan begitu,ia akan secara resmi menjadi nyonya seperti impiannya selama ini.Namun,sesuatu diluar dugaan justru terjadi.Keadaan jadi berbalik dan tak menguntungkan.Kanaya ternyata lebih dulu bermain cantik.Perempuan itu dalam sekejap menghempas khayalan indah Siska.
Jangankan jadi nyonya dan hidup enak,selama Bayu dan ibunya tinggal bersama dengannya justru Siska lah yang harus menghidupi mereka.Dengan sisa uang yang tak lagi banyak jumlahnya,ditambah lagi sikap ibunya Bayu yang kerap menjengkelkannya.Siska merasa kini nasibnya tak ubah seperti pepatah sudah jatuh,tertimpa tangga pula.
***
"Sudah siap Nay.Kita ketemu di pengadilan ya."suara bariton khas papa menyapa pendengaran dibalik ponselku.
"Iya Pa.Ini sudah siap-siap berangkat ke sana."jawabku sambil memakai heels bertali,sementara ponsel kujepit diantara pundak dan kepala.
"Good.See you."
"See you,Pa."
Tiba di gedung pengadilan,aku memarkir mobilku diatas halaman ber pavling yang berukuran luas.Ku tarik nafasku dalam-dalam.Ku kumpulkan tekad dan rasa percaya diri untuk menjalani sidang perdana perceraianku hari ini.Setelah merasa siap lahir batin,aku pun keluar dari mobil.
"Nay."panggil Papa dari kejauhan sembari melambaikan tangan.Segera ku hampiri beliau dan duduk disebelahnya."Habis ini giliran kamu."ucap Papa ringan sambil menunjuk ruang sidang yang tertutup karena sedang dipakai untuk sidang lain.
Kepalaku mengangguk kemudian celingukan mencari sosok lelaki yang akan ku gugat hari ini."Mas Bayu nggak mungkinkan dia nggak datang?Bukannya dia sangat ingin mempertahankan harta yang diklaim adalah miliknya itu."gumam Kanaya.
"Dia yang kamu cari Nay."seolah tahu apa yang ku pikirkan Papa berkata seraya menunjuk kesatu arah.Aku melihat kesana.Dimana tampak Mas Bayu datang bersama ibunya.Keduanya tampak melangkah tergesa.
"Pa,tampaknya mereka nggak pakai pengacara."bisikku pada papa."Itu namanya dia mengukur kemampuan.Bayar pengacara semahal apapun,mereka tak akan bisa memenangkan perkara ini."ujar Papa.
"Bukan karena papamu ini seorang lawyer yang hebat,melainkan karena surat perjanjian pra nikah yang kalian buat itu telah memiliki kekuatan hukum.Ditambah lagi foto-foto bukti perselingkuhan Bayu dan sekretarisnya."
Aku manggut-manggut mendengar ucapan papa.
Mas Bayu dan ibunya duduk diatas kursi tunggu yang tak jauh dari kami.Sesekali aku merasa dia sedang memperhatikan aku dan papa.Sekali waktu pula tatapan kami bertemu.Dia menatapku dengan sorot yang entah sulit diartikan.Penyesalan mungkin.Tapi hanya aku balas tatapan senyuman penuh arti kemenangan.
Setelah beberapa saat,sidang didalam pun selesai.Kami pun bersiap untuk memulai sidang.Aku dan papa masuk terlebih dahulu.Disusul Mas Bayu dengan ibunya yang penuh tatapan sinis kepadaku.Aku duduk pada kursi yang telah disediakan.Begitupun Mas Bayu,ia terlihat gugup.Ku tandai dari dia menghela nafas beberapa kali.
Sebenarnya aku pun sama gugupnya.Hanya saja kehadiran papaku sebagai kuasa hukum membuatku lebih percaya diri.
Seperti sidang cerai pada umumnya,hakim memulai dengan menanyai kami satu persatu,khususnya aku sebagai penggugat.Dalam hal ini,papa sebagai kuasa hukum pun berbicara mewakiliku.Dengan menyebutkan beberapa alasan kenapa aku melakukan gugatan cerai.
Mas Bayu hanya diam di kursinya sambil mendengarkan.Namun pada saat hakim mengkonfirmasi tuduhan-tuduhanku,beberapa kali ia mengelak.Semua itu dengan mudah dipatahkan oleh bukti-bukti yang ku bawa.
Bersambung...
