Suamiku Autis

Kedua netra bulat bening Mia terus saja memindai para mata yang menatap ke arahnya. Gadis berkemeja abu abu tua itu bahkan terus saja memperhatikan tampilannya hari ini.

Apa mungkin ada yang salah dengan hanya hari ini? Mia rasa tidak ada. Dia memakai pakaian yang sudah disiapkan untuknya, lalu kenapa mereka terus saja memperhatikannya?

"Pengasuh Mia!"

Langkah Mia terhenti, matanya menyipit saat melihat seseorang mendekat padanya. Perlahan Mia mengembangkan senyumannya, gadis itu menundukkan tubuhnya.

"Nyonya Eyang, ada yang bisa aku bantu?"

Wanita sepuh itu tersenyum tipis, tangannya terulur untuk menepuk pundak Mia.

"Sekarang hari selasa,"

Mia mengerutkan dahinya dalam, gadis itu belum mengerti apa yang di bicarakan oleh majikannya. Benarkah ini hari selasa? bukankah hari ini kamis? pikir Mia.

Gadis itu sampai tidak ingat hari gara gara onderdil Januar. Mia menggelengkan kepalanya, dia berusaha mengenyahkan limbah kotor yang ada di otaknya.

"Emm- bukannya ini hari kamis?"

Eyang tertawa kecil mendengarnya, wanita sepuh itu kembali menepuk lengan Almia.

"Kamu sampai lupa hari gara gara ngurusin Janu. Ya ampun, ya sudah hari ini bawa Janu jalan jalan. Karena biasanya Janu sering keluar di hari selasa untuk ke taman."

Kedua mata Mia berbinar, senyumannya merekah- ini dia yang Mia butuhkan, healing. Healing untuk menetralkan kinerja otaknya, setelah pagi tadi di buat korslet oleh onderdil Januar.

"Sudah sana! nanti keburu siang. Kayaknya Janu sudah nunggu kamu di depan,"

Mia mengangguk, kepalanya yang sedari tadi berdenyut kini perlahan mulai mereda. Kata healing yang terus saja mengaum didalam otaknya, membuat otot otot kakunya mengendur.

Senyuman Mia semakin menjadi, kala melihat Januar sudah berdiri di teras. Pria berkaos hitam, bercelana jeans pendek selutut dengan sepatu sport putih menghiasi kaki panjangnya- membuat penampilan Januar terkesan santai tapi cool.

"Janu mau ke taman, Mia."

Januar berbicara, namun kedua matanya terus saja tertuju pada rubik nya. Mia yang sudah tidak aneh lagi dengan sikap anak asuhnya, hanya mengangguk. Gadis itu mensejajarkan tubuhnya dengan Januar, membuat tinggi mereka berdua terlihat sangat berbeda.

Mia yang berada di bawah pundak Januar, membuat Sang Pengasuh seperti bocah saat bersanding bersama Sang Tuan Muda.

"Apa kita mau piknik? Mia harus bawa makanan?"

Mia memiringkan kepalanya, kedua mata bulatnya berkedip lambat- saat melihat Januar menoleh padanya.

"Enggak usah, Janu mau makan es krim nanti. Ayo Mia, nanti kita kesiangan!"

Mia kembali mengangguk, dengan riang gadis itu mengikuti langkah anak asuhnya. Keduanya memutuskan untuk berjalan kaki, karena area taman tidak jauh dari kawasan keluarga Rajendra, hanya beberapa ratus meter.

Januar terlihat fokus pada rubik nya, maka dari itu Mia harus menarik kaos bagian sisi yang di pakai Januar, agar anak asuhnya tidak salah jalan. Mia menghela napas pelan, saat melihat banyak mata yang menatap ke arah mereka berdua.

Mia membawa Januar ke salah satu kursi semen yang ada di sana. Keringat sudah membasahi punggung Mia, membuat kemeja yang di pakainya terlihat basah.

"Janu tunggu di sini, apa mau ikut Mia beli es krim?"

Mia menatap penuh harap, dia berharap Januar akan menjawabnya. Karena Mia tahu, kalau Januar sudah fokus pada rubik nya- pria ini akan lupa segalanya.

"Janu? Janu mau ikut Mia apa-,"

"Janu tunggu di sini aja. Tapi Mia jangan lama lama ya,"

Mia akhirnya menipiskan bibirnya, walaupun Januar masih fokus pada rubik ditangannya- setidaknya pria itu mau menyahut dan berbicara dengannya.

"Oke! tunggu di sini, jangan kemana mana! ingat, jangan kemana mana sampai Mia kembali!" Mia menekan kata Jangan Kemana Mana pada Januar.

Gadis itu menepuk pipi Januar pelan, sebelum dia pergi meninggalkan pria itu sendiri. Januar sendiri, tanpa Mia ketahui setelah kepergiannya Januar mengangkat kepalanya- menatap lekat punggung kecil pengasuhnya.

"Janu enggak akan kemana mana Mia. Mia jangan khawatir, Janu bakalan nunggu Mia disini!" tutur Januar pelan.

Dia kembali memainkan rubik nya, mengabaikan suara bising yang ada disekitarnya. Januar menunggu Mia, tanpa ingin beranjak dari tempatnya.

**PERAWAT ONDERDIL DEDE JANU NIH, SENGGOL DONG

YUHUUU JANGAN LUPA LIKE VOTE KOMEN HADIAH DAN FAVORITNYA

SEE YOU NEXT TOMORROW

BABAYYY MUUUAAAACCHH😘😘😘**