NovelToon NovelToon
Beloved Idol

Beloved Idol

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romansa
Popularitas:70k
Nilai: 5
Nama Author: Suci Aulia

Benci jadi cinta, atau cinta jadi benci?

Kisah mereka salah sejak awal. Sebuah pertemuan yang didasarkan ketidaksengajaan membuat Oktavia harus berurusan dengan Vano, seorang idol terkenal yang digandrungi banyak kalangan.

Pertemuan itu merubah hidupnya. Semuanya berubah dan perubahan itu membawa mereka ke dalam sebuah rasa. Cinta atau benci?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suci Aulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Derita Istri Artis

Seminggu setelah pernikahan, kehidupan Okta benar-benar berubah drastis. Vano seakan-anak menjungkir balikkan hidupnya.

Saat berita pernikahan mencuat, banyak fans yang merasa kecewa dan sakit hati. Sebagian dari mereka mendukung apapun keputusan idolanya, tapi sebagian lagi merasa tidak rela dan malah membully Okta.

Apalagi fans yang dari Korea, mereka lebih suka kalau Vano bersama dengan Alice Kim yang saat itu menjadi lawan main Vano di sebuah k-drama yang sempat viral. Dan mereka membully pasangan idolanya yang dirasa tidak layak.

Sedangkan fans inter, mereka lebih suka kalau Vano bersama dengan Selena yang juga merupakan artis terkenal dan sama-sama punya prestasi gemilang.

Okta rasanya pengen angkat tangan. Sangat berat menghadapi kehidupan seperti ini. Dia bahkan sampai menghindari menggunakan sosial media. Followers IG nya meningkat pesat, tapi itu semua adalah haters yang selalu mencaci makinya disetiap postingan yang dia buat.

Kepala Okta berdenyut memikirkan ini semua. Setelah menikah dia diajak Vano untuk tinggal di rumah pribadi cowok itu. Rumah yang luas dengan pelayanan yang lengkap dan penjagaan profesional. Okta jadi merasa seperti tuan putri.

Tapi terlepas dari semua fasilitas yang ada, dia tetap merasa kesepian. Vano jarang ada di rumah dan sering tidak pulang. Semingguan ini mereka bertemu pun bisa dihitung jari. Terakhir cowok itu menginjakkan kaki di Rumah ini kemarin pagi, dan sampai siang hari ini Vano belum kelihatan batang hidungnya.

Okta cuma bisa pasrah. Bahkan chat yang dia kirim kemarin malam aja belum dibalas.

Sore harinya dia ada panggilan untuk datang ke Bandara. Membantu staff yang lain mengurus perlengkapan pesawat yang akan take-off nanti malam.

Taksi yang ditumpangi berhenti di depan area parkir bandara. Saat dia turun dan selesai membayar uang taksi, tiba-tiba puluhan wartawan menghampirinya. Siap menyerangnya dengan pertanyaan-pertanyaan menguji iman. Membuat kondisi di area depan Bandara menjadi ricuh. Okta sontak kaget dan kelabakan.

"Ya ampunn, gini banget sih jadi istrinya artis" rutuknya dalam hati.

"Permisi, saya mau lewat" perempuan itu mencoba membelah kerumunan, tapi para wartawan tetap tidak mau minggir dan terus menyorotkan kamera mereka kearah Okta.

"Kak bagaimana tanggapan anda tentang berita kontroversi pernikahan Anda?" tanya salah satu wartawan.

"Bagaimana anda bisa menikah dengan Vano?"

"Kenapa Vano tidak mengantar anda?. Apa benar pernikahan ini karena terpaksa?"

Mereka terus menyudutkan Okta, seakan-akan Okta adalah orang yang tidak benar.

"Apa benar anda menjebak Vano di hotel supaya dia mau menikahi anda?"

Pertanyaan itu semakin keterlaluan. Rasanya Okta ingin berteriak dan bilang kalau dia adalah korban.

"Cukup!!" perempuan itu berseru kencang.

"Apa kalian tau kalau kalian sudah membuat keributan di tempat umum?!" Okta mulai menunjukkan taringnya. "Saya bisa melaporkan ini ke polisi karena kalian sudah membuat kerusuhan. Jadi stop mencecar saya dengan pertanyaan konyol kalian!!"

Tidak lama kemudian, Dave datang dan menyelamatkan Okta dari kerumunan. "Permisi, jangan ganggu teman saya"

Cowok itu melindungi Okta dibalik punggungnya. Membawa perempuan itu masuk melalui pintu samping.

Kepala Okta serasa mau pecah. Sudah dia duga, pernikahan ini pasti akan menjadi neraka untuknya.

"Ta, mending lo istirahat di ruang medis aja deh. Muka lo pucet banget" Dave memberi saran yang langsung diangguki oleh Okta. Rasanya akan sulit kalau dia bekerja dalam kondisi seperti ini.

Dave mengantar Okta ke ruang medis. Perempuan itu merebahkan dirinya di salah satu ranjang dengan posisi tangan yang dia letakkan di atas dahi.

"Lo mau makan apa?. Biar gue pesenin. Lo pasti belum makan kan" tebakan Dave selalu tepat sasaran. Sejak tadi pagi Okta cuma bisa makan buah. Minggu-minggu awal kehamilan ini dia jarang bisa makan dengan tenang. Setiap makanan yang dia telan akan langsung dia muntahkan selang beberapa menit kemudian.

"Ngga usah, gue tadi udah makan kok. Cuma Dave, gue boleh minta tolong gak?. Tolong izinin ke Mbak Gina ya, gue izin sakit. Pusing banget nih" ucap Okta.

"Oh yaudah, nanti gue izinin. Mending lo pulang aja kalo sakit" cowok itu memberi saran. "Mau gue anter?. Gue takut lo kenapa-napa di jalan kalo pulang sendirian"

Okta jelas menolak, bisa ribet urusannya kalau Dave mengantar pulang. Lebih baik dia pulang sendiri, gapapa lah bersakit-sakit dikit.

"Ngga usah, gue, gue dijemput suami gue"

Perempuan itu merutuki lidahnya yang asal ceplos. Boro-boro jemput, suami sialannya itu aja semalaman gak pulang.

"Yaudah gue temenin lo disini sampek suami lo dateng"

Astaga dragon!!

Okta jadi mati kutu. Ini sih udah pasti dia akan ketahuan bohong.

"Lo, lo gak kerja?. Entar dicariin yang lain loh" dia masih mencoba mencari alasan supaya Dave mau pergi.

"Kerjaan gue udah selesai"

Sumpah demi apa, Okta kelabakan. Buru-buru dia menyambar ponselnya mumpung Dave tidak melihat. Mencari kontak Vano lalu mengetikkan pesan berharap kali ini akan dibalas.

^^^~***Van..^^^

^^^~Bisa jemput gue di Bandara?. Please gue butuh lo***^^^

Sepertinya dewi fortuna sedang berpihak kepada Okta. Vano sedang online dan segera mengirim pesan balasan.

Vanooo

~Sorry gue gk bisa, lo pulang sama supir aja ya biar gw suruh jemput lo. Trus nanti gw juga ga bisa pulang, ada latihan

Sumpahh, darah Okta mendidih melihat isi chat itu. Dia membalas.

^^^~Gak usah pulang selamanya sekalian Van^^^

Perempuan itu mendengus sembari menahan kesal setengah mati. Dia meletakkan ponselnya dengan kasar. Tak berselang lama ponsel itu kembali menyala karena ada telfon, dari Vano.

"Dave bentar ya, gue mau ke toilet" izinnya.

Okta melipir ke toilet. Mengunci pintu rapat-rapat kemudian mengangkat telfon dari Vano.

"Apaan?!" dia bertanya dengan sengak.

"Ta, please lah lo ngertiin gue. Gue lagi sibuk, kalo gue udah free gue pasti pulang kok"

"Lo selalu minta dingertiin tapi lo gak pernah mau ngertiin gue. Hidup gue hancur Van dan itu semua gara-gara lo. Gue dibenci semua orang tapi lo gak peduli. Kalo tau gini mending kita gak usah nikah sekalian!!"

Okta balas membentak. Dia mematikan telfon bahkan sebelum Vano sempat menjawab. Kepalanya makin berdenyut. Okta juga bingung akhir-akhir ini dia jadi susah mengontrol emosinya.

Perempuan itu keluar dari toilet dengan muka kesal. Membuat Dave menatapnya bingung.

"Lo mau kemana Ta?" tanya Dave saat melihat Okta mengambil tasnya di meja.

"Pulang" sahutnya jutek.

Okta berjalan meninggalkan Bandara. Saat di area parkir perempuan itu tak henti-hentinya menggerutu.

"Udah lah Nak, kita minggat aja. Kita tinggalin bapak gilamu itu, Mami bisa kok gedein kamu sendirian"

Perempuan itu berdiri di pinggir jalan untuk mencari taksi, untung wartawan tadi sudah pergi.

"Ta...."

Dari arah kanan Vano berteriak memanggil namanya dari mobil yang dibuka kaca mobilnya. Okta menoleh. Tapi bukannya menghampiri, perempuan itu malah berjalan melawan arah. Vano kontan turun dari mobil. Dengan setengah berlari dia mengejar Okta lalu mencekal pergelangan tangannya.

"Lepasin!!" perempuan itu memberontak.

"Lo mau kemana?!" tanya Vano dengan nafas ngos-ngosan.

"Gue mau pergi"

"Lo mau pergi kemana"

"Kemana aja yang penting ngga liat muka lo!!" balas Okta dengan muka garang. Vano menghela nafas, mencoba sabar.

"Kita pulang ya" bujuknya sembari memegang kedua bahu Okta.

"Ogah, males!!"

Oke, Vano kudu lebih sabar.

"Istriku sayang, kita pulang ya. Disini panas, kan sayang kalo kamu jadi item. Pasti capek kan, nanti gue pijitin dehh. Biar nyonya seneng"

Kalo kayak gini Okta jadi gak punya alasan untuk nolak. Sebenarnya, di matanya saat Vano sudah cukup berjuang. Dia dapat melihat wajah lelah di muka cowok itu.

"Gendong" dia merengek manja sembari merentangkan kedua tangannya.

Vano terkekeh, dia berjongkok di depan Okta. "Naik"

Perempuan itu tersenyum senang dan langsung naik ke punggung Vano. "Let's Go!!

1
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
semoga ini awal yang baik buat kalian berdua dan gunakan lah sebaik mungkin biar ga ada dusta diantara kalian 🤭!!!!!!
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
akan kah Okta ngasih kesempatan kedua buat vano
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
kenapa harus pura² pdhl gak enak lho.....
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
pertemuan yang mengharukan antara vano dan okta
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
papamu aja bisa menemukan Okta,,,
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
seharusnya km sadar apa yg salah dari dirimu vano,,knp Okta memilih pergi darimu
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
hilang tanpa jejak tuh si okta
⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽
yg bilang dekil itu tanda nya sirik🤣
⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽
prnh ngerasain juga sih pas putus eh malah masih sayang🤣
⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽
astaga berak nanggung tinggal sebiji wkwkwk ngakak weeh
💙 Ɯιʅԃα 🦅™📴
inilah karma untuk Vano
💙 Ɯιʅԃα 🦅™📴
semakin ada kemajuan nih di hubungan Alex dan Okta.
💙 Ɯιʅԃα 🦅™📴: Alex dan Kiara
total 1 replies
💙 Ɯιʅԃα 🦅™📴
Sedih banget... masih sempat²nya pas mau pergi Okta masih ngingat Vano.
⏤͟͟͞R𝐈𝐍𝐃𝐔𝕸y💞🍀⃝⃟💙
astagah.... 😳😳😳
bener itu amp hamidun🤔
⏤͟͟͞R𝐈𝐍𝐃𝐔𝕸y💞🍀⃝⃟💙
whaa... jd buruan paparazzi
kasian tuh sana sini musti pinter nyari jln
⏤͟͟͞R𝐈𝐍𝐃𝐔𝕸y💞🍀⃝⃟💙
kl ga ada rasa cocok gmn mo tertarik 🙈
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ༄⃞⃟⚡𝐒𝐀𝐍𝐓𝐈🦚
makanya cari ayank biar ada yang bangunin🤭
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ༄⃞⃟⚡𝐒𝐀𝐍𝐓𝐈🦚
mungkin irfan gak bisa move on tuh makanya terus gangguin kamu
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ༄⃞⃟⚡𝐒𝐀𝐍𝐓𝐈🦚
ya bilang aja baik baik biar bisa bekerja lebih baik lagi sebelum pecat wkwkwk
💙 Ɯιʅԃα 🦅™📴
Aku kok jd kasihan juga yah sama Vano
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!