NovelToon NovelToon
Cinta Paksa Di Menara Kaca

Cinta Paksa Di Menara Kaca

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak / Cintapertama
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mr. Awph

​"Kaila terpaksa menukar seragam sekolahnya dengan status istri rahasia seorang CEO arogan demi sebuah wasiat. Di dalam menara kaca yang dingin, ia harus bertahan di antara aturan kaku sang suami dan ancaman para musuh bisnis yang siap menghancurkan hidupnya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Awph, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11: Kamar yang Terpisah

Menerjang sekolahnya dengan segala kemewahan yang ia miliki adalah hal terakhir yang Kaila inginkan dari seorang Adnan Dirgantara.

Gadis itu berguling ke sisi kanan ranjangnya yang luas sambil memeluk guling dengan sangat erat seolah sedang mencari perlindungan dari kenyataan yang kejam.

Pintu kamar yang terbuat dari kayu jati tebal itu nampak sangat kokoh dan seakan menjadi pembatas antara dua dunia yang sangat berbeda jauh.

"Mengapa takdir harus mempermainkan hidupku hingga aku terjebak di dalam menara yang sangat dingin ini?" bisik Kaila pada kesunyian malam.

Ia menatap langit-langit kamar yang dihiasi lampu kristal yang berpendar redup dan memberikan kesan mewah sekaligus sangat mencekam bagi batinnya yang lelah.

Rasa kantuk tidak kunjung datang menjemput karena bayangan wajah Adnan yang sangat ketus terus terngiang-ngiang di dalam ingatannya yang sedang kacau.

Kaila menyadari bahwa kamar yang terpisah ini bukan hanya sekadar urusan privasi melainkan bukti nyata bahwa pernikahan mereka hanyalah sebuah transaksi bisnis belaka.

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang sangat berat dan sangat teratur dari arah koridor luar yang biasanya sudah sangat sepi sekali.

Kaila menahan napasnya sambil menatap ke arah gagang pintu yang nampak berkilau di bawah siraman cahaya bulan dari balik dinding kaca.

Jantungnya berdebar kencang saat ia melihat gagang pintu itu bergerak turun dengan sangat perlahan seolah ada seseorang yang sedang mencoba masuk secara diam-diam.

"Apakah kau sudah tidur atau kau sedang menangisi nasibmu yang sangat malang itu?" tanya suara berat Adnan dari balik pintu.

Kaila segera duduk tegak di atas tempat tidurnya sambil merapikan piyama satinnya yang nampak sangat licin dan sangat berkilau di kegelapan.

Ia tidak menyahut karena tenggorokannya terasa sangat kering dan lidahnya seolah telah membeku akibat rasa takut yang kembali datang menyerang jiwanya.

Pintu itu akhirnya terbuka sedikit dan menampakkan siluet tubuh Adnan yang nampak sangat jangkung dan sangat dominan di ambang pintu yang remang.

"Saya belum tidur karena saya masih memikirkan ancaman Anda tentang sekolah saya besok pagi," jawab Kaila dengan suara yang sangat parau.

Adnan melangkah masuk ke dalam kamar tersebut tanpa meminta izin terlebih dahulu seolah ia sedang memeriksa salah satu aset properti miliknya sendiri.

Ia berdiri di dekat jendela kaca besar yang menampakkan pemandangan lampu-lampu kota yang nampak sangat kecil dan sangat jauh dari ketinggian tersebut.

Kaila merasa sangat tidak nyaman dengan keberadaan pria itu di dalam wilayah pribadinya yang seharusnya menjadi tempat paling aman baginya untuk beristirahat.

"Jangan pernah mencoba untuk mengunci pintu ini karena aku tidak suka ada ruangan di dalam rumahku yang tidak bisa aku akses secara bebas," tegas Adnan.

Gadis itu hanya bisa menunduk sambil meremas ujung selimutnya dengan jemari yang nampak sangat gemetar dan sangat pucat pasi karena tekanan mental.

Ia ingin memprotes tentang hak privasi yang seharusnya ia miliki namun ia teringat kembali pada nasib kakeknya yang kini sedang berada di tangan pria kejam tersebut.

Adnan memutar tubuhnya dan menatap Kaila dengan sebuah tatapan mata yang sangat tajam dan sangat sulit untuk dimengerti oleh akal sehat manusia biasa.

"Apakah Anda datang ke sini hanya untuk kembali mengintimidasi saya dengan aturan-aturan baru yang sangat konyol itu?" tanya Kaila memberanikan diri.

Sebuah senyum miring muncul di wajah tampan Adnan yang nampak sangat dingin seperti es yang tidak akan pernah bisa mencair oleh sinar matahari sekalipun.

Ia berjalan mendekat ke arah ranjang Kaila dan meletakkan sebuah map hitam yang berisi berkas-berkas penting yang nampak sangat resmi dan sangat rahasia sekali.

Kaila menatap map itu dengan penuh rasa curiga karena ia tahu bahwa apa pun yang diberikan oleh Adnan pasti akan membawa perubahan besar dalam hidupnya.

"Besok sekretaris pribadiku akan datang ke sekolahmu lebih awal untuk mengatur segala hal agar kedatanganku tidak menimbulkan kekacauan yang sangat memalukan," ujar Adnan.

Kaila merasa hatinya hancur berkeping-keping saat menyadari bahwa tidak ada lagi jalan keluar bagi dirinya untuk menghindar dari rencana gila sang penguasa menara.

Ia membayangkan tatapan mata teman-teman sekelasnya yang penuh dengan rasa ingin tahu dan bisik-bisik jahat yang pasti akan segera menyebar ke seluruh penjuru sekolah.

Adnan kemudian berbalik untuk pergi namun ia sempat menghentikan langkahnya sejenak tepat di depan pintu yang masih terbuka lebar dengan cahaya koridor yang terang.

"Ingatlah bahwa kau sekarang adalah Nyonya Dirgantara dan kau harus menjaga sikapmu agar tidak merusak nama baik keluargaku yang sangat terhormat," peringat Adnan.

Pintu ditutup dengan sebuah suara dentuman yang cukup keras dan menyisakan kesunyian yang nampak sangat berat bagi pendengaran Kaila yang sedang merasa sangat sedih.

Ia kembali merebahkan tubuhnya namun kali ini air mata yang sangat hangat mulai mengalir membasahi bantal sutranya yang nampak sangat mahal namun tidak berarti apa-apa.

Kaila merasa seolah-olah rahasia di balik tas sekolah miliknya akan menjadi beban yang sangat berat untuk dipikul sendirian di tengah keramaian gedung sekolah besok.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!