NovelToon NovelToon
Cinta Atau Obsesi??

Cinta Atau Obsesi??

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Teen School/College / Crazy Rich/Konglomerat / Mafia / Romansa / Nikah Kontrak
Popularitas:231
Nilai: 5
Nama Author: nhaya

Kanaya hidup dalam gelembung kaca keindahan yang dilindungi, merayakan tahun-tahun terakhir masa remajanya. Namun, di malam ulang tahunnya yang ke-18, gelembung itu pecah, dihancurkan oleh HUTANG GELAP AYAHNYA. Sebagai jaminan, Kanaya diserahkan. Dijual kepada iblis.Seorang Pangeran Mafia yang telah naik takhta. Dingin, cerdik, dan haus kekuasaan. Artama tidak mengenal cinta, hanya kepemilikan.Ia mengambil Kanaya,gadis yang sepuluh tahun lebih muda,bukan sebagai manusia, melainkan sebagai properti mewah untuk melunasi hutang ayahnya. Sebuah simbol, sebuah boneka, yang keberadaannya sepenuhnya dikendalikan.
​Kanaya diculik dan dipaksa tinggal di sangkar emas milik Artama. Di sana, ia dipaksa menelan kenyataan bahwa pemaksaan adalah bahasa sehari-hari. Artama mengikatnya, menguji batas ketahanannya, dan perlahan-lahan mematahkan semangatnya demi mendapatkan ketaatan absolut.
Bagaimana kelanjutannya??
Gas!!Baca...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nhaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mainan atau perhiasan??

Aku pun terperanjat mendengar bisikan Sofia.Otakku rasanya berhenti bekerja.

​"Apa kau bilang?" tanyaku, suaraku nyaris tak terdengar.

​Sofia hanya tersenyum maklum dan menunjuk ke meja.

"Tuan Artama dan Valencia. Sudah bertunangan sejak lama, Nona. Tapi tenang saja, mereka sering bertengkar. Saya rasa Tuan Artama sudah tidak terlalu peduli," ujarnya, mencoba menenangkan.

​Namun, kata-kata Sofia justru membuatku semakin panik. Aku tidak menunggu lagi, aku pun segera bangkit dan bergegas kembali ke kamar, menutup pintu dengan bunyi keras.

​Aku berjalan mondar-mandir di kamar, menggenggam kepalaku. Tunangan.TUNANGAN YANG SAH!!

​S!∆lan!

​Aku benar-benar shock total. Semua kepuasan kecilku karena berhasil mengusir Valencia tadi langsung menguap, digantikan oleh rasa malu yang jauh lebih besar.​Aku menyebut diriku tunangan Artama di depan tunangannya yang asli.

Astaga, Kanaya! Kau telah membuat dirimu terlihat seperti wanita murahan!

​Aku menyesal.Sangat menyesal telah membuka mulut dan menggunakan kata 'tunangan' itu. Artama pasti sekarang menganggap ku gila,atau lebih buruk,tergila-gila padanya sampai berani berbohong seperti itu.

​Aku pun lalu menyentuh bibirku.Tiga ciuman pagi ini.Semua terasa manis dan mematikan, seperti yang aku rasakan tadi.

Tapi ​Kenapa? Kenapa Artama tidak menolak sentuhanku semalam? Kenapa dia mencium ku kembali, bahkan dengan kecupan terakhir itu?

​Sebuah setitik rasa cemburu dan rasa kecewa yang tidak terduga mulai menyelinap di hatiku. Artama sudah memiliki Valencia.Tunangan sah. Lalu aku?aku bagaimana?Aku hanya...

​Aku pun lalu melangkah ke depan cermin.Menatap pantulan diriku sendiri.Wajahku memang terlihat kusut, mataku sedikit bengkak, dan penampilanku benar-benar jauh dari kata 'profesional'.

​Apa aku terlihat menyedihkan yaah?

​Air mataku pun tiba-tiba menggenang.Aku memikirkan semua kejadian hari ini, dari ciuman memalukan itu, lalu datangnya Valencia, dan kenyataan pahit bahwa Artama sudah terikat lama.

​Apakah selamanya aku hanya akan menjadi boneka mainan Artama?

​Kata-kata itu pun terngiang di kepalaku. Dia memperlakukanku sesuka hati,memelukku, menciumku, lalu membiarkan tunangannya yang sah mempermalukan ku di meja makan. Aku hanya alat baginya, pemuas rasa kesalnya, atau mungkin... pemuas hasratnya?.

​Rasa kesal karena merasa dipermainkan, ditambah rasa sakit hati yang aneh, membuatku kembali menangis.Ini bukan hanya karena malu. Ini karena perasaan bodoh yang mulai tumbuh, perasaan yang seharusnya tidak ada.

​Aku memaki diriku sendiri di depan cermin, dengan suara parau.

​"Lo berharap apa, Kanaya? Artama suka sama lo?Lo jelek!gak ada bagus-bagus nya!Dia itu monster! Dia tunangan orang! Dan lo cuma gadis b0doh yang berhasil dia manfaatkan karena keb0dohanmu sendiri!".

​Aku mengusap air mata dengan kasar. Aku merasa benar-benar hanya mainan, sebuah hiburan kecil yang bisa dia singkirkan kapan saja ketika tunangan aslinya datang.Semua kehangatan dan kenyamanan tidur semalam, semua kecupan itu, tiba-tiba terasa palsu dan sangat menjijikkan!.

​Monster! Artama bukan hanya monster yang harus ditaklukkan, dia adalah monster yang akan menghancurkan ku.

​Aku pun lalu duduk di tepi ranjang,berusaha menenangkan napas yang tersengal.Aku harus kuat.Aku harus fokus.Aku datang ke sini untuk tujuan yang jauh lebih besar daripada drama percintaan konyol ini.

​Artama, kau akan membayar mahal karena mempermainkan ku.

​Aku harus segera keluar dari penthouse ini, sebelum perasaanku sendiri menghancurkan misiku.Tapi, sayangnya, aku tidak punya pilihan selain tetap di sini. Untuk saat ini, aku harus menjadi gadis yang lebih kuat, dan lebih kejam.

​Aku tidak akan menangis lagi.Tidak di depan Artama.

​Aku mengambil napas dalam-dalam, mengunci pintu kamar, dan mulai merencanakan langkah selanjutnya.Aku tidak boleh takluk.Justru monster itu yang harus!.

Aku masih terduduk di tepi ranjang,merenungkan betapa bodohnya aku hari ini,saat itu,tiba-tiba pintu kamarku diketuk.

​"Nona Kanaya? Ini aku, Sofia."

​Aku pun cepat-cepat menghapus sisa air mata dan berusaha menenangkan diri. "Masuk!".

​Sofia pun melangkah masuk, kali ini ia tidak membawa piring kotor, melainkan sebuah kotak besar berwarna hitam dengan pita perak. Di tangannya yang lain, tersampir tas gaun bermerek.

Ada apa lagi ini??

​"Tuan Artama meminta saya menyampaikan,Anda harus bersiap-siap," katanya,sembari meletakkan kotak itu di tempat tidur.

"Kita akan pergi ke acara makan malam gala sore ini. Pertemuan dengan kolega penting beliau.".

​Aku menatap kotak itu, lalu beralih ke Sofia. Pesta? Kolega bisnis? Setelah semua drama ciuman dan kedatangan tunangan sahnya? Artama sudah gila!

​"Aku tidak akan pergi," kataku tajam.

​Sofia mengangkat satu alisnya. "Nona?".

​"Aku bilang, aku tidak akan pergi," ulangku,sambil berdiri.

"Aku bukan bagian dari dunia bisnis Artama. Aku hanya... boneka mainan yang tidak pantas terlihat di kalangan kolega pentingnya.Aku hanya akan mempermalukannya.".

​Aku berjalan mendekat ke arahnya. "Kenapa kau tidak menyuruh Artama pergi bersama tunangan sahnya saja? Valencia,si tante itu. Dia yang pantas mendampingi Artama di acara penting seperti itu.Bukan aku!!.".

​Sofia pun tersenyum, senyum yang kali ini tidak bisa ia sembunyikan sepenuhnya. Senyum yang penuh arti dan sedikit geli.

​"Nona Kanaya," katanya pelan, mencondongkan tubuh sedikit.

 "Apakah 'gadis k3cil' Artama sedang....cemburu?"

​Jantungku langsung tersentak.Cemburu?

"Tentu saja tidak!" bantahku keras, meskipun pipiku terasa menghangat.

"Aku kesal!Aku marah! Aku tidak suka dipermainkan, Sofia!Aku juga punya hati! Artama sudah punya tunangan! Aku tidak mau terlibat dalam drama konyolnya.Pergi sana, dan katakan padanya aku sakit kepala.".

​Sofia sepertinya malah mengabaikan penolakan ku. Ia malah membuka kotak hitam itu.Di dalamnya, terbaring gaun malam yang anggun, berwarna biru safir, dengan potongan yang terlihat sangat mahal dan elegan.

​"Gaun ini sudah dipesan khusus, Nona. Dan Tuan Artama bersikeras hanya Anda yang akan menemaninya malam ini," jelas Sofia, matanya yang tajam menatapku penuh makna.

 "Valencia sudah menelepon Tuan Artama lagi setelah insiden sarapan tadi, dan Tuan Artama menolak dengan alasan... tamu nya sedang tidak enak badan.".

​"Lihat?" Aku menunjuk gaun itu. "Dia bahkan tidak mau mengakui aku sebagai pasangannya yang sah. Dia hanya memperlakukanku seperti perhiasan yang bisa dia pakai dan buang!aku tetap tidak mau!".

...----------------...

^^^Pov Sofia^^^

Aku tersenyum tipis melihat reaksi Nona Kanaya. Dia memang masih muda, tapi ia memiliki percikan api yang sangat jarang aku lihat pada wanita yang berinteraksi dengan Tuan Artama.

 Tuan Artama sendiri terlihat... terkejut dan terganggu dengan kehadiran Valencia pagi ini.Itu saja sudah langka.

​Aku pun meletakkan kotak gaun itu di meja rias dan menghela napas. Tugas utamaku adalah memastikan Nona Kanaya siap.

​Artama si tuanku itu memang b0doh. Dia pikir aku tidak tahu apa yang terjadi semalam dan pagi ini?

​Aku pun lalu melangkah mendekati Nona Kanaya yang kini membuang muka ke arah jendela.

​"Nona Kanaya," kataku lembut, tapi dengan nada yang tidak bisa dibantah.

"Tuan Artama tidak pernah membawa Valencia ke acara kolega bisnisnya, terutama yang sepenting malam ini. Valencia terlalu... mencolok.Tuan Artama membutuhkan seseorang yang elegan dan tidak menarik drama.".

Next.....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!