NovelToon NovelToon
Istri Cantik Presdir

Istri Cantik Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Dijodohkan Orang Tua / Cintamanis / Cintapertama / Balas Dendam
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: znfadhila

Ibu Alya meninggal karena menyelamatkan anak majikannya yang bernama Bagas, dia adalah tuan muda dari keluarga Danantya.
~
Bagas patah hati karena kepercayaannya dihancurkan oleh calon istrinya Laras, sejak saat itu hatinya beku dan sikapnya berubah dingin.
~
Alya kini jadi yatim piatu, kedua orang tua Bagas yang tidak tega pun memutuskan untuk menjodohkan Bagas dan Alya.
~
Bagas menolak, begitupun Alya namun mereka terpaksa menikah karena terjadi sesuatu yang tidak terduga!
~
Apakah Bagas akan menerima Alya sebagai istrinya? Lalu bagaimana jika Alya ternyata diam-diam mencintai Bagas selama ini?
Mampukah Alya meluluhkan hati Bagas, atau rumah tangga mereka akan hancur?
Ikuti kisahnya hanya di sini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon znfadhila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11.

Bagas menghampiri Alya yang sudah tidak sadarkan diri, sementara pria bernama Rudi itu sudah tidak berdaya karena dihajar oleh Bagas.

Jelas saja Bagas emosi karena Rudi hampir saja melecehkan Alya, beruntung Bagas datang tepat waktu.

"Brengsek!" umpat Bagas marah dan frustasi melihat kondisi Alya.

Bagas segera meminta tolong pada anak buah Joshua untuk membawa Rudi ke pihak berwajib, Bagas tidak akan melepaskan siapapun dengan mudah terutama yang sudah terlibat dengan rencana gila ini.

Baru saja Bagas ingin memastikan kondisi Alya, seorang pria yang merupakan salah satu anak buah Joshua menghampiri.

"Kami sudah menggeledah seluruh rumah, tidak ada siapapun disini dan sekarang kami akan segera mencari bukti lain termasuk CCTV di rumah ini." jelas pria itu, Bagas mengangguk dengan ekspresi dinginnya.

"Cari tau dengan pasti apa Paman dan Bibinya terlihat atau tidak, malah bisa jadi mereka sendiri pelakunya." tangan Bagas mengepal kuat, jika benar Alya dijebak oleh Paman dan juga Bibinya maka Bagas pastikan mereka akan hancur.

"Baik, secepatnya akan kami temukan." Pria itu menjawab dengan penuh keyakinan, sebab mereka terlatih untuk mencari informasi secara cepat dan akurat.

"Makasih, oh iya satu lagi cari dokter sekarang juga Alya harus di periksa takutnya dia dikasih obat atau apapun itu." ucap Bagas kembali melirik Alya yang tidak sadarkan diri.

Bagas khawatir, Alya diberi obat yang membahayakan jadi Alya harus secepat nya diperiksa oleh dokter.

"Baik." pria itu segera keluar dari kamar Alya, pintu masih terbuka dengan lebar karena Bagas tidak ingin ada salah paham jika nantinya ada yang datang.

Bagas kembali menghampiri Alya, dengan pelan Bagas mencoba menepuk pipi Alya.

"Al, sadar Al."

"Sial, emang brengsek itu orang." Bagas geram sekaligus khawatir, sambil menunggu dokter datang Bagas mencoba berbagai cara untuk menyadarkan Alya.

Bagas melakukan itu sambil video call bersama Berlian yang masih di perjalanan, Husna dan Zaki juga ikut datang untuk memastikan kondisi Alya.

"Al, aku mohon cepet sadar." gumam Bagas penuh harap, entah obat tidur atau obat apa yang digunakan Latif untuk menjebak Alya.

****

Di sisi lain Latif dan Lela sudah berada di kantor desa tanpa menyadari jika Bagas sudah datang untuk menggagalkan rencananya, kedua kakak beradik itu percaya jika sekarang masa depan Alya sudah hancur.

Mereka tinggal melakukan langkah lain untuk membuat mental Alya semakin tertekan.

Sebelum masuk ke kantor desa, Lela dengan cepat merubah ekspresinya yang tadinya senang berubah panik. 

Latif juga melakukan hal yang sama, memang sama-sama manipulatif, jika orang yang baru bertemu mereka pasti tidak akan menyangka jika Latif atau Lela itu jahat.

"Bang gimana ekspresi aku udah mendukung belum?" tanya Lela memperlihatkan ekspresinya yang sudah panik. 

"Udah, bagus kita lakuin sesuai skenario." Latif tersenyum licik, Lela mengangguk. 

Kedua orang itu segera masuk kedalam kantor desa, secara kebetulan di kantor desa sedang banyak warga yang berkumpul untuk bertanya mengenai bazar sembako. 

Melihat banyaknya orang membuat Lela dan Latif semakin bersemangat, keduanya saling pandang kemudian tersenyum licik. 

"Bagus banget ini Bang, makin banyak orang makin gak bisa mengelak, mereka bisa langsung dinikahin hari ini juga." Lela tertawa puas. 

"Ssst, jangan terlalu berisik nanti yang ada rencana kita kebongkar." Latif menatap tajam Lela yang bisa saja berbuat salah alias keceplosan, rencana mereka bisa gagal total. 

"Maaf." Lela segera menutup mulutnya, mereka segera masuk kedalam dengan ekspresi panik yang dibuat-buat tentunya. 

"Bapak, Ibu tolongin kita." Lela memulai dramanya, warga yang ada disana langsung melihat kearah pintu masuk. 

"Loh, Pak Latif, Bu Lela ada apa ini?" kepala desa yang ada disana segera menghampiri kedua manusia gila ini. 

"Maaf Pak kades mengganggu, tapi saya kesini mau minta tolong sama warga desa." 

Para warga mulai mendekat dan mengerumuni Latif dan Lela. 

"Apa ada masalah?" tanya salah satu warga disana. 

"Begini, kan rumah peninggalan Ibu saya beberapa waktu belakangan gak ada yang menempati, hari ini saya kesana bersama adik saya berencana untuk membersihkan rumah itu tapi...." Latif sengaja menjeda ucapannya supaya semua orang makin penasaran. 

"Tapi apa Pak Latif?" 

"Tapi, tadi saya masuk duluan ke rumah ternyata gak kekunci, gatau ada yang bobol atau emang yang megang kuncinya pulang." Lela menambahkan masih dengan ekspresi sedihnya. 

"Emangnya siapa yang megang kuncinya?"

"Alya." jawab Lela sedikit ragu, padahal aslinya dia girang saat menyebut nama Alya. 

"Mungkin itu memang Alya, Bu Lela lalu apa masalahnya?" warga kembali bertanya karena masih bingung. 

"Masalahnya itu saya mendengar suara aneh dari dalam rumah." jawab Lela lagi. 

"Suara aneh apa?"

"Suara dari hubungan ya suami istri." Latif yang mengatakan itu, wajahnya benar-benar menjiwai jadi pakde yang baik hati memang kurang ajar ini orang. 

"APA?!" para warga berteriak kaget. 

"Yang bener aja, masa ada yang berani berbuat tak senonoh di rumah orang."

"Gak sopan banget berbuat disini, itu melanggar adat desa kalo bener mereka harus diarak dan di nikahkan!"

Para warga langsung marah, respon itu tentu saja yang di inginkan oleh Latif dan Lela, mereka tersenyum miring. 

"Makanya itu kami ingin minta bantuan, takutnya ada maling atau apa." ucap Latif menghela nafas berat seolah sangat khawatir. 

"Kalo gitu ayo kita cek kesana." putus kepala desa. 

'Bagus, selangkah lagi hidup Alya akan benar-benar hancur.' batin Latif menyeringai. 

"Tapi kalo bener Alya gimana Bang?" pertanyaan Lela membuat langkah para warga terhenti sejenak. 

Mereka berpikir opsi yang pertama yaitu maling, yang tidak sengaja terpancing untuk melakukan hal tidak senonoh tapi mendengar nama Alya disebut tentu mereka sangat terkejut. 

"Alya, mana mungkin Bu Lela kan Alya itu selalu bersikap baik lagi pula Alya kan lagi ada di luar kota."

"Betul itu, Bu Lela jangan asal tuduh."

Mendengar pembelaan itu membuat wajah Lela memerah menahan marah.

'Sial, masih aja di belain liat aja nanti.' batin Lela kesal. 

"Yasudah jangan berdebat disini, kita buktikan saja disana." kata Pak kades menghentikan perdebatan, akhirnya para warga datang kerumah Nenek Alya karena berita hoax dari Latif dan Lela. 

Padahal mereka sendiri yang merancang skenario tersebut. 

****

Di rumah Nenek Alya, usaha Bagas akhirnya membuahkan hasil ditambah sudah ada dokter yang memeriksa Alya. 

Gadis itu sudah sadar meskipun kepalanya masih terasa pusing, sementara dokter sudah kembali karena tugasnya sudah selesai. 

"Al, akhirnya kamu sadar juga." Bagas langsung lega melihat Alya tersadar. 

Alya terkejut melihat kehadiran Bagas disana, namun sedetik kemudian mata Alya membelalak sempurna mengingat kejadian yang menimpanya sebelum tak sadarkan diri. 

"Bang Bagas, kenapa bisa ada disini?" tanya Alya memegang kepalanya yang terasa berat. 

Alya berusaha untuk duduk bersandar, tapi tubuhnya masih terasa lemah Bagas yang melihat itu langsung membantu Alma. 

"Nanti aku jelasin, sekarang yang paling penting kondisi kamu gimana?"

"Aku-"

"YA AMPUN ALYA, KENAPA KAMU MALAH BERZINA DISINI!"

DEG! 

"Astaghfirullah! APA-APAAN INI!"

'Rasain kamu Alya!'

"B-bang..."

"Tenang." bisik Bagas, pria itu segera berbalik badan. 

"Siapa yang kalian tuduh berzina?"

Deg! 

"K-kok k-kamu..."

"Emangnya kenapa kalo saya? Anda berharap siapa yang ada disini!"

"I-itu......"

Bersambung......... 

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!