Kalisha Maheswari diwajibkan menikah karena mendapat wasiat dari mendiang Kakek Neneknya. Dirinya harus menikah dengan laki laki yang sombong dan angkuh.
Bukan tanpa sebab, laki laki itu juga memaksanya untuk menerima pernikahannya karena ingin menyelamatkan harta mendiang kakeknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaJenaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Transformasi Khalisa
Matahari mulai menampakkan wujudnya. Khalisa mulai terbangun karena terpapar sinar sang Surya yang berhasil masuk lewat celah-celah tirai jendela apartemen Edward.
"Hai dunia, aku sudah bangun." ungkap Khalisa yang sedikit bermalas-malasan.
"Huft! Baru kemarin aku tidur di rumah desa, sekarang tiba-tiba disini." lanjutnya yang kemudian meregangkan otot tubuhnya.
Ting nung!
Terdengar suara bel berbunyi. Khalisa kemudian beranjak untuk membukakan pintu apartemennya.
"Maaf Nona, silahkan ikut saya. Ini adalah perintah Tuan Muda." ucap Sekertaris Fian yang tengah berdiri gagah di depan pintu apartemennya.
"Ini masih pagi. Saya juga belum mandi." balas Khalisa.
"Maaf Nona, tapi anda harus ikut saya." ucap kekeh Sekertaris Fian.
Khalisa pun mendengus kesal mendengar ucapan Sekertaris Fian. Tiba - tiba datang dua wanita yang berpakaian seperti pakaian pelayan menghampiri Sekertaris Fian.
"Bawa nona ini. Jangan sampai lecet sedikitpun." Titah Sekertaris Fian yang membuat dua pelayan itu mengangguk.
Khalisa kemudian berjalan mengikuti sekertaris Fian dengan diiringi dua pelayan disampingnya. Entah apalagi yang akan dilakukan oleh Edward kepadanya. Baginya menjadi istri orang kaya itu sangatlah meribetkan dirinya.
"Kita mau kemana sekertaris Fian?" Tanya khalisa namun tidak ada jawaban dari sekertaris dingin itu.
Waktu masih menunjukkan pukul tujuh pagi. Namun Khalisa yang belum mandi sudah berkeliling. Mobil tiba tiba berhenti di depan sebuah ruko mewah yang bertuliskan 'Beauty Salon by Madam Gee'.
"Silahkan masuk Nona! Saya akan menunggu disini." Ucap sekertaris Fian yang duduk di ruang tunggu VVIP tempat itu.
Tiba tiba seseorang keluar dari balik pintu.
"Oh my Gosh sekertaris gantengku!! Kita sudah lama tidak berjumpa. Saat eike menerima panggilan, eike langsung cus loh! !" Tanya seseorang laki laki bergaya perempuan yang terkenal dengan sebutan 'Madam Gee'.
"Urus ini," jawab sekertaris Fian sambil menunjuk kearah Khalisa.
"Okay sayang!!" Sahut Madam Gee yang kemudian tersenyum membawa Khalisa masuk kedalam.
"Ayo Say!!" Ajak Madam Gee kepada Khalisa yang mengedarkan pandangannya ke segala sisi ruangan itu.
Ruangan itu banyak sekali peralatan yang menurut Khalisa aneh. Hiasannya yang serba pink membuat Khalisa sedikit bergidik ngeri.
"Maaf saya mau diapakan?" Tanya Khalisa kepada Madam Gee.
"Sudah say! Nurut saja! Saya akan menyihirmu menjadi Cinderella!" Ujar madam Gee yang diiringi dengan tertawanya yang khas.
Proses perawatan tubuh dan wajah Khalisa pun dimulai. Facial, Spa, pijat, waxing, menicure, pedicure hingga perawatan rambut pun dilakoninya. Terkadang dirinya merasakan sakit dan terkadang rasa nyaman. Sementara sekertaris Fian, ia menunggu dengan sesekali membaca koran bisnis yang sudah tersedia.
Sekitar 30 menit berlalu, pintu ruko itu terbuka. Kali ini Edward datang untuk memastikan apakah rencananya untuk mengubah penampilan Khalisa itu berhasil atau tidak.
"Tuan muda! Maafkan saya. Saya tidak tau jika anda pergi kesini." ucap Sekertaris Fian yang sedikit menundukkan kepalanya.
"Dimana dia Fian?" tanya Edward yang sudah menelisik ke berbagai arah.
"Sedang bersama Madam Gee, Tuan." jawab Sekertaris Fian.
"Baiklah. Pergilah. Biar aku yang mengurusnya." Titah Edward yang kemudian duduk di sofa samping Sekertaris Fian.
"Baik, Tuan." jawab Sekertaris Fian yang kemudian memberi hormat kepada Edward lalu pergi.
Setelah sekitar 3 jam menunggu, proses perubahan penampilan Khalisa telah selesai. Khalisa pun tampil dengan berbeda. Wajahnya yang memang cantik, menjadi semakin cantik dengan bantuan polesan dari Madam Gee. Rambutnya yang lepek kini menjadi terlihat sehat , tebal dan berkilau. Kulit wajahnya yang sedikit kusam, kini menjadi segar kembali.
Khalisa berdiri di depan cermin besar milik Madam Gee. Ia masih tak percaya melihat perubahan yang terjadi pada dirinya.
"Nona cantik, mari ikut eike ke depan. Kita naik panggung paripurna." pinta Madam Gee.
Khalisa pun hanya menurut saja dengan permintaan Madam Gee. Panggung itu tertutup tirai berwarna hitam. Namun jika Madam Gee menarik sebuah tali yang menggantung di dekatnya, tirai itu akan terbuka otomatis.
"Sekertaris Fian!!" Panggil madam Gee yang merasa bangga terhadap karyanya.
"Hei Madam!" Jawab Edward yang membuat Madam Gee berlarian meninggalkan Khalisa.
"Madam, mau kemana?" teriak Khalisa yang tak di hiraukan Madam Gee.
"Oh My Gosh! Tuan Muda tampan penuh wibawa, ada yang bisa saya bantu?" tanya Madam Gee dengan suara genitnya.
"Dimana dia? Apa kau sudah memoles wajahnya?" jawab Edward yang justru menanyakan keberadaan Khalisa.
"Dia sedang di dalam Tuan Muda, apa anda tidak sabar melihatnya?" goda Madam Gee.
"Jangan bertele-tele Madam, aku tidak suka menunggu terlalu lama!" bentak Edward yang membuat Madam Gee sedikit ketakutan.
Madam Gee kemudian kembali ke panggung paripurna dengan nafas tersengal-sengal.
"Dari mana kau Madam?" tanya Khalisa.
"Eike habis menemui kekasihku. Hihihi." jawab Madam Gee dengan tertawanya yang khas.
"Sudah siap, Nona?" tanya Madam Gee.
Khalisa pun mengangguk. Madam Gee mulai menarik sebuah tali yang terhubung dengan tirai hitam itu.
"Dan ini dia... Hasilnya!!!" Suara Madam Gee yang heboh.
Tirai sudah dibuka, Edward melongo melihat transformasi Khalisa. Gadis desa yang ia bawa kini sudah menjadi seorang princess. Untuk beberapa detik, Edward dibuat terdiam mengagumi kecantikan calon istrinya.
"Bagaimana, Tuan Muda?" tanya Madam Gee yang memecah lamunan Edward.
"Oh.. Em.. Ya..Ya.. Cantik.. Maksud saya bagus." ujar Edward yang tiba tiba gugup.
BEFORE
AFTER