NovelToon NovelToon
Benih Yang Tertukar

Benih Yang Tertukar

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh
Popularitas:12.6k
Nilai: 5
Nama Author: Linda Pransiska Manalu

Lima tahun pernikahan Bella dan Ryan belum juga dikaruniai anak, membuat rumah tangga mereka diambang perceraian. Setelah gagal beberapa kali diam-diam Bella mengikuti proses kehamilan lewat insenminasi, dengan dokter sahabatnya.

Usaha Bella berhasil. Bella positif hamil. Tapi sang dokter meminta janin itu digugurkan. Bella menolak. dia ingin membuktikan pada suami dan mertuanya bahwa dia tidak mandul..

Namun, janin di dalam perut Bella adalah milik seorang Ceo dingin yang memutuskan memiliki anak tanpa pernikahan. Dia mengontrak rahim perempuan untuk melahirkan anaknya. Tapi, karena kelalaian Dokter Sherly, benih itu tertukar.

Bagaimanakah Bella mengahadapi masalah dalam rumah tangganya. Mana yang dipilihnya, bayi dalam kandungannnya atau rumah tangganya. Yuk! beri dukungungan pada penulis, untuk tetap berkarya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda Pransiska Manalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab sebelas. insiden dalam kamar.

Menjelang tengah malam, pesta usai. Aula yang tadinya ramai dipenuhi tamu undangan sudah lengang. Beberapa pelayan membersihkan sisa-sisa perayaan pesta.

Martin juga nampak sibuk mengurus segala sesuatunya. Beberapa kali dia menelepon atau menerima telepon.

Sementara Bella sudah mengganti gaun pengantinnya dibantu pelayan Pak Bonar. Gavin sendiri tengah berbincang serius dengan kakeknya. Entah topik apa yang mereka bahas. Dari raut wajah Pak Bonar jelas sekali sedang menahan amarah.

"Sudahlah Opung, buat apa juga memikirkan hal itu." Gavin berusaha menenangkan kakeknya.

"Bibimu itu sudah keterlaluan. Berani membantah Opung!" teriak Pak Bonar dengar suara besarnya.

"Bibi datang atau tidak, gak ngaruh apa-apalah itu samaku. Opung tidak perlu pusingkan masalah itu."

Pak Bonar memang sedang kesal karena Hilda dan keluarganya tidak hadir dalam pesta pernikahan Gavin keponakannya. Alasannya juga sangat absurd, mereka sedang liburan ke luar negeri.

Padahal bukan musimnya liburan, sepertinya mereka sengaja mencari alasan supaya tidak hadir saja. Sejak peristiwa kemarin, saat Pak Bonar mengusir putrinya karena membawa Soraya ke rumahnya. Hilda seolah menghilang.

Kebiasaannya yang hampir setiap hari muncul di kediaman Pak Bonar, meski hanya sekedar cari gara-gara. Sejak kejadian itu Hilda tidak pernah lagi datang. Bahkan di saat acara penting keponakannya.

"Sudahlah Opung, kami pulang dulu," Gavin berdiri dan pamit.

"Sudah larut malam, Vin. Kalian menginap saja. Kasian Bella."

"Tapi Opung," Gavin ragu dengan saran kakeknya. Tapi, kalau dia bersikeras bagaimana dengan Bella. Jelas mereka akan tidur sekamar malam ini. Kakeknya akan curiga jika dia menolak.

"Tapi apa lagi. Kalian sudah menikah."

"Bukan masalah itu, Opung." Otak Gavin berputar cepat untuk mencari alasan agar kakeknya tidak curiga. Tapi otaknya buntu. Dia tidak punya alasan sama sekali. Malah akan menyeretnya ke dalam masalah.

"Mau cari alasan lagi? Apakah kamu sudah tidak merasa nyaman di rumah ini?" delik Pak Bonar.

"Bukan begitu Opung. Aku bilangin sama Bella dulu," Gavin lantas beranjak menuju kamarnya menjumpai Bella.

"Hem, aneh. Sikapmu sungguh membuat Opung curiga, Vin. Sepertinya ada yang kamu sembunyikan." guman Pak Bonar, menatap punggung Gavin yang menghilang di balik pintu.

Pak Bonar menghembuskan asap dari pipa rokoknya.

Bella sudah selesai salin pakaian. Dia sudah mempersiapkan dirinya untuk pulang ke rumah Gavin. Karena Gavin tadi telah memperingatkannya untuk berkemas.

Ketika Gavin masuk ke dalam kamar, bersamaan dengan Bella yang hendak keluar.

"O-fs!" Gavin dan Bella sama-sama terkejut karena keduanya nyaris bertubrukan. Tubuh Bella limbung karena kaget. Dengan gerak refleks, Gavin menarik tubuh Bella ke dalam pelukannya.

Untuk beberapa saat mereka saling pandang. Kedua pasang netra mereka saling mengunci. Tidak ada kata yang terucap. Bella terpaku, Gavin terpesona dan debaran jantungnya bertalu meriah.

Martin yang sedang mencari Gavin, hendak memberitahukan kalau semuanya sudah beres. Terkejut melihat adegan di pintu kamar.

Sekian detik dia juga terpaku, dan pada akhirnya berdehem karena kerongkongannya mendadak kering. Bukan sengaja hendak mengganggu kedua sejoli itu.

Melihat kemunculan Martin, Bella melepaskan diri dari pelukan Gavin. Wajahnya merona merah menahan malu. Gavin sendiri melenguh kesal. Lagi-lagi asistennya itu merecoki suasana.

"Maaf Bos, mobil sudah aku siapkan." lapor Martin.

"Kamu saja yang pulang, kita menginap malam ini." Gavin mendorong pintu dengan kakinya. Suaranya cukup keras, tertutup tepat di didepan Martin. Martin cuma bisa mengangkat bahu, dan tersenyum miring karena perubahan rencana itu.

"Selamat menikmati malam panjang Bos," gumannya dan berbalik.

"Kenapa pintunya ditutup?" beliak Bella karena mereka berada dalam satu kamar.

"Kakek meminta kita menginap malam ini." sahut Gavin datar.

"Ta-tapi?" ucap Bella terbata.

"Kamu tidur di ranjang. Aku di sofa. Jangan sampai kakek curiga."

"Oh, maaf. Biar aku saja yang tidur di sofa." ucap Bella merasa tidak enak. Karena ukuran sofa itu terlalu kecil untuk tubuh Gavin.

"Tidak apa, kamu tidurlah duluan." perintah Gavin, dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Dengan ragu, Bella naik ke atas ranjang. Menarik selimut dan menutupi seluruh tubuhnya sampai leher. Ini pertama kalinya dia tidur satu ruangan dengan pria asing. Meskipun mereka sudah menikah. Tapi pernikahan itu hanyalah sandiwara.

Bella mencoba menutup kedua belah matanya. Seluruh tubuhnya memang lelah karena hampir semalaman dia berdiri dan menyalami para tamu. Tapi, mengingat dia tidak sendiri di kamar ini, matanya sulit untuk diajak kompromi.

Sementara Gavin di dalam kamar mandi, terjebak. Dia lupa membawa handuk. Tidak mungkin dia keluar dalam keadaan tanpa busana. Mau menyuruh ambilkan handuk ke Bella, dia masih segan. Siapa tau juga sudah tertidur.

Bingung hendak mau bagaimana. Akhirnya Gavin melilitkan kemeja yang dia pakai tadi untuk menutupi tubuhnya.

Gavin membuka pintu, dan mengintip ke dalam ruangan kamar. Mungkin Bella sudah terlelap pikirnya. Diam-diam Gavin melangkah mendekati lemari.

Pelan-pelan membuka lemari pakaiannya. Seperti seorang pencuri saja layaknya. Karena takut kepergok Bella.

Apesnya, Bella yang belum sepenuhnya tertidur. Curiga saat mendengar suara pintu lemari dibuka. Dia lupa kalau Gavin berada dalam ruang yang sama dengannya.

Bella membuka matanya, dan terkejut saat melihat sesosok tubuh setengah telanj*ng membelakanginya. Spontan Bella berteriak mengagetkan Gavin yang telah berhasil meraih handuk.

Gavin berbalik, dan terkejut karena Bella tengah memandangi tubuhnya. Kemeja yang disampirkan di pinggangnya otomatis melorot, karena gerakan tubuhnya. Membuat Bella kembali berteriak di ikuti Gavin karena panik.

Bella menutup kedua matanya dengan telapak tangannya. Tapi masih menyisakan pandangannya lewat celah jemarinya.

"Stop! Jangan mengintip!" teriak Gavin panik ketika sadar kalau tubuhnya dalam keadaan polos. Segera dibelitnya tubuhnya dengan handuk. Mencari pakaiannya dan berlari ke kamar mandi.

Bella menarik napas lega. Tapi suara ketukan di pintu kembali mengagetkannya. Sepertinya suara gaduh dari dalam kamarnya telah mengagetkan seisi kamar.

"Gavin, buka pintu!" suara Pak Bonar bergema di luar kamar. Mungkin beliau mengira telah terjadi sesuatu pada mereka.

Buru-buru Gavin keluar dari kamar mandi. Membukakan pintu untuk kakeknya.

"Ada apa, Opung!"

"Apa yang terjadi disini. Opung mendengar suara teriakan." selidik Pak Bonar curiga.

"Oh, itu!" Gavin menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Pak Bonar tidak sabar mendengar jawaban, sampai mendelikkan matanya.

"Ada kecoa , Opung. Aku dan Bella berteriak karena kaget." dusta Gavin jengah.

"Hem, ada-ada saja. Sudah balik lagi tidur sana." Pak Bonar menarik nafas lega, lantas berbalik. Diikuti yang lainnya. Martin tidak bisa menahan tawanya sedari tadi, sampai sakit perutnya.

"Tin, tunggu!" teriak Gavin menahan langkah Martin.

"Siap Bos!" sahut Martin sigap.

"Untuk bulan ini gajimu aku potong!" Gavin lantas menutup pintu sebelum Martin sempat mengajukan protes.

Dibalik pintu, wajah Martin memucat karena gajinya akan dipotong.

"Salah aku apa?" keluhnya lesu.***

1
vj'z tri
kemaren ajj bilang ohhh Gavin i lope u forever mana ada prettt 🤣🤣🤣🤣
Linda pransiska manalu: liat yg lebih seksi, gelap mata ya Mak🤭😄
total 1 replies
vj'z tri
dasar emang ulat bulu 🤣🤣🤣🤣
Linda pransiska manalu: betul, betul betul, Mak. gatel🤭
total 1 replies
dewi roisah
😄😄
vj'z tri
kena kau sekarang ulat bulu 🤧🤧🤧
Linda pransiska manalu: iyq mak, kena perangkap🤣🤣
total 1 replies
vj'z tri
sikat bersih ulat bulu bel🤣🤣🤣
Linda pransiska manalu: siap mak, 🤭🤣
total 1 replies
Sunaryati
Usahamu akan sia- sia dan menjadi jalan kalian masuk penjara. Apalagi Lastri sudah menculik Ririn 2 kali. Semoga misimu ini lancar dan berhasil Max
Linda pransiska manalu: iya, mak karma akan mereka terima.
total 1 replies
Tulisan_nic
mampir Thor, suport 🫶
checangel_
Sabar Mba
checangel_
Dua pria dalam balutan Bella 🤧
checangel_
Ada-ada aja Dokternya 😭
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣 Lo emosi Lastri ..sama w juga emosi pake banget malah smaa lo🤣🤣🤣
Linda pransiska manalu: wkwkwk, barengan esmosinya ya mak.
total 1 replies
vj'z tri
kan pasti ditanya twins Dady Gavin kemana🫣🫣🫣
Linda pransiska manalu: iya Mak, eh, mak rappel upnya hari ini lo.
total 1 replies
vj'z tri
di goyang Thor up nya 🤭🤭🤭
Linda pransiska manalu: otak mak dah lemot.🤭🤭
total 2 replies
Linda pransiska manalu
iya mak, banyak yang menghslangi kebahagian mereka. tp bella dan Gavin bisa melewatinya. cinta mereka malalh semakin teguh.
vj'z tri
apa lagi ini Thor 😭😭😭😭😭😭😭 baru bahagia sebentar 🤧🤧🤧🤧
Sunaryati
Nah satu kali tepuk malah dapat 3 lalat, Nak Gavin dan Bella. Lastri, Darmin, dan Soraya. Kalian sudah di depan ayo semangat, segera hancurkan, suruh detektif mengincar kegiatan transaksi mereka dan booom grebek. Duuh emak tak sabar pasti seruuu ✋✋
vj'z tri
cepat kembali lindungi opung 😱😱😱😱
vj'z tri
sehati memang couple kita yang 1 ini🤭🤭
Sunaryati
Bella yang sekarang lebih cerdik dan tangguh karena didikan orang tua angkatnya
Sunaryati
Jujur sama suami Bella agar suamimu merasa dihargai dan dibutuhkan. Keterbukaan dalam rumah tangga itu penting, Nak Bella.
Linda pransiska manalu: pada akhirnya bella jujur juga Mak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!