NovelToon NovelToon
Adiwijaya Si Pendekar Kera

Adiwijaya Si Pendekar Kera

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Ilmu Kanuragan
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Abdul Rizqi

--bukan novel Horor--
--bukan novel bertema Mafia--
ini novel bertema Pendekar dan kesaktian jika tidak suka jangan di baca karena akan merugikan author jika kalian membaca tidak selesai. hargai karya orang lain.

***

Adiwijaya Bagaskoro merupakan anak yang selalu di manja kedua orang tuanya yang merupakan seorang demang di desanya. Namun penghianatan terjadi paman Adiwijaya membunuh kedua orang tua Adiwijaya dan mengambil mustika keluarga.

Adiwijaya mengejar Pamannya yang kabur ke dalam hutan hingga Akhirnya Adiwijaya bertemu dengan banyak kera dan seorang petapa sakti yang sulit mati sebelum menurunkan ketiga Ajiannya yaitu Ajian Anoman Obong, Pancasona, dan Ajian Bayu Saketi.

Bagaimana kisah Adiwijaya selanjutnya? dan akankah Adiwijaya mampu membunuh Pamannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Adiwijaya vs Mahesapati 2

Adiwijaya memejamkan matanya tangannya merapat, tiba-tiba angin yang berhembus di udara ini berubah drastis.

Angin di sekeliling Adiwijaya berhembus kuat, sampai-sampai pakaian Adiwijaya berkibar, bahkan sampai membuat Mahesapati kesulitan menjaga keseimbangan.

Tiba-tiba Adiwijaya membuka matanya yang tadi terpejam. Siluet matanya berubah menjadi biru keputihan bersamaan dengan mata Adiwijaya yang terbuka hembusan angin badai tercipta memporak porandakan apapun yang di sekelilingnya.

Bahkan sampai membuat Mahesapati terpental terkena terpaan angin.

Brug!

Mahesapati tersungkur ke tanah, dia menatap tidak percaya Adiwijaya yang melayang di langit dengan di keliling angin badai.

"Ba--bagaimana mungkin hanya dalam beberapa tahun saja bocah cecenguk itu berubah menjadi pendekar sakti mandraguna?" Batin Mahesapati yang sulit mempercayai fakta ini. "Ini tidak bisa di biarkan! Aku harus menggunakan mustika Mayasaka Bagaskoro!"

Dengan cepat Mahesapati mengeluarkan mustika itu, kini tubuhnya menghilang dan tidak bisa di lihat dengan mata telanjang.

Mahesapati langsung bersembunyi dan hendak menyerang Adiwijaya jika Adiwijaya lengah.

Wus...

Angin badai itu membawa hujan yang di ciptakan oleh Mahesapati sebelum ini.

Badai yang tercipta dari Ajian Bayu Saketi dan hujan itu akhirnya menghilang, cuaca kembali cerah dengan pohon-pohon yang sudah hangus.

Adiwijaya celingak-celinguk mencari keberadaan Mahesapati. Karena tidak mendapati Mahesapati Adiwijaya menjadi yakin Mahesapati menggunakan kekuatan Mustika Mayasaka Bagaskoro.

Tanpa basa basi lagi Adiwijaya langsung merapalkan mantra yang di ajarkan Raja Madyapuro sebelum ini.

Seketika itu juga Putri Madyapuro muncul di samping Adiwijaya, dia langsung bisa mengetahui kejadian ini melalui kacaunya hutan.

Dia yang memang bisa merasakan pengguna mustika Mayasaka Bagaskoro langsung memberitahukan kepada Adiwijaya keberadaan Mahesapati.

"Adi, kamu bisa melihatku bukan?" Tanya Putri Madyapuro.

"Iya putri, aku bisa melihatmu. Di mana Mahesapati itu berada?" Tanya Adiwijaya.

"Dia bersembunyi di balik pohon itu dan menggunakan mustika Mayasaka Bagaskoro membuat tubuhnya tidak bisa di lihat, namun tidak berlaku untukku." Jawab putri Madyapuro.

"Dasar pengecut, apa yang harus aku lakukan putri?" Tanya Adiwijaya yang mencoba meminta saran kepada Putri Madyapuro.

Putri Madyapuro yang sekaligus merupakan Panglima perang langsung bisa memberikan saran yang tepat dalam keadaan kali ini.

Dia kemudian berucap, " kamu tanpa sadar telah menggunakan tenaga dalam yang sangat banyak Adi, dan kamu bertarung hanya mengandalkan Ajian dan nafsu membunuh bisa di lihat dari hangusnya sebagian hutan ini, kamu jangan sampai terbawa kemarahan ketika bertarung Adi karena itu hanya akan membuatmu menyerang dengan sia-sia dan hanya akan menghabiskan tenaga dalammu..."

Adiwijaya mulai menyadari kekurangannya, dia memang terlalu percaya diri bisa membunuh Pamannya dan terlalu mengandalkan ajiannya tidak otaknya membuat Adiwijaya gampang terselubung kemarahan.

"Lalu apa yang harus aku lakukan putri?" Tanya Adiwijaya.

"Menurutku Mahesapati adalah tipikal pendekar yang cerdas sekaligus licik, dia berniat menyerangmu setelah kamu lengah. Lebih baik kamu ikuti saja rencananya berpura-puralah lengah dan ketika dia keluar aku akan memberitahu di mana lokasinya." Ucap putri Madyapuro.

Adiwijaya menganggukan kepalanya.

Dia kemudian secara perlahan turun angin badai di sekelilingnya mulai menghilang.

Adiwijaya juga menurunkan auranya seolah menunjukan kepada Mahesapati bahwa Adiwijaya mengira Mahesapati sudah pergi.

Melihat hal ini Mahesapati menyeringai lebar, "aku tidak tahu siapa yang menjadi gurumu hingga kamu mampu menguasai Ajian langka hanya dalam beberapa tahun saja, namun yang pasti kamu akan mati menyusul kedua orang tuamu, Adi." Batin Mahesapati sembari mengeluarkan sebuah kujang dengan bilah emas berkilau.

"Dengan kujang ini tamatlah riwayatmu!" Imbuhnya.

Adiwijaya berbalik badan, dia mulai berjalan pergi dengan langkah ringan.

Melihat hal ini Mahesapati menyeringai lebar, dia langsung keluar dari tempat persembunyiannya.

Mahesapati menghentakan kakinya dan hendak menikam Adiwijaya dari belakang dengan kujang di tangan kanannya.

"Di belakangmu Adi." Ucap Putri Madyapuro.

Dengan cepat Adiwijaya menoleh kebelakang dia memang tidak melihat apapun, namun sejatinya saat ini di depan Adiwijaya ada Mahesapati yang melesat.

Mahesapati kaget dengan Adiwijaya yang tiba-tiba menoleh kebelakang walaupun matanya tidak menatap dirinya.

Mahesapati menghentikan serangannya sesaat dia diam beberapa detik menatap manik mata Adiwijaya yang tidak fokus menatapnya.

"Dia berhenti di depanmu adi, jaraknya sekitar 3 meter." Ucap Putri Madyapuro.

"Ada apa ini? Manik mata Adiwijaya tidak melihatku namun mengapa dia tiba-tiba berbalik? Apakah indra kepekaanya setajam itu?" Batin Mahesapati.

Tiba-tiba Adiwijaya kembali berbalik.

"Ternyata benar dia tidak bisa melihatku! Pasti dia tadi hanya merasakan hembusan angin dari belakang dan secara tidak sengaja berbalik, ini kesempatan."

Dengan cepat Mahesapati kembali melesat sembari menghujamkan kujangnya. sasarannya langsung jantung Adiwijaya.

Siapa sangka Adiwijaya langsung berbalik, "kena kamu keparat!"

Crok!

Kujang itu menancap di dada Adiwijaya.

"Haha... Apanya yang kena bodoh?" Tanya Mahesapati yang berhasil menusuk jantung Adiwijaya.

Wajah Adiwijaya menunduk, darah mengucur deras dari dadanya.

"Haha..."

Mahesapati tidak henti-hentinya tertawa.

Tiba-tiba Adiwijaya mendongakan wajahnya menatap Mahesapati dia menyeringai lebar.

"Apakah kamu sudah puas tertawa, Mahesapati?"

Adiwijaya langsung menggenggam tangan kiri Mahesapati. Mahesapati yang menyadari Adiwijaya belum mati langsung mencabut kujangnya dan dengan gerakan cepat langsung menebas kerongkongan Adiwijaya.

Slash!

Blar!

Namun siapa sangka secara bersamaan Adiwijaya menggunakan Ajian Anoman Obongnya untuk membakar lengan kiri Mahesapati.

Tidak tanggung-tanggung Adiwijaya langsung menggunakan Ajian Anoman Obong ke tahap yang lebih tinggi yaitu api hitam.

Aarrrrgghhhhhh..... panaaasss...

Mahesapati langsung melompat mundur, namun tangannya di pegang erat Adiwijaya.

Mahesapati langsung memotong lengan kirinya sendiri dengan kujangnya. Karena lengan kiri Mahesapati memegang Mustika Mayasaka Bagaskoro membuat mustika itu jatuh ke tanah bersamaan dengan tangan kiri Mahesapati.

Mahesapati langsung menjauh dari Adiwijaya, namun kini dia bisa terlihat dengan mata telanjang.

Sementara Putri Madyapuro langsung mengambil mustika itu agar tidak terlalap api hitam.

"Bagaimana mungkin dengan luka tusuk di jantung dan kerongkongan yang tersayat lebar dia masih bisa hidup?" Batin Mahesapati.

Tiba-tiba lula tusuk di dada Adiwijaya menutup dan luka sayatan di lehernya juga menutup dengan sendirinya.

Adiwijaya menatap Mahesapati sambil menyeringai lebar.

"ba--bagaimana mungkin? Apakah Adiwijaya juga menguasai Ajian Pancasona? tidak! tidak mungkin dia menguasainya. mustahil Adiwijaya menguasai tiga Ajian langka sekaligus, pasti itu ajian Rawarontek!" Batin Mahesapati.

"Kini tamatlah riwayatmu, Mahesapati!" Ucap Adiwijaya sambil memainkan api di kedua tangannya.

1
neni nuraeni
wiiiih mantaap
Aqlul /aqlan
lnjut
neni nuraeni
hebaaat
neni nuraeni
lnjut
Aqlul /aqlan
dah sehari cek kok blm up thor...
Y. Haryadi
lanjut
neni nuraeni
alah Aya si gelo...Adi Aya si gelo mahesapati di tukang ppsan jg Ki Joko,ayo Adi podran tuh si mahesapati
Aqlul /aqlan
lnjutkn...
neni nuraeni
walaah ati" adi
Was pray
sudah lebih baik perangai Adiwijaya, otak manusianya sudah dipakai bukan otak kera....lanjut
Was pray
sudah lebih baik perangai Adiwijaya, otak manusianya sudah dipakai bukan otak kera....lanjut
Aqlul /aqlan
lnjut...
Was pray
kita lihat dulu pertumbuhan dan perkembangan MC nya masih jadi jiwa egois , tempramental apa udah jadian insan yg lurus, baru kasih b5
Aqlul /aqlan
heeemmm.....lnjut
neni nuraeni
semoga sja Adi tidak esmosi lgi,lnjut thor
Was pray
kita lihat Adi tetap berjiwa hewan atau berjiwa manusia setelah berlatih di bawah bimbingan srimulyani
Aqlul /aqlan
joosss sdh dilatih pasti lbih tenang...lnjut
Was pray
yah.....Adiwijaya kesaktian baru Segede upil udah merasa paling sakti seantero jagad, MC nya kokk jadi tolol sih?
Was pray
yah.....Adiwijaya kesaktian baru Segede upil udah merasa paling sakti seantero jagad, MC nya kokk jadi tolol sih?
Aqlul /aqlan
novel si cantik(puspa) kok dah nggak up thor apa macet kna demo... trmksh...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!