NovelToon NovelToon
Bukan Menantu Biasa

Bukan Menantu Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Saudara palsu
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Wahyuni Soehardi

Amira menikah dengan security sebuah pabrik di pinggiran kota kecil di Jawa Timur. Awalnya orang tua Amira kurang setuju karena perbedaan status sosial diantara keduanya tapi karena Amira sudah terlanjur bucin maka orang tuanya akhirnya merestui dengan syarat Amira harus menyembunyikan identitasnya sebagai anak pengusaha kaya dan Amira harus mandiri dan membangun bisnis sendiri dengan modal yang diberikan oleh orang tuanya.

Amira tidak menyangka kalau keluarga suaminya adalah orang-orang yang toxic tapi ia berusaha bertahan sambil memikirkan bisnis yang harus ia bangun supaya bisa membeli rumah sendiri dan keluar dari lingkungan yang toxic itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyuni Soehardi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Pesta ulang tahun Dinar telah usai, semua bahu membahu membersihkan halaman dan perkakas yang digunakan untuk pesta.

Semua yang hadir menyukai kue ulangtahun Dinar. Amira membagikan kue itu tanpa kecuali dengan potongan yang tebal dan terdiri dari dua macam kue yaitu bolu putih dan bolu coklat supaya semua bisa merasakan kue nya dan yang penting sekalian mempromosikan produknya.

Beberapa walimurid bertanya-tanya tentang kue itu dan Amira menjawabnya dengan profesional mulai dari bahan yang dipakai, jenis bolunya, ukuran hingga harganya.

Badut pesta memeriahkan acara pesta dengan joke-joke yang membuat semua tertawa terpingkal-pingkal dan permainan yang meramaikan acara.

Mbak Erna yang biasanya ketus dan malas membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga kali ini dengan senang hati membantu beres-beres dan mengucapkan terimakasih dengan setulus hati kepada adik iparnya.

Keluarga uwak Ratih ikut hadir ada Dewi dan calon suaminya. Bahkan order pertama adalah dari Dewi yaitu kue pengantin bersusun.

Order kedua dari teman Dinar kue ulang tahun dua susun yang harganya lebih ekonomis daripada harga kue ulang tahun Dinar yang tiga susun dengan request karakter Winnie de Pooh.

Akhirnya semua selesai. Rumah sudah bersih seperti sediakala. Amira memasukkan makanan yang tersisa kedalam kulkas untuk sarapan besok pagi. Untunglah pestanya hari Sabtu malam Minggu. Pada hari Minggu semua pada bangun kesiangan.

Amira bangun kemudian memasak nasi dengan Magic Com lalu membuat kopi capuccino racikannya sendiri dan ditemani kue ulangtahun Dinar dia menikmati paginya.

Dia melihat-lihat foto ulang tahun keponakan nya dan menguploadnya di medsos nya. Dia mengupload kue ulang tahun Dinar dan di slice kedua foto cappucino dengan potongan kue nya.

Mumpung semua orang belum bangun Amira bertukar kabar dengan orang tuanya.

Mama Amira seorang istri direktur tapi tidak berpangku tangan dan tergantung pada suami. Wanita dua anak itu memiliki usaha cafe yang instagramable di kota kecil tempat suaminya bertugas.

Amira bisa saja bekerja di cafe mamanya tapi dia masih ingin merintis usaha barunya.

Saat asik bertukar pesan dengan mamanya tiba-tiba suaminya minta dibuatkan kopi. Dia terlihat terburu-buru mandi.

Amira bergegas membuat kopi hitam buatan suaminya. Dia juga menghangatkan sisa makanan di pesta kemarin dg microwave lalu menyajikannya dimeja makan.

“Ini mas kopinya. Mau makan nasi atau kue ulangtahun Dinar?”

“Kue ulangtahun Dinar saja kemarin aku belum sempat mencicipi.” Kata suaminya

Amira mengambilkan kue untuk suaminya dan menyajikannya diruang tamu.

“Mau pergi kemana mas,” tanyanya.

“Mas Adam telpon minta dijemput di stasiun KA. Dia pulang hari ini. Telpon istrinya tidak diangkat. Mungkin istrinya masih tidur.” Jawab suaminya sambil menyendok kue tart buatan istrinya dan mengunyahnya.

“Hmmm rasanya enak sekali dek. Aku yakin usahamu bakal ramai order.” Puji suaminya.

“Untuk menjemput mas Adam boleh mas pinjam motor mu dek. Rantai motorku harus kuganti baru. Rencananya setelah menjemput mas Adam baru mas mau ke bengkel.” Pinta suaminya.

“Dari promosi di ulang tahun Dinar kemarin aku sudah dapat dua order mas. Kue pengantin dan kue ulangtahun.” Kata Amira sambil menyerahkan kunci motornya kepada suaminya.

Dedy segera menghabiskan kue nya dan kopinya lalu bergegas pamitan dan berangkat ke stasiun KA.

Ibu sudah bangun dan sudah selesai mandi kemudian sarapan sendirian.

“Ibu mau pergi?” Tanya Amira.

“Iya mau ke rumah sakit.” Jawab mertuanya.

“Kenapa setiap hari ibu harus ke rumah sakit? Emang anaknya ga ada yang gantian nungguin uwak ya Bu?”

“Sudahlah tidak apa-apa mungkin mereka repot dan minta tolong ibu yang menjaga uwak.

“Tunggu mas Dedy pulang dari menjemput mas Adam saja bu nanti saya antar. Ibu sarapan dulu ya. Mau sarapan nasi atau kue ulang tahun Dinar kemarin?”

“Ibu makan nasi saja Mir, kue ultahnya boleh di masukkan kotak bekal suamimu. Hari ini dia ga kerja kan?”

“Iya boleh bu.” Jawab Mira yang langsung menyiapkan apa yang diminta mertuanya.

Mereka tidak menunggu kedatangan Dedy dan Adam terlalu lama. Begitu mereka datang Amira membonceng mertuanya ke rumah sakit tempat uwak Ratih dirawat.

Sesampainya di ruangannya Amira tertegun tidak ada seorangpun yang menjaganya.

“Untung kau datang Asih, aku haus.” kata uwak Ratih.

“Sebentar Yu saya ambilkan minum.” Ibu bergegas mengambil gelas berisi air dan dengan sendok dia menyuapi kakaknya.

“Siapa itu yang datang?” Tanya nya dengan suara lemah.

“Dia menantuku istrinya Dedy. Tadi aku diantar kemari sama menantuku.”

Mata sayu uwak menatapnya dan bergumam “menantumu cantik sekali Sih, bukan saja cantik wajahnya tapi juga hatinya. Jangan kau sia-siakan dia Sih.”

“Ah uwak terlalu memuji, uwak kan baru ketemu saya masa sudah tahu hati saya cantik apa tidak?” Kata Amira.

“Bagi orang yang tidak lama menunggu ajalnya kadang bisa melihat hal-hal yang tidak bisa dilihat oleh orang lain.” Ujarnya.

“Yu kamu jangan nglantur begitu, ayo semangat. Kamu sebentar lagi mantu lho. Kamu harus bisa hadir di pernikahan putrimu Yu.” Ibu menepis kata-kata kakaknya dengan mata berkaca-kaca.

Air mata uwak menetes, dia bergumam lirih “aku telah gagal sebagai ibu Sih. Aku pasrah apapun yang terjadi. Ampuni kesalahanku baik yang kusengaja maupun yang tidak kusengaja ya Sih.”

“Yu Ratih selama ini hanya kamu satu-satunya yang kumiliki setelah kepergian orang tua kita. Aku sangat menyayangimu Yu. Bertahanlah Yu. Lihat Yu menantuku kemarin membuat kue ulang tahun cucuku rasanya enak sekali. Cobalah kusuapi ya Yu.”

Ibu mengambil kotak bekal makanan yang berisi kue ulang tahun Dinar dan mencuilnya sedikit dengan sendok dan menyuapkannya pada uwak Ratih.

Uwak mengunyah sambil memejamkan matanya.

“Ini kue terenak yang pernah kumakan Sih. Aku mau lagi.”

Ibu kembali menyuapkan roti itu. Dan uwak kembali mengunyah dan menelannya. Hampir separoh uwak menghabiskan kue itu. Kemudian uwak meminta minum. Dan dia ingin tidur. Ibu membetulkan selimut nya dan mengajakku keluar.

“Ayo kita keluar. Biarkan uwak istirahat.” Ajak ibu mertua Amira.

Mereka berdua keluar dan duduk dibangku yang ada diluar kamar rawat inap di rumah sakit itu.

“Kalau ibu pulang ke rumah siapa yang menjaga uwak Bu?” Tanya Amira.

“Tidak ada Mir. Anak-anak uwak adalah anak tiri yang tidak begitu memperdulikan ibunya. Cuma Dewi yang merupakan anak kandung uwak dari suami kedua. Tapi kelakuannya sama saja dengan saudara-saudara nya yang lain.”

“Kemarin uwak menitipkan handphone dan sebuah surat yang ibu simpan di rumah. Ibu tidak tahu itu surat apa karena kesibukan kita beberapa hari ini surat itu jadi terlupakan. Ingatkan ibu untuk membacanya hari ini. Ibu dilema apakah ibu harus memberitahukan masalah ini dengan keluarganya atau tidak. Karena selama ini tidak ada yang menjenguk uwak maka ibu diam saja.”

“Kalau ibu yang dipercaya uwak untuk menyimpan benda itu maka sebaiknya ibu diam saja sampai ibu membaca surat yang diberikan uwak pada ibu.”

“Baiklah kalau begitu. Ayo kita masuk. Uwak sebentar-sebentar tidurnya. Barangkali dia sekarang sudah bangun.”

Keduanya masuk dan mendapati uwak Ratih masih tidur tapi wajahnya damai dan senyumnya sedikit tersungging. Amira agak heran. Iseng dia mengangkat pergelangan tangan uwak Ratih dan memeriksa denyut nadinya. Amira sangat terkejut dan segera memencet bel suster.

“Ada apa Mir?” Tanya mertuanya dengan cemas.

“Sebaiknya kita tunggu suster datang saja bu.” Jawab Amira. Sambil membimbing mertuanya untuk duduk. Dia berusaha untuk tenang. Dalam hati dia masih sangat terkejut uwak Ratih ternyata sudah meninggal.

1
Nadira ST
thor smoga keluarga mertua Amira baik terus ya jangan sampai berubah jahat
Diah Susanti
kalau yang aq baca sampai sini sih, yang toxic cuma kakak iparnya saja. ibu dan ani juga baik, semoga gk dibikin berubah sama othor😁😁😁
Sri Wahyuni
😍
Sri Wahyuni
Amira benar kakak ipar harus dilawan KLO ngelunjak
Sri Wahyuni
Amira pinter bgt
Sri Wahyuni
Bagus ceritanya n tidak belibet
Ceritanya bagus kak, reletabel sama kehidupan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!