NovelToon NovelToon
Two Promises 2

Two Promises 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Time Travel / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Angst / Romansa
Popularitas:673
Nilai: 5
Nama Author: Penulis Anonim

Season kedua dari "Two Promises"

Musim panas telah berlalu, dan Minamoto Haruki akhirnya berhasil menjalin hubungan dengan Yoshimoto Sakura. Namun, perjalanan waktu Haruki untuk menyelamatkan kekasihnya baru saja dimulai.

Seiring berjalannya waktu, bayang-bayang masa lalu mulai mengancam kebahagiaan mereka. Haruki harus menghadapi konflik internal keluarga Yoshimoto yang gelap, dan yang lebih mengerikan, rahasia besar yang selama ini disembunyikan Sakura mulai terungkap perlahan.

Akankah Haruki mampu mengungkap kebenaran dan mengubah takdir yang menanti? Atau, akankah usahanya sia-sia, membawa mereka pada akhir yang tragis seperti di masa lalu?

Saksikanlah perjuangan mereka dalam 'Two Promises 2"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penulis Anonim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 10 - Kenangan Manis Bersama Mantan Kekasih

[18 Oktober — 2010]

Hari itu, aku pertama kali bertemu dengannya di dalam sebuah kafe.

[•] Kafe

Pada saat itu, aku sedang dilanda panik karena kehilangan dompetku saat ingin membayar pesananku di kasir.

"Eh, kenapa tidak ada?!"

Gelisah, panik aku mencari dompet di dalam tasku yang tak kunjung ketemu.

"Ini, milikmu kan?" seseorang memberikan dompetku.

Aku mengangkat kepalaku dan melihat wajah orang yang menemukan dompetku.

Orang itu itu tersenyum padaku. "Kamu tadi menjatuhkannya di dekat toilet," ucap orang itu.

Aku mengambil dompetku, lalu mengucapkan terima kasih padanya.

"Sama-sama," balas orang itu, kemudian pergi keluar kafe meninggalkanku di kasir.

Aku pun langsung membayar dan segera pergi keluar kafe untuk mengejar orang itu.

Namun saat aku keluar kafe, orang itu telah menghilang dan pergi jauh.

"Siapa ya laki-laki tadi? rasanya aku pernah melihatnya di suatu tempat."

Seperti itulah pertemuanku dengan seorang laki-laki misterius yang menolongku.

Sungguh pertemuan yang tak terduga. Bahkan aku tidak sempat menanyakan siapa namanya.

Setelah itu pun, aku berharap dapat bertemu kembali dengannya suatu hari.

[24 Oktober — 2010]

[•] Taman

Sesudah pulang sekolah, aku pergi ke sebuah taman dekat rumahku untuk menenangkan diriku setelah hari yang berat di sekolah.

Aku duduk di salah satu bangku taman dan melamun sambil menundukkan kepalaku.

Sudah hampir satu minggu aku tidak bertemu kembali dengan orang itu.

"Kapan ya, aku akan bertemu kembali dengannya?"

Ah... kenapa aku tidak bisa melupakan orang itu? padahal aku baru satu kali bertemu dengannya.

Di saat aku sedang melamun, aku melihat sepasang kaki dari orang yang datang menghampiriku.

"Yo, lama tidak bertemu. Gadis yang kehilangan dompetnya."

Suara ini, aku mengenalnya!

Aku mengangkat kepalaku dan melihat sosok laki-laki yang sama dengan orang yang menolongku di kafe beberapa waktu yang lalu.

Mulutku menganga tak percaya kalau akan bertemu kembali dengannya di tempat seperti ini.

Orang itu tertawa kecil, lalu tersenyum. "Mulutmu terbuka tuh! awas nanti ada lalat masuk."

Aku menutup kembali mulutku, lalu tersenyum tipis. "Boleh kutahu siapa namamu?"

Sesaat setelah aku bertanya, orang itu mengulurkan tangannya padaku.

"Namaku Amane Shinji. Salam kenal."

Amane... Shinji. Nama yang bagus.

Aku pun berdiri dan kemudian menjabat tangannya sambil tersenyum lebar.

"Namaku Yoshino Mai... salam kenal ya, Amane-kun."

Seperti itulah kejadian yang membuatku dapat mengenal Amane-kun.

Setelah perkenalan yang singkat itu, kami pun bertukar nomor ponsel untuk dapat tetap saling berhubungan.

Selama beberapa bulan, aku berteman baik dengan Amane-kun. Baik itu melalui pesan singkat di aplikasi pengirim pesan, maupun saat bertemu untuk mengobrol tatap muka.

Sampai akhirnya pada saat libur musim semi, Amane-kun mengajakku untuk pergi ke mall.

[20 Maret — 2011]

[•] Mall

Aku datang telat karena terlalu lama merias diri sebelum berangkat ke mall.

Aku membungkukkan badanku dan meminta maaf padanya saat bertemu di depan mall.

"Kamu tak perlu minta maaf, Mai-san. Lagi pula aku belum lama menunggumu."

Seperti itulah yang dikatakan olehnya, namun aku tetap merasa bersalah dan berniat untuk mentraktirnya satu kali di kafe.

"Tidak perlu, Mai-san. Kamu tidak perlu mengeluarkan uangmu untuk membelanjakanku. Lagi pula, kan aku yang mengajakmu ke sini."

Dia mengatakannya dengan wajah tersenyum, membuatku semakin merasa senang karena memiliki teman sepertinya.

"Benarkah, Shinji-kun?!"

"Aku bersungguh-sungguh, Mai-san."

Pada saat Amane-kun mengatakan itu padaku. Jantungku berdegup sangat kencang.

Dan aku pun meyakininya, kalau itulah yang dinamakan cinta.

Setelah itu, Amane-kun membawaku pergi berkeliling Mall dari lantai bawah sampai ke atas.

Aku sangat menikmati saat-saat itu bersama dengan Amane-kun.

Tanpa kami sadari, sore hari pun tiba dan kami berjalan pulang bersama.

Namun di tengah perjalanan, Amane-kun mengajakku untuk mengunjungi taman tempat kami berkenalan waktu itu.

Dan kami pun duduk bersebelahan di bangku taman yang sama. Aku pun merasa sangat senang pada saat itu.

[•] Taman

Setelah beberapa menit duduk tanpa saling berbicara, Amane-kun pun memulai pembicaraan itu.

"Nee, Mai-san."

Aku menoleh, "Ada apa, Shinji-kun?!"

Sambil menatap langit, Amane-kun bertanya padaku.

"Apakah kamu menikmati saat-saat di mall tadi, Mai?"

Sambil tersenyum aku menjawab, "Tentu saja aku menikmatinya, Shinji-kun!"

"Syukurlah kalau begitu... "

"..."

Keheningan sesaat pun tiba, aku kebingungan dalam mencari topik pembicaraan yang lain.

"Duh, aku harus bicara apa lagi ini?" batinku bertanya.

Tak lama kemudian, di antara keheningan itu, Amane-kun menoleh dan kami pun saling bertatapan.

"Mai-san, aku mencintaimu."

Saat Amane-kun menyatakan perasaannya padaku. Aku merasakan senang dan panik di saat yang bersamaan karena bingung mau menjawab apa.

Wajahku merah merona saat mendapatkan pernyataan cinta darinya.

Sambil malu-malu aku menggenggam kedua tanganku, aku pun menjawab dengan suara pelan.

"Aku j-juga... Shi-Shinji-kun."

Setelah itu, aku dan Amane-kun pun berpacaran dan menjalani hari-hari kami sebagai sepasang kekasih.

Namun, hubungan manis itu hanya bertahan sampai pertengahan musim dingin.

* * *

[24 Desember — 2011]

Pada saat malam natal, Amane-kun mengajakku untuk pergi bersama ke suatu event natal di Shibuya.

[•] Shibuya, Tokyo

Kami pergi ke acara itu untuk melihat pohon natal yang sangat besar dan menikmati jajanan lokal yang dijual di acara itu.

Aku sangat menikmati acara itu bersama dengan Amane-kun dan tidak mengetahuinya kalau itu adalah kali terakhir aku bersama Amane-kun sebagai sepasang kekasih.

Tepat setelah acara berakhir, Amane-kun meminta untuk memutus hubungan yang sudah cukup lama kami jalani ini.

"Kita sudahi saja hubungan kita ini, Mai-san."

Awalnya aku mengira kalau Amane-kun hanya mengerjaiku saja.

"Kamu bisa saja mengerjaiku, Shinji-kun. Itu bohong kan?!"

"Yang aku katakan padamu itu benar, Mai-san. Kita akhiri hubungan ini sekarang di sini, di tempat ini."

Senyumku yang tadinya lebar, kini menghilang secara perlahan bersamaan dengan Amane-kun yang pergi meninggalkanku sendiri di tempat itu.

Rasa galau menyelimutiku selama hampir satu minggu karena merasa tak terima Amane-kun meminta putus tanpa alasan.

Karena hal itulah aku mulai benci pada Amane-kun yang sudah memutuskanku.

Padahal aku tahu, kalau Amane-kun bukanlah orang yang akan tiba-tiba menyakiti perasaanku seperti itu.

Pasti ada sebuah alasan di baliknya, namun rasa benci yang sudah terlanjur menguasaiku pun buatku tak menghiraukan hal tersebut.

Dan setelah kejadian itu, rasa benciku pada Amane-kun menjadi sangat dalam.

Satu setengah tahun setelahnya, aku mendapatkan kalau Amane-kun juga bersekolah di SMA yang sama denganku.

Dan kami pun mulai lebih sering lagi berinteraksi, namun dengan rasa benci yang masih menyelimuti hatiku.

Serta, luka lama itu masih terus saja menghantuiku ketika berada di dekatnya.

* * *

[24 September — 2015]

[•] SMA Hoshizora

Bel pulang berbunyi, aku pun segera pergi keluar sekolah untuk pergi ke rumah Kamihara-san.

Sambil berjalan menuju gerbang, aku menatap layar ponselku dan mengetuk-ketuk layarnya dengan cepat.

[Kamihara-san] 📞

: Selamat sore, Kamihara-san. Saat ini aku sedang berjalan menuju rumahmu, tunggu aku ya!

: Ok, Yoshino-san!

"Tunggu aku ya, Kamihara-san. Aku pasti akan bertanya banyak hal padamu."

Setelah itu, aku menaruh ponselku kembali ke dalam sakuku.

Aku pun terus melangkahkan kakiku keluar sekolah dan berjalan menuju rumah Kamihara-san untuk menanyai alasannya tidak sekolah hari ini.

•Sekitar 20 menit kemudian...

[•] Kediaman Keluarga Kamihara

Saat sampai di rumahnya, aku langsung mengetuk pintu dan memanggilnya.

"Kamihara-san! ini aku, Yoshino-san!"

Beberapa saat kemudian, terdengar suara Kamihara-san dari dalam rumah.

"Tunggu dulu ya, Yoshino-san! aku sedang berjalan ke sana!"

Clak!

Tak lama kemudian setelah suara Kamihara-san terdengar, pintu rumah pun terbuka.

Kamihara-san mengintip dari balik pintu terlebih dahulu sebelum membukanya dengan lebar.

Apakah dia takut kalau aku membawa orang lain ke sini?!

Sambil tersenyum, Kamihara-san menyambutku di rumahnya.

"Selamat datang, Yoshino-san. Silakan masuk ke dalam, aku akan menjelaskannya padamu."

Bersambung....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!