Fuan, seorang jenderal perempuan legendaris di dunia modern, tewas dalam ledakan yang dirancang oleh orang kepercayaannya. Bukannya masuk akhirat, jiwanya terlempar ke dunia lain—dunia para kultivator. Ia bangkit dalam tubuh Fa Niangli, permaisuri yang dibenci, dijauhi, dan dihina karena tubuhnya gemuk dan tak berguna. Setelah diracun dan dibuang ke danau, tubuh Fa Niangli mati... dan saat itulah Fuan mengambil alih. Tapi yang tak diketahui semua orang—tubuh itu menyimpan kekuatan langit dan darah klan kuno! Dan Fuan tidak pernah tahu caranya kalah...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 hutan roh
Setelah cahaya suci memancar dari Batu Lonceng di Pegunungan Tujuh Petir, langit seperti bersuara. Panggilan Fa Niangli telah menyebar, menggugah jiwa-jiwa yang dahulu pernah bersumpah setia pada Sekte Langit Tertinggi.
Namun sebelum mereka datang, masih ada satu hal penting yang harus dilakukan—itulah pesan terakhir dari Xun Wu, penjaga batu pusaka itu.
“Warisan sekte ini tidak hanya satu. Pendiri kita menyebarkan warisan ke berbagai tempat… agar jika satu jatuh, yang lain tetap bisa bangkit. Salah satunya… terkubur di kedalaman Hutan Roh."
Dan begitulah, Fa Niangli, Mo Qingluan, Zhu Feng, dan Tong Lian kini menembus kabut Hutan Roh. Tempat yang konon dihuni oleh makhluk-makhluk roh penjaga warisan, dan hanya akan mengizinkan mereka yang benar-benar tulus untuk masuk.
Kabut hutan roh di luar Lembah Langit Tertinggi menebal sejak fajar. Fa Niangli dan ketiga muridnya bergerak perlahan, menyusuri jalan setapak yang sudah mulai dipenuhi akar hidup dan tanaman spiritual.
“Guru, tempat ini... agak menyeramkan ya,” gumam Tong Lian sambil mendekap sekarung makanan.
“Bukan menyeramkan,” sahut Mo Qingluan tenang. “Ini hutan yang dilindungi makhluk roh. Kalau niat kita jahat, mereka akan menyerang duluan.”
“Makanya aku peluk roti supaya niatku kelihatan baik,” jawab Tong Lian polos.
Zhu Feng tertawa kecil. “Itu bukan ‘niat baik’, itu kelihatan lapar.”
Fa Niangli, yang berjalan paling depan, tiba-tiba berhenti. Ia menatap rimbunnya pepohonan, lalu menyentuh batu kecil di pinggir jalur.
“Formasi di sini... kuno,” gumamnya pelan. “Ada sesuatu yang tersembunyi.”
Jebakan yang Terkunci Waktu
Zhu Feng maju, ingin membantu, tapi sebuah cahaya ungu menyambar dari sisi semak. Sebuah barrier memantul dan membuatnya terdorong ke belakang.
“Ada formasi pelindung aktif!” seru Zhu Feng.
Fa Niangli menyipitkan mata. Ia menoleh pada Mo Qingluan.
“Gunakan teknik pendeteksi rohmu.”
Mo Qingluan mengangguk dan menepuk kepala Xiao Kuai. Ayam itu menutup mata, lalu mendesis pelan—tiba-tiba formasi di sekitar mereka bersinar. Puluhan jalur energi spiritual mengalir membentuk pola pusaran.
“Ini bukan sekadar formasi pelindung,” bisik Fa Niangli. “Ini... makam hidup. Formasi yang mengunci waktu.”
Tong Lian langsung panik. “Guru! Kalau kita masuk... waktu kita terhenti?! Aku baru masak nasi setengah matang!”
Zhu Feng menahan tawa. “Prioritasmu aneh.”
Menembus Formasi
Dengan tangan kanan, Fa Niangli menggambar lambang dari simbol-simbol spiritual yang hanya bisa diaktifkan oleh garis keturunan pemimpin sekte kuno.
“Lingkaran waktu, gerbang para leluhur... izinkan aku, penerus sah, masuk dalam damai.”
Formasi bergemuruh. Udara bergetar. Lalu—retakan cahaya muncul.
Mereka masuk.
Di dalam formasi itu... bukan kuburan.
Tapi sebuah ruang terbuka penuh cahaya, seperti dimensi rahasia. Di tengahnya, berdiri sebuah patung batu naga setinggi pohon pinus. Di bawahnya, sebuah gulungan tua, berlapis segel emas.
"Pewaris Sekte Langit Tertinggi... akan menemukan jalan saat langit menuntunnya."
Mo Qingluan terdiam. “Tempat ini... rasanya hangat.”
Tong Lian melongo. “Aku... mau nangis. Tapi juga lapar.”
Zhu Feng perlahan mendekati gulungan itu. “Apa ini... teknik pusaka?”
Fa Niangli mengangguk. “Ini... warisan Pendiri Sekte Langit Tertinggi. Formasi Surga Empat Penjuru.”
Munculnya Ujian Spiritual
Saat Fa Niangli menyentuh gulungan, sebuah sosok bayangan cahaya muncul. Seorang lelaki tua berjubah putih berdiri di atas patung naga.
“Aku adalah Bai Xuanzhen, pendiri sekte ini. Jika kau ingin membawa warisanku, buktikan bahwa murid-muridmu layak... bukan hanya kuat, tapi bersatu.”
Tiba-tiba dimensi itu bergoyang. Tanah retak. Mereka semua terdorong ke arah arena ilusi.
Ujian: Simulasi Perpecahan
Mereka tiba-tiba saling terpisah.
Mo Qingluan melihat Tong Lian memukulnya dalam ilusi.
Zhu Feng melihat Mo Qingluan menertawakannya.
Tong Lian melihat dirinya dikhianati dan ditinggal Fa Niangli.
Tapi... ketiganya diam. Tidak menyerang.
“Ini bukan nyata,” ucap Mo Qingluan. “Xiao Kuai tidak mungkin mematuk Zhu Feng. Ia vegetarian.”
Tong Lian menangis. “Aku... percaya sama kalian.”
Zhu Feng menunduk. “Kalau aku harus dilukai, asal bukan oleh kalian... aku terima.”
Tiba-tiba semuanya pecah.
Ilusi runtuh.
Dan suara Bai Xuanzhen kembali bergema.
“Kalian lulus. Sekte yang dibangun atas dasar keluarga... akan tumbuh lebih kokoh daripada sekte yang dibangun atas nafsu kuasa.”
Kembali ke Dunia Nyata
Cahaya dari patung naga menyelimuti mereka. Gulungan pusaka kini berada di tangan Fa Niangli. Ia menatap murid-muridnya satu per satu.
“Kita punya warisan yang kuat... tapi itu hanya alat. Kalian adalah alasannya.”
Mereka tersenyum.
"Baiklah kita harus melanjutkan perjalanan lagi, karena kita masih harus menemukan warisan lainya" ujar Fa Niangli
"Baik guru" ujar mereka
...----------------...
Kabut di Hutan Roh semakin pekat. Langkah mereka semakin berat, seolah hawa dari dalam hutan menolak kedatangan mereka. Namun Fa Niangli tetap melangkah mantap, seolah sesuatu di dalam sana memanggilnya secara pribadi.
Di belakangnya, Tong Lian melambat sambil berbisik, “Aku rasa... kabut ini bukan biasa. Ayamku jadi diam sejak satu jam lalu.”
Mo Qingluan mengangguk khawatir. “Xiao Kuai tidak pernah diam kecuali dua hal: saat tidur... atau saat ada makhluk spiritual tingkat tinggi.”
Zhu Feng segera mencengkeram tongkat besarnya. “Aku merasakan aura... tapi bukan musuh. Ini seperti… ujian.”
Fa Niangli menatap jauh ke depan.
"Ini bukan sekadar hutan. Ini kuil alam, dan para penjaga warisan... menunggu kita."
---
Di tengah hutan, kabut mulai memudar. Mereka tiba di sebuah lapangan hijau luas dengan pohon raksasa menjulang ke langit, akar-akarnya membentuk lingkaran seperti panggung alami.
Empat bayangan muncul dari balik pohon.
Mereka adalah roh penjaga kuno—dulu adalah tetua pendiri Sekte Langit Tertinggi. Mereka bukan manusia seutuhnya lagi, tapi tidak juga sepenuhnya roh. Mereka berdiri seperti hantu cahaya yang tenang dan agung.
Yang pertama, seorang wanita bersayap burung phoenix menunduk hormat.
Yang kedua, lelaki besar dengan punggung naga.
Yang ketiga, kakek tua berjanggut awan.
Dan yang terakhir... seorang pemuda dengan satu mata tertutup dan tubuh separuh cahaya.
“Selamat datang, penerus Sekte Langit Tertinggi,” ucap mereka bersamaan.
---
Salah satu roh melangkah maju. Ia adalah sang pemuda bermata satu.
"Warisan ini bukan untuk yang terkuat. Tapi untuk yang berani menjaga. Maka ujian kami... adalah jiwa kalian."
Tiba-tiba, Fa Niangli dan ketiga muridnya dipisahkan oleh lapisan cahaya dan dibawa ke dalam ruang batin masing-masing.
💠 Tong Lian:
Ia terjebak dalam ilusi dapur terbakar, makanan gosong, semua orang menertawakannya. Tapi ia tetap memasak. Berkeringat, menangis, dan berkata:
"Aku tahu aku tidak sempurna. Tapi aku belajar. Dan kalau aku bisa membuat satu orang tersenyum dengan makananku... aku cukup."
Cahaya meledak dari tubuhnya. Ujian selesai.
💠 Zhu Feng:
Diuji untuk menyakiti musuh yang menyerang adik kecilnya dalam ilusi. Tapi ia memilih berdiri di depan dan berkata:
“Jika kekuatan ini harus melukai untuk disebut kuat, maka aku tidak mau jadi kuat.”
Roh naga di punggungnya bersinar. Ujian selesai.
💠 Mo Qingluan:
Dia harus memilih antara menyelamatkan Xiao Kuai atau seorang anak kecil. Ia menatap kedua-duanya... lalu meletakkan dirinya sebagai tameng di antara bahaya.
“Keduanya bernyawa. Keduanya pantas hidup
Dan dari tubuhnya muncul aura pelindung seperti selendang cahaya.
---
Fa Niangli dan Bayangan Lama
Fa Niangli masuk ke ilusi berbeda.
Ia kembali ke masa saat tubuh Fa Niangli yang lama dipermalukan, ditampar oleh Selir Han Ruo, dihina pelayan, dan diacuhkan oleh sang pangeran.
Namun kini, Fuan yang berada dalam tubuh itu... tersenyum.
Ia berdiri tegak, menatap bayangan masa lalu, dan berkata pelan:
"Terima kasih sudah menjatuhkanku... Karena aku tidak akan tahu bagaimana rasanya bangkit.
Ilusi runtuh.
---
Warisan Kedua Terbuka
Keempat roh penjaga menyatukan telapak tangan. Dari atas pohon utama, sebuah piringan cahaya perlahan turun—berisi:
Sebuah kitab teknik pelindung jiwa yang disebut Langit Tidak Tertidur
Sebuah cincin penyatu sekte
Dan satu kristal pemanggil roh besar, yang hanya bisa digunakan oleh penerus sah
“Ambillah... dan jagalah keluarga yang akan kau bangun.”
Fa Niangli menunduk hormat. “Aku tidak akan mengecewakan kalian.”
---
Namun saat mereka keluar dari hutan, Yuyu yang menjaga lembah menerima burung pesan spiritual.
Isinya hanya satu kalimat:
“Para pewaris palsu mulai bergerak. Sekte Langit Tertinggi... akan diuji.”
Bersambung