NovelToon NovelToon
INDIGO

INDIGO

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Mata Batin / Hantu / Tumbal
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lia Ap

Nadia ayu, seorang gadis yang bisa melihat 'mereka'

mereka yang biasa kalian sebut hantu, setan, jin, mahluk halus atau lain sebagai nya.


suara dari mereka, sentuhan bahkan hembusan nafas mereka, bisa di rasakan dengan jelas. Sejak mengalami kecelakaan itu, mengubah cara pandangannya terhadap dunia..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lia Ap, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Akhir tragis

Pagi pagi sekali tante ami dan suaminya tiba setelah wita menelpon nya semalam. Kami berkumpul di ruang tamu, ku lihat ia memeluk oma sambil menangis. Wita juga di samping ku menangis, ku usap bahu nya pelan.

Kami segara berangkat menuju rumah duka. Saat sampai disana, aku diam terpaku menatap rumah tiga lantai yang menjulang tinggi

Kesan pertama ku adalah mewah dan horor. Setiap jendela dari rumah ini di jaga oleh satu sosok yang berdiri seolah menantang siapapun yang ingin datang

Badannya di penuhi bulu seperti genderuwo tapi berwarna merah dengan taring menjulang dan mata merah. Beberapa ada sosok kera hitam yang tak kalah besar ukurannya

Badanku bergetar dengan keringat dingin memenuhi dahi. Ternyata tidak hanya satu atau dua sosok iblis peliharaan nya. Aku memagari diriku sebelum melangkah masuk

~masuk kandang iblis ini mah~ batin ku

Jasad pakde amal sangat mengenaskan, badannya gosong. Aku tidak tau apa beliau meninggal sebagai ganti tumbal yang gagal atau memang sudah takdir.

Ramai orang berdatangan, bau khas kapur barus tercium pekat dari dalam rumah. Aku tak tahan lama lama berada di dalam rumah, ku putuskan untuk duduk di luar bersama ibu ibu yang lain.

"Namanya juga pesugihan ya gitu bu"

"Wajar sih meninggalnya begitu"

"Tragis ya"

"Buta harta, kasian ya"

"Pasti pak akmal jadi tumbal dari perbuatannya sendiri"

Bisik bisik terdengar dari ibu ibu di belakangku, aku menoleh. Mereka menatapku heran, aku tersenyum saja. Salah satu dari mereka menggeser kursinya mendekat padaku

"Mba dari mana? Kayanya bukan orang kampung sini ya?" Tanyanya

"Iya bu, saya kerabat jauhnya oma" jawabku seadanya

"Ohh pantes saya baru liat"

Tak lama jasad almarhum di mandikan, bau susuk menyeruak, bisik bisik negatif makin terdengar jelas. Ku tutup hidungku dengan hijab yang ku pakai, beberapa orang bahkan muntah ketika akan memandikan beliau

Akhirnya ustad malik turun tangan, beliau membaca beberapa ayat suci Al-Quran lalu mengguyur tubuh pakde Akmal dengan air kembang. Bau busuk hilang seketika.

Wita menghampiriku, ku peluk dia.

"Gue gak nyangka, Nad. Pakde akmal..." Wita tak sanggup meneruskan ucapannya. Ku usap bahu nya pelan

"Sabar ya, kita doain aja semoga pakde di ampuni dosanya" ucapku

Saat rombongan pengantar jenazah itu pergi, kami kembali masuk ke dalam. Kepala ku berdenyut sakit sekali. Hawa panas terasa sesak.

"Gue pulang duluan ya, kepala gue sakit banget disini" ucapku pada wita. Dia menatapku

"Yakin lo di rumah sendirian?" Tanya nya. Aku mengangguk yakin saja, kepalaku rasanya mau pecah

"Tunggu bang Yudi aja, biar di anter. Semalem gue udah ngabarin Gilang juga, mungkin bentar lagi dia sampe sini"

"Ah, ga usah, kelamaan. Gue jalan aja" aku lalu beranjak keluar.

Tepat saat aku keluar mataku menatap ke arah bekas pemandian jenazah. Sosok kera hitam itu langsung menjilati bekas air bunga yang menggenang di tanah

~Astagfirullah~ gumamku

Ku amati sosok itu hingga tiba tiba ia menoleh padaku, ternyata mukanya seperti manusia. Aku melotot kaget lalu mundur seolah tidak melihat mahluk itu. Bergegas aku pergi.

Selesai mandi dan mencuci baju wita. Ya baju wita yang ku pakai, karena aku tidak membawa baju gamis

DUG... DUG...DUG....

Aku diam mendengar suara dentuman itu lagi. Duh, kenapa mesti sekarang saat aku dirumah sendirian. Pelan pelan aku jalan mengintip dari jendela pintu belakang.

Sosok Pakde amal berdiri di depan pintu membenturkan kepalanya dengan bentuk pocong. Aku melotot

DUG...DUG...DUG...

~Ya Allah, apa lagi ini~ batinku

Aku berlari menuju pintu depan, sosok pakde akmal menembus pintu dan mengejar ku, Wajahnya di penuhi belatung dan gosong. Bau busuk menyeruak ke seluruh ruangan.

"MATI...!!!"

"MATI..!!"

ia melotot melihatku, tanganku gemetar membuka kunci pintu depan berkali kali. Tapi nihil, pintu tidak bisa terbuka. Sosok pakde akmal menyeringai, jarak kami hanya beberapa langkah

"TOLONGGG...!!!" Teriak ku. Ku pukul pintu berkali kali.

"TOLONG hiks.."

"TOLONG..SIAPAPUN TOLONG BUKAIN" aku menangis histeris bersimpuh di pintu

DUG.. DUG.. DUG..

"Nadia...!!!" Samar samar ku dengar suara seseorang dari luar

"NAD, NADIA KAMU DI DALEM..!!" Gedoran pintu semakin terdengar jelas aku segera berlari ke jendela. Kak Joan, Gilang, bang Yudi dan wita berada di teras. Aku semakin histeris

"KAK TOLONGIN AKU, BANG TOLONG, WIT TOLONGGG...!!" ku panggil mereka semua. Wita melotot melihatku

"ASTAGHFIRULLAH, PAKDE AKMAL!!" pekik nya. Aku menoleh, sosok itu berdiri tepat di belakangku, mencoba mendekatkan wajahnya ke wajahku hingga

BRAAAKKKK...

Pintu depan di dobrak oleh kak Joan, sosok pakde akmal menghilang seketika. Kak joan berlari memelukku di ikuti yang lain.

"Nadia..!!" Aku menangis di pelukan kak Joan

"Astaghfirullah, Nad..! Lo gak apa apa?" Panik wita, aku masih sesenggukan mencoba menenangkan diri

"Pak-pakde... pakde akmal.." ucapku terbata bata

"It's oke, don't worry. Aku di sini" kak Joan menenangkan ku

"Gila ya tuh orang, udah mati juga masih aja bikin masalah" ucap bang Yudi tersulut emosi bahkan kedua tangannya terkepal erat

Kami berlima duduk di ruang tamu menenangkan diri, wita mengambil air minum di temani gilang. Dia juga merasa takut karena melihat sosok pakde akmal dengan bentuk pocongnya

"Minum dulu nad, tenangin diri lo" ku raih gelas yang wita sodorkan lalu minum hingga tandas. Kak joan dengan telaten mengelap keringat di dahi ku

"Sayang kamu bersih-bersih dulu sana, bawa baju ganti kan?" Ucap wita. Gilang mengangguk. Ternyata mereka baru saja melayat

1
Afiq Danial Mohamad Azmir
Wahhh!!
Alexander
Nggak kebayang ada kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!