Cassia adalah seorang gadis periang & cantik, ia disayang oleh semua orang sampai-sampai tak ada rasa sedih & sepi yang pernah hinggap dihatinya..
Sampai suatu ketika matanya tidak dapat melihat, dosa apa yang Ia lakukan sampai mendapatkan cobaan terberat dihidupnya..
Akankah Ia dapat melihat lagi & dapatkah Ia menerima cobaan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chiaro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Keesokan harinya saat aku bangun aku merasa mataku sudah tidak perih lagi, kupikir memang mungkin aku kelelahan.
Akhirnya aku memutuskan untuk pergi kuliah, kulihat Casen sedang dipinggir jalan memarkirkan motornya.
"Pak Idin tolong kepinggir Pak, itu ada teman aku pikir dia sedang kesulitan". Ucapku pada Pak Idin
"Baik Nona". Jawab Pak Idin
Segera setelah mobil berhenti di pinggir jalan, aku turun untuk menghampiri Casen.
"Casen apa yang kamu lakukan disini?" Tanyaku
"Motorku mogok!" Jawab Casen sambil menengadah kepadaku.
"Kau sedang apa disini Cassia?". Tanya Casen heran
"Aku melihatmu dan aku meminta Pak Idin untuk menepikan mobilnya". Jawabku sambil melihat Casen mengotak atik motornya.
"Kamu mau ke kampus? Kalau iya bareng aku aja biar Pak Idin yang mengurus motormu". Tanyaku karena aku juga sudah hampir telat masuk kampus.
"Aku tak enak, masa aku menyuruh orang tua untuk mengurus motorku! Terima kasih biar aku urus sendiri!" Jawabnya.
"Tidak apa-apa tuan!" tiba-tiba Pak Idin berada di samping kami.
"Astaga Pak beneran tidak apa-apa dan jangan panggil saya tuan! Jawab Casen.
"Pergilah nona dan teman nona, biar saya yang mengurus motornya, nanti nona terlambat!". Ucap Pak Idin.
"Baiklah Pak kalau begitu saya minta tolong!" Jawabku, lalu akupun menarik tangan Casen agar segera masuk ke mobil karena kalau tidak aku akan terlambat masuk kelas.
"Pak maafkan saya merepotkan Bapak yah..." Ucap Casen sambil bergerak masuk ke dalam mobil.
Akhirnya aku menyetir mobilku sendiri ke arah kampus dan meninggalkan Pak Idin dengan motor Casen.
"Waduh parah banget kamu, aku ga enak lho sama Bapak tadi!" Ucap Casen yang sudah berada di dalam mobil sambil melihat ke arahku.
"Uda ga apa-apa tenang aja, kamu kan temanku, mana tega aku lihat kamu sedang kesusahan terus aku tinggalin kamu padahal kamu mau masuk kuliah juga". Ucapku sambil tersenyum ke arah Casen.
"Ok kalau gitu makasih yah, soal gitarku ga perlu kamu ganti sebagai gantinya tetaplah jadi temanku". Jawab Casen dengan lembut
"Mengganti gitarmu adalah kewajibanku karena aku sudah merusaknya, tapi kalau masalah pertemanan, selama aku nyaman sama kamu aku ga masalah". Ucapku sambil fokus menyetir
Sebelum mobil masuk ke dalam area kampus tiba-tiba Casen menyuruhku untuk menurunkannya di halte terdekat, aku pun sangat heran.
"Cas, turunin aku di halte depan itu yah!" Ucap Casen sambil bersiap2 memakai tasnya.
"Lho gak diparkiran kampus aja kamu turunnya, kenapa harus turun disini?" Ucapku heran
"Aku disini aja karena aku ada perlu dulu disekitar sini, makasih yah buat tumpangan dan bantuannya!" Ucapnya
Sebelum aku menjawab, Casen sudah keluar terlebih dahulu dan kulihat dia menengok kanan dan kiri seperti takut dilihat seseorang, tapi aku pikir mungkin itu hanya pikiranku saja.
Setelah masuk kampus dan mobil terparkir sempurna, akupun keluar dari mobil dan menuju kelasku.
Kulihat Claudia sedang berjalan sendiri, lalu aku mengagetkanya dengan merangkulnya dari belakang.
"Kau memang sudah lupa yah kepadaku!" Ucapku.
"Hai Cas....." Ucap Claudia langsung memelukku
"Sorry, aku memang sangat sibuk akhir-akhir ini, bagaimana keadaanmu?" Tanya Claudia
"Aku baik, oh ya aku mau bertanya sesuatu padamu, apakah kamu mengambil cincin berlianku?" Tanyaku to the point
"Oh itu, iya katamu aku boleh memilih barangmu yang aku suka, karena aku suka cincin ini jadinya kuambil, apakah kamu keberatan?" Tanya Claudia yang kelihatan mukanya benar-benar tidak suka seakan aku menuduhnya mengambil tanpa ijin.
"Tapi Claudia, cincin itu sangat spesial karena pemberian papaku, seharusnya kamu tahu itu dan kamu bisa mengambil yang lain!" Ucapku kesal karena jelas-jelas Claudia tahu itu dari papaku kenapa harus dia tetap mengambilnya.
"Ya sudah kalau kamu ga tulus memberikan barangmu, kamu bilang aja!" Ucap Claudia sambil mencopot cincin yang melingkar di jari manisnya.
"Terima kasih Claudia kamu mau mengembalikannya, kamu jangan marah, jika kamu suka cincin berlian aku akan membelikan satu untukmu". Ucapku sambil meredakan amarahnya.
"Hey seakan-akan aku tidak mampu membeli sebuah cincin berlian, ok ok maafkan aku, karena aku begitu tertarik dengan cincin itu jadi aku tidak memikirkan mu!" Jawabnya lalu dia merangkulku.
"Cas, kamu siang ini ada kelas? Makan siang denganku yuk?" Tanya Claudia
"Siang ini aku gak ada kelas kamu makan dimana?". Tanyaku senang karena aku punya teman untuk makan siang
"Kamu tahu ada resto steak disekitar sini yang baru buka, gimana kalau disana aja kita coba, kamu mau gak?" Ucap Claudia terlihat antusias
"Aku oke aja, ya sudah nanti kita janjian disana jam 1 siang yah". Jawabku
Lalu kami pun berpisah karena memang jurusan kuliah kami berbeda, lalu aku pergi ke arah kelasku berada.
Kelas akhirnya berakhir, saatnya aku pergi kearah resto yang sudah diberikan alamatnya oleh Claudia
"Cas aku disini!" Claudia setengah teriak kearahku sambil melambaikan tangannya.
Lalu aku menuju ke arahnya.
"Claudia, kamu uda lama nunggu?"
"Aku baru datang, oh iya kamu mau pesan apa?"
"Aku pesan salad, kentang & juice strawberry"
Lalu tiba-tiba ada yang menepuk pundakku, kulihat ternyata Dion.
"Hai cantik loe lagi makan bareng temen loe?" Tanyanya.
"Hai Dion, gak nyangka ketemu kamu disini. Iya ini temanku, kenalin namanya Claudia"
"Halo Claudia". Claudia pun mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Dion
"Dion". Dion pun tersenyum kearah Claudia setelah ia menyebutkan namanya.
"Kamu mau makan Dion, join bareng kami saja!" aku menawarkan Dion untuk bergabung daripada Ia makan sendirian.
"Gak ganggu loe berdua nih?" Tanya Dion
"Gak tenang aja, kamu mau pesen apa?" Tanyaku lalu aku sambil memanggil pelayan
"Gua mau wagyu steak rare aja". Jawab Dion
Setelah itu aku memesankan makanan kamipun mengobrol.
Tampak Claudia lebih diam, dia hanya sibuk memainkan hpnya.
"Claudia kamu ngobrol dong jangan main hp terus". Tergurku.
"Oh sorry ini aku sambil kerjain urusan kuliah aku". Jawabnya
Akhirnya setelah kami makan, aku pun berinisiatif langsung membayar semua makanan kami.
"Aku mau bayar dulu yah dan biar semua aku yang bayar". Ucapku kepada Dion dan Claudia
"Ok thanks Cas". jawab Claudia.
"Thank you cantik" jawab Dion kepadaku.
Akupun segera ke arah kasir untuk membayar makanan yang sudah kamu pesan.
Sambil menunggu kasir menghitung jumlah makanan yang kami makan, aku tidak sengaja melihat ke arah Claudia dan Dion, dan kulihat mereka sedang bertatapan dengan sangat mesra, tapi aku langsung menepisnya, apa karena aku merasa cemburu jadi aku berkhayal, pikirku.