“Barang siapa melancarkan rezeki orang lain, rezekinya juga akan dilancarkan. Dan barang siapa menghambat rezeki orang lain, rezekinya pun juga akan dihambat sampai tujuh turunan.”
***
Rahayu Tejo, mandor proyek perempuan telah menandatangani kontrak kerja untuk tugas melanjutkan suatu proyek perumahan yang telah mangkrak selama bertahun tahun.
Rahayu Tejo tidak tahu jika ternyata proyek perumahan itu telah memakan banyak korban pekerja proyek. Maka akhirnya proyek itu mangkrak karena orang orang tidak mau bekerja di proyek itu.
Ada misteri apa di proyek itu, hingga telah memakan banyak korban? Apa karena ada satu pohon yang konon ceritanya sangat angker di lokasi proyek itu atau ada hal lain?
Apa Rahayu Tejo mampu melanjutkan proyek yang telah memakan banyak korban dan banyak dihuni hantu itu? Atau dia justru menjadi korban?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 11.
Yayuk tersenyum menatap beberapa perempuan di depan warung itu.
“Iya Bu, saya dan suami saya tadi malam tidur di salah satu kavling rumah.” Ucap Yayuk sambil memilih milih sayuran.
“Diajak kenalan sama penunggu pohon duwet itu tidak Bu?” tanya salah satu perempuan di depan warung itu.
“Siapa ya Bu penunggu pohon duwet. Saya baru kenalan sama keluarga Pak Kadus dan Mbah Seno. Apa Mbah Seno penunggu pohon duwet itu.” Ucap Yayuk pura pura tidak tahu.
“Wah.. apa Mbah Seno tidak cerita Bu. Di pohon duwet itu kan ada penunggu yang tinggi besar hitam dan berbulu bulu lebat.. hiiii... itu Bu...hiii.. ati ati Bu.. bisa bisa sampeyan digeerayangi.. hiiiii...” ucap salah satu perempuan sambil memperagakan, kedua tangannya meraba raba tubuh seorang pembeli yang bertubuh montok dan sintal.
“Itu Bu Om wowo.. yang nama panjangnya Wowo Jenderuwo.. “ ucap seorang pembeli lainnya sambil memilih milih buah buahan.
“Hiiiii.. aku cuma mendengar di sini saja merinding njegrik.. Itu Mbak Sumi yang dulu pernah kerja di sana dan pernah tertidur saat istirahat siang digeerayangi Om Wowo toh Mbak?” ucap salah satu ibu yang cantik dan memakai banyak perhiasan di tubuhnya. Dia menoleh ke arah salah satu perempuan yang tubuhnya montok, semok, sintal memakai daster saja.
“Iya Bu, hiii.. aku tertidur habis makan siang karena capek banget. Aku bermimpi Pak Kadus yang menggeerayangi kakiku. Saat tangannya sampai paaha.. aku terbangun hiii... serem tangan besar hitam berbulu yang aku lihat sekelebat .. “ ucap perempuan berdaster bertubuh semok dan sintal, yang bernama Suminah itu.
Yayuk yang mendengar membulat kedua matanya. Tidak menyangka penunggu pohon duwet itu sampai menggerayangi tubuh perempuan.
“Terus ada lagi Mbak Kunti Bu.” Ucap salah satu pembeli lainnya lagi.
“Kalau Mbak Kunti itu muncul setelah Yatmi gantung diri di situ.” Ucap Suminah sambil menatap Yayuk .
“Apa Yatmi itu dulu yang bekerja di proyek itu ya Bu? Dia kan hanya sebentar kerja di proyek itu?” tanya Yayuk.
“Sampeyan tahu ya kalau Yatmi dulu kerja di proyek itu?” ucap beberapa perempuan pembeli di warung sembako terlengkap di dusun itu.
“Iya Bu, saya baca daftar karyawan ada nama Yatmi.” Ucap Yayuk
“Benar Bu, Yatmi yang kerja di proyek itu yang gantung diri di pohon duwet itu.” Ucap Suminah
“Kenapa dia gantung diri Bu?” tanya Yayuk menggali informasi.
“Dia hamil Bu, tapi pacarnya tidak mau tanggung jawab.. “ ucap perempuan yang cantik
“Ooo kasihan tapi kok pendek pikirannya ya.. kok mengakhiri hidup dengan gantung diri. Kesenangan pacar nya..” gumam Yayuk.
“Cerita Yatmi itu panjang Bu. Kasihan Yatmi itu sebenarnya, makanya dia masih gentayangan belum tenang di alam baka..” ucap penjual warung itu ikut nimbrung. Biar pembeli semakin lama berada di warungnya dan semakin banyak dagangan nya laku dibelinya.
“Lha kenapa Bu? Di mana rumah Yatmi?” tanya Yayuk penasaran.
“Rumah Yatmi dekat jembatan itu Bu.. Kalau dari sini sebelum jembatan. Saat polisi menurunkan tubuh Yatmi yang tergantung di pohon duwet itu. Terus dibawa ke rumah sakit untuk diautopsi. Tetapi ternyata Yatmi itu sudah dibunuh sebelumnya. Dan tubuhnya digantung di pohon duwet itu.” Ucap perempuan cantik yang memakai banyak perhiasan.
“Astaghfirullahaladzim kejam sekali orang itu. Siapa yang membunuhnya Bu?” ucap Yayuk semakin penasaran dengan kisah tragis Yatmi.
“Ya pacarnya itu Bu. Tarno namanya tapi sekarang dia sudah dipenjara.” Ucap seorang perempuan lainnya.
“Ngomongin Yatmi dan penunggu pohon duwet itu panjang Bu, saya mau pulang. Mau masak keburu ayah nya anak anak berangkat kerja. Bisa bisa saya digantung macam Yatmi.” Ucap perempuan cantik yang memakai banyak perhiasan itu. Dan dia segera melangkah pergi sambil membawa dua kantong plastik besar belanjaannya.
Yayuk sejenak teringat akan nama Tarno. Yayuk pernah membaca nama itu juga ada di daftar karyawan proyek mangkrak itu.
“Apa Tarno juga bekerja di proyek mangkrak itu Bu Sumi?” tanya Yayuk sambil menatap Suminah yang sudah meringkasi mengangkat kantong plastik besar belanjaannya.
“Iya Bu, mereka memang ketemu dan saling suka di proyek itu. Dan setelah mereka pacaran. Tarno menyuruh Yatmi keluar dari kerja di proyek, karena banyak karyawan yang juga suka pada Yatmi. Yatmi memang cantik Bu. Kulit kuning langsat, wajah ayu manis.. Bu... hmmm Kasihan nasib Yatmi Bu.. “ ucap Sumi lalu melangkah sambil membawa dua kantong plastik besar belanjaannya.
“Sudah ya Bu saya juga mau pulang. Nanti saya kena marah juragan kalau tidak pulang pulang.” Ucap Sumi yang kini kerja sebagai asisten rumah tangga di salah satu komplek perumahan yang ada di dusun itu.
Di lokasi dusun dan lebih luasnya di lokasi desa itu memang ada beberapa komplek komplek perumahan. Ada yang sudah full penghuni ada yang masih kosong dan ada juga yang mangkrak. Yayuk masih menggali informasi dari orang orang yang ada di warung itu.
Nomor Hand phone Tarno pun juga dia chat, ditawari kerja lagi di proyek itu. Terkirim akan tetapi tidak ada balasan.
Sementara itu, di lokasi proyek mangkrak. Mbah Seno dan Respati setelah minum kopi dan makan roti. Langsung melangkah menuju ke kamar yang digunakan untuk gudang.
CEKLEK
Mbah Seno membuka kunci pintu kamar itu. Pintu dibuka lebar lebar oleh Mbah Seno. Cahaya dari luar masuk ke dalam kamar lewat pintu, ventilasi di atas pintu.
“Masih rapi Pak, sama seperti kemarin.” Gumam Mbah Seno saat melihat ke dalam kamar.
“Lah kata istriku kok ada suara suara macam benda benda jatuh Mbah...malah dikira kaca kaca ini juga jatuh.” Ucap Respati yang ikut melangkah masuk ke dalam kamar itu.
“Tidak ada bau tikus Pak, tidak ada juga bau kotoran tikus.” Ucap Mbah Seno sambil mengambil sapu dan membersihkan lantai kamar itu lagi.
“Sampeyan menghubungi PLN saja biar instalasi di kamar ini dibetulkan. Anak saya yang tahu listrik sudah mencoba membetulkan tapi nyala sebentar mati lagi. Atau sampeyan untuk sementara beli lampu emergensi Pak..” ucap Mbah Seno.
“Lha suara apa yang didengar istri saya Mbah. Tadi malam itu memang banyak suara suara Mbah. Saya juga mendengar suara seorang perempuan menangis Mbah..” ucap Respati tampak bingung, heran dan takut.
“Saya sampai tersandung dan jatuh.. sakit ini kaki saya..” ucap Respati lagi.
“Itu mungkin Yatmi Pak yang nangis.. Dia masih penasaran belum dapat tempat dan belum iklas akan kematiannya mungkin..” gumam Mbah Seno.
Bulu kuduk mereka pun kembali meremang saat membicarakan Yatmi.. dan sesaat kedua nya terlonjak kaget saat mendengar suara..
Respati benar benar sampai njondil (meloncat tubuhnya) karena begitu kagetnya.
....... bersambung.. lanjut tidak ini? Kok banyak yang tidak lanjut baca ya?
Btw.. Selamat Hari Raya Idul Adha ya.. 🙏🙏🙏🙏🙏🙏♥️♥️♥️♥️♥️♥️🐐🐏🐂🐄🐃
ini yayuk is the best yaaa
lanjt yuk biar semua terungkap
dann ohhh whattr.. blnjane jlimiet
wissss jannn tliti amat apa sih yg mau di jlimetin palg harga cabe naik lagi g jd harga tomat melambung g jadi
harga kacang panjang melambung ambil lain lagi 🤣🤣🤣🤣🤦