MENIKAH DENGAN SANG DADDY

"Max gawat, markas kita di serang" Jim berucap dengan nada panik." Michael sudah pergi duluan Max" Lanjut Jim lagi. Asisten kedua Max. Jim ini memang tidak akan sopan kepada Max walaupun umur Max lebih tua dari pada nya.

Max mengepalkan tangan nya mendengar kabar dari Jim. Max langsung bergegas mengambil dua senjata api lalu menyelinapkan nya di balik Jas nya.

Berani sekali orang itu mengusiknya? orang ini benar-benar membuat nya murka.

Saat di perjalanan, ada tiga mobil mengikuti mereka dari belakang. Max langsung berdecak dengan kesal. Siapa orang yang ingin bermain-main dengan nya hah?

Dor Dor Dor

Tiga tembakan dilesetkan untuk nya. Hal itu membuat salah satu ban nya langsung meledak sehingga mobil menjadi oleng.

Max mengumpat kasar.

Dor

Max langsung membalas dengan menembak ban mobil salah satu dari mereka, dan yup hanya sekali tembakan langsung kena.

Dor

Dor

Ketika mobil itu langsung oleng secara bersamaan hingga mereka saling menabrak satu sama lain.

Hingga tak lama beberapa pengawal langsung datang ke lokasi dan mengamankan orang yang telah mengusik Max.

Max membiarkan nya saja. Lalu mereka berganti mobil menuju ke markas.

"Sialan, ini benar-benar mengusik ku" geram Max dengan membuka salah satu kancing kemeja nya.

Di tempat lain, Bella kini sedang berhadapan dengan Charles. Bella tak berani menatap pria paru baya itu. Tatapan nya begitu tajam meneliti Bella.

Bella bahkan sudah berkeringat dingin.

"Arabella Humairah" Charles memanggil namanya. Membuat ia tambah gemetaran.

"Aku ingin bicara dengan mu" Suara dingin itu seperti menusuk jantung Bella.

"A-apa yang ingin opa katakan sama Bella" kentara sekali ketakutan Bella terlihat. Charles memandang Bella amat tajam tanpa mau mengalihkan pandangan nya sedikit pun.

"Apa kamu akan terus bersama putra ku nak?" Charles berkata dengan lembut sehingga Bella langsung menatap nya. Dirinya sangat jarang bertemu dengan Charles, mungkin hanya beberapa kali. Itu pun dirinya bertemu tiga tahun yang lalu dan tidak pernah berbicara satu sama lain.

"Ti-tidak opa, Bella sebentar lagi akan lulus" Jawab Bella.

"Kamu tahukan kalau kamu cuma anak angkat putraku? Bukan aku ingin menggurui mu tapi tidak kasihan kah kamu kepada putraku. Putra lu tidak menikah di usia nya yang sudah terbilang cukup matang. Kamu tahu karena apa? karena kamu." Jelas Charles menjelaskan kepada Bella. Charles tahu bahwa Bella berhati lembut dan tidak tegaan jadi ia memanfaatkan momen ini.

"Bukan karena kami tidak menyukai mu, tapi karena kamu...." Charles tidak melanjutkan ucapannya.

Bella berpikir, apakah memang seburuk itu dirinya. Ia sadar betul memang sudah sangat banyak merepotkan Daddy angkat nya. Beberapa kali juga pria itu terluka akibat melindunginya.

"Kamu tidak akan sanggup berada di sisi putraku. Jika kamu benar-benar punya hati nurani, tolong tinggal kan putraku. Putraku butuh kebahagiaan juga."

"Maaf opa" Hanya itu yang bisa Bella ucapkan.

"Kalau kamu mau aku akan membantu mu pergi dari kehidupan anak ku"

Bella langsung berpikir langkah apa yang harus ia lakukan sekarang. Apakah ia harus bertahan disisi Max atau harus pergi meninggalkan Max.

Bella masih berpikiran polos, yang ia tahu hanya berbuat baik tanpa ada yang merasa tersakiti. Ia lebih rela sakit dari pada orang lain.

"Bella setuju opa" jawab Bella. Mungkin ini adalah keputusan yang tepat ia rasa. Dirinya pun tidak bisa terus-terusan merepotkan sang Daddy angkat.

Charles tersenyum misterius melihat jawaban Bella yang begitu memuaskan baginya. Anak ini benar-benar polos. Sangat mudah di pengaruhi.

Dor...

"Ahkkkk...." Max beriak saat tembakan melesat bahu nya. Bukan karena ia kesakitan tapi tiba-tiba dada nya sakit dengan bercampur cemas.

"Tuan!" Michael langsung menghampiri tuannya.

Dor...

Jim langsung menembak balik orang itu, lalu menghampiri Michael dan Max.

Markasnya hangus tak terisa beserta dengan barang-barang nya. Walaupun banyak kerugian yang di alami, ini sudah beruntung karena ini hanya markas cabang.

"Urus sisa nya Michael" Michael mengangguk kan kepalanya. Jim lalu membawa tuannya segera pulang.

Perasaan nya begitu cemas, tapi ia tidak tahu itu apa. Sungguh Max tidak tenang dengan perasaan saat ini dan tujuan nya hanya satu yaitu pulang.

"Apa ini?" Max langsung terkejut melihat anak buah nya tumbang semua. Pikiran nya langsung tertuju kepada wanita nya. Begitu pun dengan Jim juga terkejut.

"Ara!" Max langsung berlari masuk kedalam.

"Ara- Ara" Panggil Max menelusuri semua ruangan. Tapi nihil wanita itu tidak terlihat.

"Sial! sial!" maki Max dengan berteriak.

Bahkan tidak ada satu pun yang tersisa anak buah nya yang hidup. Tepat nya semua anak buahnya di beri obat tidur karena tidak ada tanda tanda peperangan disini.

PRANGG....PRANGG....

Max mengamuk membanting semua barang tidak memperdulikan bahwa lengan nya masih terisi peluru.

"Siapa yang berani menculik Bella" Max seperti orang kesetenan dengan melempar barang yang berada di dekat nya hingga hancur berkeping-keping tak terisa.

"Jim! cepat lacak keberadaan Bella. Aku ingin Bella harus di temukan sekarang juga"

"Max!"

Nafas Max memburu. Tangan nya pun penuh dengan darah akibat dari lukanya.

Semua ini hanya pengalihan saja rupanya. Dibalik markas yang terbakar ada yang lebih mengerikan di balik nya, yaitu menculik Bella, kehidupan nya. Musuh nya benar-benar tahu dimana letak kelemahan nya.

"BELLA..." Teriak Max dengan sekuat kuat nya. Prustasi yang melanda dirasakan oleh Max.

Max menangis dengan sambil nya tubuh nya luruh ke bawah.

"Cepat Jim, kerahkan anak buah mu menemukan Bella dengan cepat" Jim terdiam tapi langsung pergi meninggalkan Max sendirian.

"Sayang maafkan aku hiks...hiks.." Max tidak pernah mengeluarkan air matanya selama ini. Tapi hatinya lebih hancur saat melihat Bella telah benar-benar di culik. Sangat sakit sekali.

Padahal mereka baru merenggut manis madu saat sore tadi. Lalu malam nya Bella telah di culik. Max menjambak rambutnya dengan kuat lalu memukul dadanya yang terasa sakit.

Brukkkkk....

Max langsung ambruk terjatuh, tapi samar-samar Max melihat Jim datang berlari kepada nya hingga Max benar-benar kehilangan kesadaran nya.